CHAPTER ONE: GREED HUMAN

143 6 4
                                    

Pagi itu aku terbangun dari tidur, matahari menyinari kamarku, namun menurutku siang maupun malam tetap sama gelapnya, aku pergi mandi bersiap-siap untuk pergi ke sekolah, selesai itu aku sarapan di meja makan, memakan sereal yang aku siapkan sendiri, aku pun pergi ke sekolah, saat sampai di ruangan kelas dan duduk di bangku ku, aku hanya membaca buku, tidak seperti yang lain, mereka sedang bercanda dengan teman mereka masing-masing, bel pun berbunyi, mereka semua kembali ke tempatnya masing-masing, tak lama kemudian datanglah guru, dia tidak sendiri, dia bersama dengan seorang siswa baru, dia berambut merah pendek, tinggi mungkin 170 cm, berkulit putih kecoklatan, mata hitam, berseragam sekolah ini.

"Kalian mendapatkan teman baru, silahkan perkenalkan dirimu."

"Namaku Zekai Akai, mohon bimbingannya."

"Baiklah Zekai kau duduk dengan..." lalu dia menghampiri kursi yang ada di sebelahku.

"Boleh aku duduk di sini bu?"

"Boleh, baiklah langsung saja kita mulai."

Setelah pelajaran selesai dan waktunya jam istirahat, siswa baru itu menghampiriku.

"Maaf menggangu, bisa tunjukkan kepadaku di mana tempat perpustakaan?" katanya.

"Boleh," kataku dengan nada kecil.

"Oh ya sebelumnya, perkenalkan namaku Zekai Akai, kau boleh memanggilku Zek, kalau kau?" katanya.

"Kimi Haruno, panggil saja Kim."

"Baiklah, Kim, mohon bantuannya."

Kami pun pergi menuju perpustakaan, selama di perjalanan, kami, lebih tepatnya aku, di perhatikan oleh orang-orang, mungkin mereka bingung, karena biasanya aku hanya duduk dan membaca, sekarang berjalan bersama murid baru dan dia laki-laki, sampai di perpustakaan, dia mengambil buku pelajaran yang barusan kami pelajari, yaitu matematika, selesai itu dia membawa buku itu menuju kelas.

"Terima kasih sudah mengantarkanku," katanya, lalu dia duduk di tempatnya.

"Sama-sama," lalu aku melanjutkan membaca buku, namun.

"Oh ya kenapa kau tidak ke luar?"

"Tidak ada teman."

"Jadi kau ini penyendiri."

"Begitulah."

"Pantas saja hanya kau yang ada di ruangan ini, kau suka membaca buku?"

"Iya, sejak dari kecil."

Lalu bel berbunyi, waktunya pulang, tapi aku harus membersihkan kelas karena hari ini adalah hari piketku, bersama dengan yang lain dan aku bertugas mengangkat dan memindahkan bangku, hanya aku sendiri, tapi kali ini aku di bantu oleh Zek.

"Wah padahal ini tugas laki-laki, kenapa kau bertugas memindahkan bangku?" Katanya, sambil memindahkan bangku ke belakang.

"Ya, tidak ada yang lain."

"Hmm, ternyata kau wanita yang baik."

"Terima kasih, oh ya bukankah kau harus mengembalikan buku yang kau pinjamkan itu."

"Hah, kau benar, aku harus cepat, kalau tidak, aku harus membayar denda." Lalu dia pergi dengan terburu-buru.

Selesai sudah piket itu, lalu aku pulang, saat di tengah perjalanan.

"Hei Kimi, lama sekali kau datangnya," kata Gik, dia adalah preman yang selalu meminta uang kepadaku, dia selalu menungguku di gang tempat rumahku.

"Maaf Gik, hari ini aku tidak ada uang."

"Waah, kau tahukan apa akibatnya kalau tidak memberiku uang?"

"Tahu, kau akan menghajarku."

"Benar, kalau kau memberiku uang sekarang, kau akan ku maafkan."

GIW  (Greed In World)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang