Apakah Aku salah kalau menyimpan perasaan padamu? Apakah Kau harus terus menjauhiku seperti ini?Memang kau menyapaku, tapi itu beda.
Memang kita berbicara, tapi tetap saja beda.
Memang kita bertemu, tapi rasanya berbeda.Aku tau kau menjauhiku, kau menghindariku, dengan perlahan. Aku tau itu, tapi apakah harus seperti ini caranya? Bisakah kita kembali seperti dulu?
Jika Aku salah terlalu berharap, jika memang Aku salah telah menimbun perasaan ini. Lalu bolehkah Aku menyalahkanmu atas perhatian lebih yang kau berikan padaku.
Mungkin kau tidak menyadarinya, mungkin bagimu semua ini hanya permainan, mungkin bagimu ini semua hanya lelucon. Kalau memang begitu tertawalah sesukamu, jauhkanlah Aku, hindari Aku. Tapi izinkan Aku mengatakannya padamu.
Jujur saja, perempuan mana yang tidak akan menyadari perhatian itu?
Kau pernah bilang. "Aku tidak akan mendekati perempuan yang tidak Aku sukai, Aku tidak akan memberinya harapan,"
Kamu juga bilang jika kau mengetahui seseorang menyimpan perasaan padamu tapi kau tidak dapat membalasnya kau akan menjauhinya.
Benarkah? Aku tau sebagian dari ucapanmu adalah jujur dari hatimu tapi Kau tetap saja melakakukan kebohongan.
Karena Kau mendekatiku ketika itu, dan menjauhiku saat Aku sudah terlanjur jatuh padamu. Sungguh Kau memang pemain hebat, tapi permainanmu itu sangat rendah, rendah sekali.
Sadarkah kau? Kau memberikan kesan buruk pada dirimu, tapi tetap saja Kau tidak bisa membuatku berhenti peduli denganmu. Tapi setidaknya Aku akan mencoba.
Aku pikir Kau jauh lebih mudah daripada Aku yang terjerat dalam permainanmu.
Aku akan melupakanmu, sungguh. Tapi Aku salah menilaimu. Kau jauh lebih mudah untuk dicintai daripada dilupakan.
Aku tau keburukanmu, Kau menyakitiku, tapi sekalipun Aku mencoba membencimu, semuanya sangat tidak mudah.
Aku tidak pernah membencimu, Aku hanya selalu mengkhawatirkanmu. Salahkah Aku?
Aku tidak peduli ada perasaan atau tidak, bisakah kita kembali seperti saat dulu? Aku rindu menjadi penopangmu, Aku rindu menjadi buku harianmu, Aku rindu ada untukmu.
Jangan abaikan Aku ketika kau membutuhkanku, seperti dulu. Tapi Kau boleh mengabaikanku kalau Aku membutuhkanmu, Aku tidak peduli itu.
Biarkanlah seperti dulu, meski kau bukan siapa siapa ku, setidaknya Kau tidak membenciku, ataupun menjauhiku. Kau tau itu sakit sekali.
Aku yakin kau menyadari semua permainan ini, Aku bisa lihat itu, Aku juga tau kau menyesalinya, tapi tetap saja kan Kau sudah jauh lebih dulu melupakanku.
Kau memang benar mengagumkan, Kau membuatku menyesal. Kau harus tau kalau Aku menyesal telah menjauhimu lebih dulu saat kau mendekatiku, Aku jauh lebih dulu mengabaikanmu ketika Kau mencoba membantuku.
Sungguh sekalipun Aku tidak pernah bermaksud seperti itu, Aku hanya tidak bisa terlalu dekat denganmu, Kau selalu membuat jantungku berdetak sangat cepat setiap kali kau bicara padaku, Kau selalu membuat napasku tercekat sehingga Aku tidak bisa bicara padamu dengan tenang. Kegugupanku membuat semua yang kuucapkan salah, tapi Kau selalu mengertiku. Tapi Aku juga tau, cepat atau lambat, Kau juga akan lelah.
Alasannya memang hanya satu, karena ketika pertama kali Aku melihatmu, Aku sudah jatuh. Bukan karena perhatianmu. Tapi ketika Kau memberikan perhatian itu, seakan Aku terbang tinggi, kau membuatnya jadi nyata, meski hanya sesaat.
Kau memang tidak salah telah membuatku jatuh, tapi Kau salah telah mempermainkan perasaanku. Dan Aku salah terlalu mudah terjerat dalam permainanmu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nobody Said It Was Easy ✓
Puisi[Highest Rank #1 in Poetry] Jatuh sendirian itu sangat menakutkan tapi mengenangnya jauh lebih menyakitkan dan melupakannya bukanlah hal yang mudah Who said it was easy? No one. ps : hanya tulisan hati yang rapuh