Dia Yang Berubah

2.2K 105 0
                                    

Hari ini tepat setahun ketika kamu pertama kali memanggil namaku, dengan tatapan penuh arti. Juga tepat setahun ketika kamu menjadi bagian dari hidupku.

Kamu, sahabatku. Tapi aku menghancurkan hatimu.

Setahun lalu kamu menatapku dalam, lalu berkata, "Lo itu... motivasi gue belajar."

Dulu, aku menganggapnya hanya angin lalu. Gombalan receh milikmu itu kadang membuatku muak.

Tapi ketika itu, kamu benar-benar berubah. Dimana kamu yang dulu kukenal sebagai si pemalas dan pembuat masalah?

Aku suka. Kamu berubah, karena aku. Tapi... itu hanya dulu.

Kamu bercerita padaku, tentang mimpimu. Aku hanya bisa tersenyum, aku bahagia, aku memilikimu sebagai tumpuanku. Dan aku sebagai sandaranmu. Dulu, kita saling melengkapi. Sekarang apa? Kita saling menghancurkan.

Jahat. Kenyataannya aku harus tetap bertahan, juga harus pergi. Aku harus melepaskan, kamu yang dulu selalu membayangi langkah ini.

Kamu menakjubkan. Aku salut. Aku telah jatuh, pada pesonamu.

Aku sempat berfikir. Kurasa ini salahku. Dulu, ketika kamu ingin berubah, aku mengejekmu. "Emangnya bisa? Tumben banget rajin. Biasanya juga males."

Betapa menyebalkannya aku dimatamu. Tapi kamu tetap tersenyum menanggapi ucapanku. Lalu berkata, "Edan, tumben? Liat nih gue bisa!"

Aku ini jahat. Makhluk jenis apa aku ini?

Sekarang, melihatmu berubah lagi, rasanya aku ingin memaki diriku sendiri.

Kamu, sahabatku yang dulu menjadi bagian hidupku. Kini pergi meninggalkan jejak di hati. Dan menyesakkan hati kala aku tahu kamu berubah, tidak sama lagi. Dan itu semua karenaku. Aku benci.

*
*

a/n: ini yang paling gak jelas. Cuma curhatan. Tumben yah tentang sahabat?


Nobody Said It Was Easy ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang