Part 8

848 43 20
                                    

-Di kelas Harry & Zee

Kepopularitasan Harry dan kedua temannya, Zayn dan Louis memang sangat berpengaruh di sekolah. Jadi tidak heran kalo wanita-wanita cantik mengerubuti mereka, atau  hanya sekedar ingin menumpang ketenaran. 

Siapa yang tidak tegila-gila dengan icon sekolah? Maksudnya, mereka popular, anak band, anak basket. Tidak heran jika Zee merasa bangga jika ia di dekati oleh Harry, lebih-lebih ia pentolan gang tersebut, dibandingkan Liam, yang menurutnya jauh lebih cupu.

Liam yang terengah-engah, akhirnya tiba juga di kelas Harry dan Zee. 

“Harr, lihat itu siapa yang datang..” cetus Zayn yang sepertinya sudah mengetahui kedatangan Liam.

“Wow…. I smell the war” sambung Louis yang membulatkan mulutnya berbentuk huruf O.

Harry mendongak,  “Yaa, I’ know him. Let’s see” ia menyunggingkan senyum “evil” nya.

“Harry! Kau Harry kan? Aku ingin berbicara sesuatu padamu!” seru Liam dengan nada keras. Kesabarannya sudah habis, well bagaimana tidak jika seseorang yang begitu ia cintai di rebut begitu saja oleh orang yang berada di hadapannya ini.

Suasana kelas yang tadinya berisik dan riuh mendadak menjadi hening. Semua mata tertuju pada Liam serta Harry dan kawanannya itu.

Niall yang ternyata mengikuti Liam dari belakang tertegun. 

Selama bersahabat dengan Liam, Ia belum pernah melihat Liam setegang dan semarah ini. Liam yang dikenalnya selama ini adalah Liam yang selalu sabar dan selalu tenang dalam menyelesaikan masalah, bukan seperti sekarang ..ia benar-benar dibutakan oleh emosi.

Niall punya firasat yang tidak enak mengenai hal ini, firasatnya mengatakan jika akan ada perang besar kalau tidak cepat-cepat dicegah. Diam-diam ia keluar dari kerumunan Liam-Harry dan bergegas mencari Zee yang entah kemana sehingga tidak ada di dalam kelas.

“Hey, did you hear me? I wanna talk to you!” ulang Liam.

“Hm tentang apa?” Harry menanggapinya dengan santai. 

“lebih baik berbicara di luar”.

Harry pun mengangguk dengan malas “Well, okay”. 

Liam berjalan menuju ke depan kelas theatre yang cukup sepi, Harry mengikutinya.

“Jelaskan apa hubunganmu dengan Zee?” ujar Liam to do point . Ia benar-benar geregetan dengan sikap Harry yang terlihat sombong ini.

“Teman” jawab Harry singkat. 

“Teman? Tapi mesra? Begitu maksudmu huh”

Dada Liam sesak menyebutnya, ia berusaha menahan diri walau tangannya gemetar.

“Bisa di bilang begitu…” Lagi-lagi Harry menjawabnya dengan muka innocent, tanpa ada rasa bersalah sedikitpun.

“KAU TAU DIA PACARKU KAN?” sentak Liam dengan nada suara yang lebih besar.

“ya, I know. Tapi Zee bilang kalian sudah putus” 

Lagi-lagi dada Liam berguncang, ia merasakan sensasi kecemburuan sudah merasuki semua anggota tubuhnya.

Belum pernah ia merasakan hal seperti ini, merasakan seperti dibandingkan dan mempunyai saingan. Sakit. Gila. Ini menyakitkan. This is Crazy….

“Aku tidak pernah merasa memutuskan hubungan dengan Zee, we’re fine, you know”

“Calm bro, tapi Zee tidak pernah berbicara seperti itu denganku. Dia mengatakan bahwa—sorry—kau PAYAH”

Bug.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 05, 2013 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Still The One [Liam Payne Fanfiction]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang