INTRO + PROLOG

1.7K 80 22
                                    

Cerita ini saya buat karena saya salah satu pembaca fanfiction Rahasia Orion di blog titikdangaris.blogspot.com . Cerita ini digantunf sejak 2012 lalu dan saya slalu greget karena penulisnya (Via) stop di saat seru-serunya. Makanya saya kefikiran mau lanjut sendiri ceritanya.-. Alurnya ada yg saya ubah, dan inti ceritanya beda. Tapi, Mei kemarin ternyata cerita Rahasia Orion sudah dilanjut. Jadi saya rasa saya harus merombak habis cerita ini. Saya usahakan secepatnya. Demi menghargai penulis aslinya:")
Maafkan disa kak viaaa

Oh ya, dan part intro ini terinspirasi dari penulis fanfict juga, kak Nae yg punya blog Queen of Sad Ending.

Happy Read

Kepada Bintang Bintang

#KBB_ds

Intro~

Nufail Bagas Fabrizio Ardian.
Ia matahari. Terang dengan sinarnya sendiri.
Tapi ia tidak pernah suka jika ada bintang lain yang mengalahkan sinarnya. Ia ingin menjadi yang pertama dan satu-satunya. Mungkin egois. Tapi, semua orang-jelas-menginginkannya. Ia selalu punya tempat di hati setiap orang. Kecuali--terkadang--di rumahnya sendiri.
Ia bukan tokoh antagonis. Bukan juga tokoh protagonis yang selalu tertindas. Ia hanya pemuda tampan dengan senyum ramah. Anak pemilik sekolah. Berkharisma. Dunianya sempurna. Walau ia bukan si nomor satu, tapi ia bahagia. Untuk semua yang telah Tuhan berikan padanya.

Kariz Marvel Ardian.
Jika Bagas adalah sang mentari, mungkin ia awan. Yang kadang karnanya, cahaya matahari jadi tak terlihat. Tapi sesungguhnya ia hanya mengikuti hukum alam. Luruh jika telah penuh. Dan terisi kembali dengan titik titik air yang harus ia tampung.
Ia datar. Tanpa ekspresi. Bahkan ada yang menilai bahwa ia hanyalah sebuah tubuh dan
wajah yang dipahat sempurna, tapi tidak bernyawa. Tanpa banyak suara. Tapi tetap bisa
menghipnotis setiap kepala yang menjadi peserta rapat yang dipimpinnya. Senyumnya
sebatas keformalan. Kecuali kepada Oma, Dad dan gadis polos yang selalu ingin dilindunginya, Adena Salshabila.
Otaknya entah terbuat dari apa. Terlalu jenius untuk anak seusianya. Hanya buku yang
menjadi temannya. Hanya 'teman-temannya' itu yang membuatnya lupa akan jalan rumit yang Tuhan gariskan untuknya. Walau sejenak.
Oma, Dad dan Salsha tahu, bahwa ia sebenarnya memiliki sinar harapan yang begitu
terang jauh di dalam hatinya. Oma, Dad dan Salsha tahu, bahwa setiap hal yang dilakukannya dengan penuh ketulusan adalah untuk satu tujuan. Untuk ujung dari jalan berliku dan jawaban
dari penantian.

Eliska Syifa Salvina.
Dia pelangi. Setelah hujan pergi, ia berjanji akan selalu menghampiri. Kehadirannya
menyadarkan kepada siapapun akan keindahan yang dijanjikan Tuhan setelah ujiannya. Ia
menyimpan berjuta warna yang menyajikan keindahan tiada tara. Perpaduan warna dalam
lengkungan yang muncul di langit yang baru cerah membiru sehabis gelap kelabu. Lengkungan yang sering membuat wajah-wajah murung yang kehujanan, menyunggingkan senyum. Ia
menceriakan mereka yang kuyup, kebasahan karena disiram hujan atau bahkan mereka yang bersembunyi dari hujan itu. Untuk menghibur hati yang sepi dan menemani sebisik
rindu hati.

Adena Salshabila Reynand.
Ia aurora. Cahaya yang menari-nari indah di langit dengan berbagai warna. Banyak yang
bilang ia lebih indah dibanding pelangi. Namun banyak yang tidak mengenalnya. Mereka hanya tahu, bahwa aurora adalah peristiwa alam yang ditandai dengan langit yang menggelap. Dan mungkin itulah yang mereka--orang-orang
yang tidak menyukainya--jadikan sebagai dasar. Ia terlalu sulit dilihat dan dimengerti oleh orang awam. Biarlah semuanya terlihat samar dengan diamnya. Tak ada yang perlu mengetahui sekelam apa cerita hidupnya. Yang ia tahu, saatnya nanti, akan ada cahaya nyata yang menerangi sudut-sudut gulita di hatinya.

Chindai Delviana.
Ia rembulan. Mungkin seringkali ia disebut sebagai sang dewi malam. Tapi sebenarnya, ia
hanyalah sebuah satelit. Tidak bersinar. Permukaannya hampa. Tidak indah. Tapi rembulan... juga lambang dari kekuatan, kesabaran dan harapan. Walau ia menyadari bahwa ia tidak indah, namun ia tetap di sana. Ia hanya memantulkan cahaya dari matahari, namun ia tetap berusaha bersinar. Memberikan yang terbaik yang ia bisa.

***

Kepada Bintang Bintang
Aku ingin bercerita
Tentang angan yang tak kunjung menghilang
Tentang realita yang tak kunjung berbalik
Tentang kerinduan yang tak kunjung terbalas
Tentang kesetiaan yang tak kunjung tersambut
Tentang cinta yang tak kunjung berada
Tentang impian yang tak sanggup termiliki
Tentang kehebatan dibalik ketidakmampuan semata

Copyright© 2015
'Nur Fadilah Syawal'

Yang harus kalian tau, ini terinspirasi dari cerbung lama. Cerbung icil. Aku suka banget. Tapi sayangnya ngegantung, bahkan belum apa-apa udah di stop. Sayang banget yah. Sama sih kayak beberapa cerbungku.-. Tapi tapi, makanya aku mau coba bikin. Tapi beda kok. Aku usahain beda. Karna idenya emang beda. Mungkin beberapa ada yang sama, saking sukanya sama cerbung itu. Tapi yagitudeh. Yaudahlah yah, semoga kalian suka. Bye.

Kepada Bintang-Bintang [Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang