Bab 3

48 3 0
                                    

Margareth Catherine Isabelle

"Kalian ambil rapot kapan?" tanya Mom saat sedang sarapan.

Oh iya, seminggu yang lalu baru ada ujian akhir semester, palingan juga Cass juara 1 lagi.

"2 hari lagi, tanggal 17. Katanya siswanya nggak perlu dateng, jadi aku boleh main sama Lily, Keith, sama Lizzy kan?" tanya Cass yang mulutnya masih berisi roti bakar.

"Ew, Cass kamu muncrat" kataku sambil mengusap muncratan Cass yang ntah bagaimana sampai ke pipiku.

"Eheh sori" kata Cass lalu menelan roti itu bulat-bulat. "Mom, ai Papa pulang kapan?"

"Tadinya sih hari ini, tapi kayaknya ada masalah kecil jadi di perpanjang" kata Mom "Karena itu ada kemungkinan kamu harus pulang sendiri kalo mau main nanti"

"Yaudahlah, bisa numpang mobilnya Lily"

"Aku mau.. nambah roti" kataku datar. Aku memang ngga ada rencana apa-apa. Hee Jo--yang kebetulan temanku satu-satunya--ada acara bersama kakaknya yang udah kerja. Katanya semacam sister bonding.

"Yaudah, kalian cepat pergi, nanti ketinggalan bus" kata Mom lalu membereskan meja.

"Okey, bye Mom" Cass mencium pipi Mom lalu pergi menuju pintu depan.

"bye" kataku lalu menyusul Cath.

---

"Lo yakin nggak mau ikut gue sama kak Hee Ji" tanya Hee saat sedang istirahat.

"Ngga" jawabku "Emang kalian mau ngapain?"

"Yah, paling juga makan, nontom bareng, yang biasa lah" katanya lalu mengeluarkan roti lapis dari kantung jaketnya.

"Ngga ah" kataku lagi "terlalu biasa. Mending di rumah, tidur"

"Tapi kalo ada yang menarik, lo mau ikut?"

"Yah, gue pikir-pikir lagi"

Hee Jo. Hmm, apa yah yang ngebuat aku mau temenan sama dia? Yah selain aku nggak punya temen lagi.

Menurutku, dia setipe sama aku. Dia ngga suka jadi pusat perhatian walaupun dia orang Korea satu-satunya di sekolah ini. Dia juga cantik, padahal kudengar orang Korea aslinya ngga secantik di tv, tapi Hee cantik. Ngga tau deh kalo dia udah operasi pelastik atau belum.

"Hoy, tuh ade lo lagi di tembak cowo lagi" kata Hee sambil menunjuk ke arah Cass yang sedang ada di kantin. Aku dan Hee sedang duduk di atap sekolah yang khusus untuk ruang guru dan semacamnya sehingga hanya 1 lantai dan pemandangan di bawah adalah kantin.

Cass terlihat sedang berhadapan dengan cowo yang bisa kubilang culun, macam Ryan lah. Tapi Cass sedang makan bersama gengnya sehingga ketegangan hanya ada di pihak cowok itu.

Tapi sesuai tebakanku, Cass menolaknya dengan sopan. Aku tahu sejak dulu Cass suka pada Ryan, aku juga tahu aku harusnya nggak peduli, tapi Cass terlalu, gimana yah, pokoknya keliatan deh. Ntah karena memang Cass kembaranku, karena itu aku tau, atau Cass emang ngga bisa jaga sikap di depan Ryan.

Nggak, aku tahu yang mana yang bener dan aku nggak suka dengan itu.

"Ade lo laku banget yah? Gue bingung napa lo ngga banyak yang nembak, padahal muka lo berdua sama aja, cuman rambut lo aja yang lebih ikal" kata Hee yang membuatku sedikit tersinggung. Ada beberapa juga yang suka padaku. Tapi palingan kebanyakan gara-gara udah di tolak sama Cass jadi larinya ke aku.

Lokerku kadang juga ada yang nyelipin surat aneh, tapi kalah dengan ledakan surat dari loker Cass.

"Diem deh. Gue mau tidur aja" kataku sambil mulai berbaring.

MissingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang