iii

49 4 0
                                    

Kematian hanya untuk mengakhiri sebuah kehidupan, bukan untuk mengakhiri sebuah hubungan.

***

Bertautan begitu erat, pergelangan lenganku dengan sebuah silet.

Aku tidak akan melepasnya. Biarlah, dia menari-nari di pergelangan.

Tetesan-tetesan darah menyanyikan lagunya, bagiku itu terdengar indah.

Akhirnya uratku terasa akan putus, sesuatu yang aku tunggu mungkin saja akan tiba.

Tiba-tiba mataku terpejam, hanya menampilkan latar belakang gelap, tanpa suara.

Aku kembali membuka mata, hancur sudah harapanku.

Yang aku tatap kini, latar belakang berwarna putih serta aroma yang tidak pernah aku suka dari ruangan ini.  

Terbaring lemah aku di sini.

Kuperhatikan seseorang yang terlelap dihadapanku.

Hal yang aku lakukan mencubit diriku. Sialnya, aku masih hidup.

Pandanganku masih tidak jelas, ku edarkan kembali kepada seseorang di hadapanku.

Ternyata dia, mengapa dia yang menyelamatkanku?

Aku ingin mengakhiri hidupku sehingga hubungan kita akan berakhir.

Mengapa kau masih mempertahankanku yang tak pernah ada untukmu?

Aku ingin kau melepaskanku dari cintamu yang bertepuk sebelah tangan ini.

Kini aku kalah, dan kau pemenang atas segala ini.

Dasar kau, pahlawan yang menggantungkan harapan pada sebuah yang tidak bisa disebut sebagai harapan.

Eleven Words StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang