vii

30 1 1
                                    

Aku lelah, yang aku butuhkan hanyalah suatu tempat untuk bersandar; kamu.

***

"Eh, kamu belum tidur?"

"Belum ngantuk. Lah kamu enggak tidur?"

"Begadang lagi ya kamu? Udah ngantuk sih, tapi kalau ada kamu jadi seger."

"Iya udah makanan sehari-hari nih. Hahaha seger. Paling sebentar lagi kamu ketiduran, kok."

"Jangan begadang ah kamu jaga dong kesehatannya, besok kerja kan. Wek, enggak nih."

"Aku buka laptop bentar ya."

"Mau ngapain? Tidur gih. Nakal ya kamu, daritadi dibilangin enggak mau dengar."

"Buka wattpad bentar baca cerita. Kamu bawel ih, kayak papa aja."

"Hahaha ya kan aku perhatian sama kamu."

"Huh. Perhatian dari mana."

"You seem not alright, close your eyes please. Sleep, sleep, sleep."

"I'm okay."

"Never lie to me. So, should I sing a lullaby for you to make you sleeping right now?"

". . ."

Lima menit telah berlalu, namun keheningan yang menyelimuti mereka.

Tiba-tiba, sang pria mendengar tangisan. 

Oh dear. She's crying, again.

"Ran.. Kamu kenapa?"

"Sometimes, I  want to cry, I don't even know why i'm being like this. Kamu sih, jauh banget. Definitely, aku lelah begini terus.  Aku sangat butuh kamu di sini."

"Tenang aja, aku bakal ke sana pas kamu ulang tahun. Beberapa hari lagi loh kamu ultah. Aku janji."

"Aku takut, kamu bakal ingkarin lagi kayak dulu."

"Enggak bakal, sayang."

"Iya deh, sa-yang. Awas aja! Aku tidur aja deh."

"Goodnight."

Call ended.



Eleven Words StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang