"Zek, ini makan siang dariku," kata para wanita berebutan memberikan bekal ke Zek.
"Kak Kimi, kenapa kaka hanya diam melihat kak Zek direbut banyak wanita?" tanya Liranti.
"Ya mau bagaimana lagi. Ini juga permintaan Zek," kataku. Sekarang Liranti sekolah di tempat sekolahku, ya tentu beda kelas karena umur Liranti yang lebih muda dari kami.
"Maksud kakak?"
"Jadi gini ceritanya," kataku memulai cerita. "Kimi, maaf ya. Aku harus bersikap baik di depan mereka semua, supaya mereka tidak punya rasa dendam ke kamu. Ya mungkin saja mereka melakukan perjanjian GH untuk membunuhmu. Begitu kata Zek," sambungku.
"Hmm. Itu kan Ilham, apa yang sedang dia lakukan?" Liranti melihat ke arah seorang siswa menggunakan kacamata, berambut coklat, tinggi kira-kira 160cm, kulit putih. Dia sedang mengintip ke arah Zek di balik pohon. Sekarang kami ada di taman depan, sedang duduk di kursi taman.
"Kau kenal dia?"
"Iya, dia teman sekelas. Ilham kau sedang apa?" teriak Liranti.
Bukannya melihat Liranti, malah dia pergi seperti ketakutan.
"Kenapa ya dia?" tanya Liranti.
"Entahlah," kataku melihat Zek kemari.
"Kimi Liranti. Kalian mau?" katanya sambil mengunyah roti pemberian dari mereka.
"Enggak, aku kenyang," kataku. Lalu aku pergi karena enggak tahan melihat Zek yang dengan bahagianya memakan makanan pemberian dari mereka.
Aku berjalan menuju kelas. Aku berhenti karena Liranti memanggilku.
"Kak Kimi mau pergi kemana?"
"Ke kelas."
"Kak Kimi jangan marah dong. Kak Zek melakukan itu untuk melindungi kak Kimi juga."
"Aku tahu, tapi aku enggak tahan aja melihatnya. Lagi pula aku juga kesal pada diri sendiri, kenapa aku enggak bisa memberi dia bekal."
"Kak Kimi."
"Sudah ya, aku mau ke kelas dulu."
Saat sampai di bangku ku, aku hanya duduk sambil menundukkan kepala. Perasaan ingin diperhatikan Zek mulai meluap, rasa cemburu karena dia memakan makanan mereka dengan bahagia. Walau aku tahu itu untuk melindungiku, tapi tetap saja aku enggak tahan. Bel pulang berbunyi, aku pulang sendiri, sedangkan Zek harus kerja kelompok dulu. Kalau Liranti, dia ada urusan dengan gurunya. Sampai di rumah aku membaca buku cara memasak yang sudah aku beli kemarin, aku mencoba memasak daging ayam saus teriyaki. Sebelumnya aku membeli bahan-bahannya. Saat semua bahan sudah terkumpul, aku memulai pelajaran ini. Selesai sudah masaknya, aku mencoba mencicipi. Tapi rasanya sangat asin, aku mengulanginya lagi. Tapi hasilnya tidak memuaskan, aku pasrah saja dan tiba-tiba aku mendengar suara ketukan pintu.
"Ohh ternyata kamu Liranti," kataku melihat dia murung sambil masuk rumah.
"Kau kenapa?" tanyaku. Tapi dia tidak menjawab.
"Liranti," teriakku menyadarkan dia dari lamunannya.
"Apa kak?"
"Kamu kenapa sih?"
"Enggak apa-apa kok kak. Kakak sendiri kenapa? Baju kakak sedikit belepotan dengan bumbu teriyaki?"
"Tadi aku mencoba memasak daging ayam saus teriyaki. Tapi gagal."
"Kakak memikirkan kejadian tadi?"
"Iya, aku ingin bisa menarik perhatian Zek lagi."
"Bagus kak, aku akan membantu kakak," kata Liranti. Dia menarikku ke dapur.
KAMU SEDANG MEMBACA
GIW (Greed In World)
FantasyDunia ini penuh dengan keserakahan. Banyak terjadi pembunuhan, pencurian maupun penculikan. Itu semua karena diakibatkan keserakahan manusia, keserakahan mereka dapat membentuk sebuah makhluk bernama Evil, mereka adalah makhluk mengerikan yang menga...