Prolog

16.3K 506 0
                                    

"Ma! Ayo jemput papa ke kantor! Kita makan siang bareng ma!" Kata seorang anak perempuan kecil.

"Iya sayang sebentar ya, mama lagi siapin papa makan siang. Nanti kita makan siangnya di kantor papa aja ya," jawab mamanya dengan nada yang sabar sambil tersenyum lembut.

"Oke deh ma!" Jawab anak kecil itu lalu iya duduk diam di meja makan sambil memperhatikan mamanya yang sedang menyiapkan makanan.

"Yuk sayang kita berangkat." Kata mamanya sambil menggandeng anak kecil itu. Anak kecil itu mengangguk dan mengikuti langkah ibunya menuju mobil pribadi mereka.

"Pak Mul, tolong antarkan kita ke kantor bapak ya." Kata ibu itu.

"Iya bu." Jawab supir keluarga tersebut. Selama perjalanan percakapan antara anak dan ibu itu tidak pernah berhenti. Sang anak menceritakan kejadian di sekolahnya dan si Ibu menanggapi dengan antusias. Tidak terasa mereka sudah sampai di kantor Gavrila Comp. Kantor terbesar di Indonesia, dan terbesar ke 2 di Asia. Saat memasuki kantor tersebut, semua orang hormat kepada mereka, Ibu yang membawa anak tersebut tersenyum ramah kepada mereka semua. Ibu dan anak itu masuk ke lift khusus direktur dan menuju ke lantai 30 dimana ruang CEO berada.

Si ibu melewati meja sekretaris, hanya saja orangnya tidak ada di tempatnya.

"Ayo ma jalannya cepetan!" Kata anak kecil itu, ibunya hanya tersenyum kemudian berjalan lebih cepat.

'tok tok tok'

Tidak ada yang menyahut. Si ibu memberanikan diri untuk membuka pintu ruangan milik suaminya itu.

Tubuhnya membeku. Bisikan dari anaknya menyadarkan dirinya,

"mama, papa lagi ngapain sama tante Sandra?" Lalu si ibu langsung menutup mata anaknya itu dan ia berkata dengan suara yang sangat tenang.

"Permisi, bisakah saya bertemu Bapak Arnold Gavrila yang terhormat?" Mendengar suara yang sangat tenang dan dingin itu mereka menghentikan kegiatan menjijikkan mereka.

"Celia," gumam laki-laki yang di panggil Arnold itu, seperti tersadar ia menyentakkan Sandra-sekretarisnya-kasar.

"Aku bisa menjelaskan semuanya Cel," kata laki-laki itu segera bangkit dari sofanya dan berjalan menuju Celia dan anak mereka, Dea.

"Stop! Jangan mendekat!" Pekik Celia.

"Ma, sebenarnya apa yang terjadi? Tangan mama terus menutupi mataku!" Ujar gadis kecil yang tengah di gendong oleh Celia.

"Tidak terjadi apa-apa sayang." Kata sang ibu menenangkan, padahal hatinya sendiri tidak tenang, dan seperti ada belati yang menusuk ulu hatinya.

"Saya kecewa dengan anda Bapak Arnold, terlebih kepada anda Sandra Devita, anda adalah sahabat saya tetapi anda menghancurkan kepercayaan saya. Lebih baik kita bercerai saja, saya tunggu surat cerai dari anda bapak Arnold!" Kata Celia dengan nada bergetar kemudian ia menurunkan anaknya dari gendongannya lalu berlari menuju lift.

"Celia! Cel tunggu! Kamu jangan salah paham!" Kata Arnold berusaha menjelaskan, tetapi semuanya sia-sia saja, Celia sudah tidak mau mendengar apa-apa lagi. Ia tidak mau mendengar kata yang lebih menyakitkan lagi. Sudah cukup semuanya.

"Pa, mama kenapa nangis? Ayo pa kita kejar mama!" Kata gadis kecil itu sambil menggoyang-goyangkan genggaman ayahnya. Lalu ayahnya menggendong gadis kecil itu kemudian mengejar Celia.

Sesampainya di lobby kantor, bapak satpam langsung menghampiri mereka.

"Pak! A-anu pak! Bu Celia ketabrak truk!" Ucap Pak Satpam itu. Seketika dunia mereka terasa terhenti.


***Bad Girl VS Bad Boy***


Bad Girl VS Bad Boy [VERY SLOW UPDATE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang