Tae san menarik kursinya mendekatiku.
Yup, kami dikelas.
Aku bersyukur duduk paling belakang dipojokan. Kalian tau kenapa?Ya. Karena aku bisa secara leluasa memandang gadis pujaanku. Song Yi Won.
Akhir-akhir ini, tae san sering berkeluh kesah padaku, eh maksudku curhat.
Bulan ini, dia telah memiliki kekasih. Masalah dengan kekasihnya itulah yang biasanya ia curahkan padaku. Diriku yang Single Elegan ini hanya sebagai pendengar dan pemberi solusi saja.Dan, ada kabar yang sangat membuatku bahagia dan semangat setiap harinya, kudengar dari tae san, katanya surat cintaku tidak ada di meja song yi alias lokernya. Dan lagi katanya, ada kemungkinan gadis itu telah membacanya, atau lebih menyakitkan lagi mungkin surat itu terjatuh atau telah terbuang.
Aku hanya bisa menelan ludah saja saat mendengar kabar seperti itu.
"Haaaaaahh... ". Desah tae san , ia tampak terlihat lesu.
"Aish, ada apa kawan?! Masalah lagi dengan kekasihmu?".
Tae san hanya menggeleng pelan lalu merebahkan kepalanya diatas mejaku.
Seketika aku melihat song yi bersama rae jo masuk kedalam kelas, song yi menarik lengan rae jo kearah mejanya.
Seperti hendak menunjukan sesuatu kepada rae jo.Ketika aku melihat kejadian yang menyakitkan hatiku itu, rae jo tiba-tiba melihat kearahku dan tae san yang sedang duduk berdua , sontak aku pun mengalihkan pandangan kearah tae san dan mengajaknya bicara.
Rae jo terlihat berjalan menuju aku dan tae san kebelakang sini.
Sekeras mungkin aku mencolek-colek bahu tae san untuk membangunkannya.
Baru saja sekilas setelah mencolek bahu tae san, rae jo sudah tiba-tiba ada di depan kami."Hai, sedang apa kalian?". Ucap rae jo sembari melempar senyum kearah kami.
"Duduk-duduk saja, kau sendiri? ". Tanyaku
Dasar tae san, kau ini tertidur?
"Aahh biasa, ada urusan dengan song yi". Ucapnya sembari menatap gadis itu dari sini.
Seketika hatiku terasa pilu, ketika nama gadis itu disebut oleh orang lain. Eh tunggu sebentar...
baru saja aku bilang sakit? Apakah Itu tanda bahwa aku cemburu...Aku terdiam sejenak.
Tae san pun terbangun mendengar pembicaraan kami.
"Aahh sudah dulu ya, sepertinya aku sedang ada urusan jadi buru-buru. Byee". Ucap lelaki itu sembari berjalan terburu-buru kearah gadis itu.
Terlihat dari sini gadis itu seperti sedang gelisah dan kebingungan.
Wah enaknya jadi dirimu rae jo, bisa sedekat itu dengan song yi, huaahh aku iri....
Gadis itu lalu memasukkan sesuatu dari tas nya kedalam saku roknya, benda itu seperti... sebuah kertas?!
Lalu ia menggandeng rae jo keluar kelas, ia tak peduli dengan ejekan teman-teman lainnya yg sedaritadi berkata Ciie pada mereka.aku dan tae san hanya bisa memandang gerak gerik kegelisahan gadis itu dari sini, dan sedangkan rae jo ia hanya nampak biasa saja, easy going sekali.
Kemudian mereka mempercepat langkah untuk keluar kelas.
"Mereka kenapa? Buru-buru sekali". Tae san kebingungan.
"Entahlah".
Aku dan tae san kembali tidur dikelas :v
------—-———----—————————————
Sesampainya rae jo dan song yi di perpustakaan.
"Rae jo ...". Ucap gadis itu dengan lemas
"Kenapa? Bisakah kau tenang sedikit? Kau terlalu menonjolkan kegelisahan tadi".
"Maaf". Ucapnya sembari menunduk sedikit.
"Yayaya, langsung keintinya saja,"
"Anu... "
"Cepatlah"
Kemudian gadis itu mengeluarkan secarik kertas dari saku roknya, lalu menunjukannya pada rae jo.
Lelaki maskulin itu kebingungan, kertas apa itu?!
Tak ada ucapan apapun yang gadis itu keluarkan dari bibir manisnya.
Seketika keheningan terjadi diantara mereka berdua, ketika kertas itu berada dihadapan mereka.Mereka berdua menatap heran kearah benda mati tersebut.
Kemudian, rae jo mengambil kertas itu lalu sedikit demi sedikit ketika ia membuka lipatan demi lipatan kertas tersebut, betapa ia terkejut ternyata berisi pengakuan cinta dari seseorang!.
"Surat cinta?" . Tanya rae jo keheranan
Gadis itu hanya mengangguk pelan
"Kau yang membuatnya untukku?"
"Tidak!." Teriak gadis itu lalu mencubit pinggang lelaki tersebut dengan gemas.
Rae jo hanya terkekeh pelan.
"Lalu, dari siapa?".
Gadis itu hanya menggeleng pelan lalu mengangkat sedikit bahunya.
-----------------------------------------------------------------
Rae jo dan song yi pun kemudian berpisah ketika sampai didepan kelas kami.Kemudian aku memutuskan mengajak tae san untuk ke kantin makan siang.
Tae san menangguk mantap yang berarrti iya.Sesaat setelah kami sampai dikantin, aku melihat rae jo bersama teman-temannya sedang nongkrong sambil memakan bibimbap dan bulgogi. Mereka terlihat serius sekali hari ini, entahlah sedang membicarakan apa aku tak tau.
Setelah lumayan lama kami mengantri untuk memesan makanan, kami pun mencari tempat untuk makan, ternyata banyak kursi penuh disini kecuali disebelah rae jo dan teman-temannya, disitu kosong masih tersisa.
Tae san tanpa pikir panjang langsung berjalan kearah tempat kosong tersebut lalu duduk dan melahap makanan yang telah terhidangkan didepannya dengan lahap.Tidak sengaja, aku mendengar mereka membicarakan tentang song yi dan sebuah surat cinta.
"Hey, kalian tau tidak? Song yi menunjukan sesuatu padaku." Ucap rae jo.
"Menunjukan apa?" Tanya teman-temannya serentak
"Sebuah surat cinta!".
"Hah?! Dia memberimu sebuah surat cinta? Dia menyatakn cinta padamu?"
Rae jo mengangguk mantap sambil memakan bibimbap nya dengan lahap.
Teman-temannya menampakkan wajah tak menyangka, lalu menepuk pundak rae jo sambil mengucap "Keren!" "Terima saja" dan sebagainya yang mendukung untuk hubungan mereka melangkah maju dari sebuah persahabatan.
Aku hampir saja tersedak ketika mendengar itu!
Terasa sakit dan nyeri didadaku, ahh sungguh aku tak percaya!
Aku pun kembali mencoba mengingat-ingat kejadian beberapa waktu yg lalu.
Oh iya! Saat dikelas, dimana saat song yi menggandeng rae jo ia mengambil sesuatu dari tasnya lalu menyelipkannya disaku roknya! ternyata Itu sebuah surat cinta !
----—------------------------—--------------------------------Maaf ya, lama update! Semoga kalian suka! Jangan lupa vote nya!
![](https://img.wattpad.com/cover/54439587-288-k565822.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
후회한다 (Menyesal)
Teen FictionAku menyesal, telah memendam perasaan ini tanpa mengungkapkan kepadanya. hingga beberapa tahun sampai kami lulus SMA. saat reuni, akhirnya aku harus menerima kenyataan bahwa dia bersama dengan yang lain, tanpa mengetahui bahwa aku masih menyukainya...