PART I

1.5K 89 14
                                    

Januari, 2017

"Budhe... Jeruk ini harganya berapa?"tanya seorang gadis berambut panjang pada salah satu pedagang buah yang juga merangkap menjual rujak. Terlihat dari kalung identitas yang di pakainya tertulis Liana R.H.

"Ah itu... Untuk cah ayu sekilo 10 ribu aja..."sahut si penjual. Gadis itu tersenyum.

"Budhe bisa aja... Klo gitu aku beli 2 kilo ya... Terus itu mangga mudanya sekilo sama tolong siapin juga bumbu rujaknya ya dhe...."pesan gadis itu.

"Beres cah ayu..." Budhe penjual buah mulai menyiapkan pesanan gadis itu.  Sembari menunggu, gadis itu membuka akun SNS nya lewat smartphone. Ada beberapa notifikasi yang tidak sempat ia buka dua hari ini.

Terlihat tidak ada notifikasi yang terlalu penting. Hanya beberapa promosi barang online dari teman-teman kuliahnya. Ada juga pesan dari beberapa lelaki di kampusnya yang selama ini berusaha mendekati dirinya.

'Argh... Mereka sungguh membosankan...'

Drrtt...drrtt....

Ponsel yang tengah ia genggam bergetar dan menampakkan ID Caller Ara(ng). Ia menggeser panel ke hijau.

"Ya kak Ara?"sahutnya.

"Dek, sebelum ke  kantor, tolong isiin pulsa kakak di counter depan kantor itu ya. Pake uang kamu dulu. Nanti di kantor kakak ganti..."ucap Ara di seberang. Liana memutar mata.

"Oke... Nanti Lily belikan.."

"Gomawo Lily-ah.. Kakak tunggu di kantor  ya.."

"Iya..." KLIK. Sambungan telepon terputus.

Lily menggeleng-gelengkan kepala sambil menatap layar ponselnya. Kebiasaan jelek yang dimiliki perempuan yang sudah ia anggap kakaknya sendiri itu satu,

Selalu lupa mengisi pulsa.

Kakaknya itu tidak pernah menyadari bahwa pulsa ponselnya itu memiliki batas, seperti manusia yang memiliki batas umur untuk hidup. Oleh karena itu harus selalu memanfaatkan waktu selama hidup sebaik-baiknya.

Aseekk. Tapi apa hubungannya ya?

Pernah ia dan Ardian menyarankan Ara untuk menggunakan simcard model pasca-bayar agar tidak perlu susah-susah mengisi pulsa terus menerus, tapi Ara menolak.

'Tagihan kartu kredit tiap bulan aja udah bikin pusing.. Janganlah lagi ditambah tagihan pulsa pasca-bayar!! Nggak sanggup Suzy bayarnyaaa....!!!' Itu alasan Ara.

Err....Dan saat itu Lily hanya bisa tepok jidat.

'Ck. Tau make' pulsa, tapi tak tau beli pulsa.'dumel Lily.

Padahal Ara tergolong kalangan berada, mengingat ia mewarisi harta lumayan banyak dari almarhum kedua orang tuanya. Ditambah gaji profesinya  sebagai dokter dan ahli forensik, bisa membuat gadis itu hidup tenang tanpa harus bersusah-payah.

Melihat lagi ID caller Ara di ponselnya membuat Lily terkikik.

Ara(ng) alias Arang. Bukan karena Ara memiliki kulit hitam sehitam arang. Bukan. Ara justru lebih putih dari dirinya, mengingat Ara memiliki darah campuran Korea-Manado.

Ia membuat nama Arang karena perilaku Ara saat marah itu persis seperti karakter hantu perawan bernama Arang di drama Arang and The Magistrate. Meledak-ledak macem petasan bunting.

Untung Ara tidak pernah tahu soal ID caller ini.

"Ini jeruk dan mangga pesanannya cah ayu...."ujar budhe penjual menyadarkaan Lily dari lamunannya.. Lily mendongak dan tersenyum. Ia menerimanya dan memberikan uang 50rb.

AGENT AND DETECTIVE GIRLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang