Part VI

37 4 3
                                    


Selamat membaca🤗
Jangan lupa vote+comment nya ya😉

Lily memasuki Mabes Polri, namun langkahnya terhenti karena mendengar sesuatu.

“Yes, Sir. I wil do as you command. Everything will be finished ”suara Dave terdengar dari balik dinding.

“As soon as possible, Sir. Now we will go to Papua to get them. Black Rose will be the end.”

“………..”

Sure.” Dave memutuskan sambungan telepon. Ia berbalik dan terkejut melihat Lily sudah dengan santainya bersandar di dinding.

“Kamu mengagetkanku, leader.”

Lily tidak membalas. Ia hanya mengangsurkan satu cup kopi pada Dave.

“What?”Tanya Dave heran.

Why? Kamu tidak suka kopi?”

Nope.”Dave menerima kopi itu. “Thanks a lot leader.”  Dave meminum sedikit kopinya.

Now, can you explain about what this meant?”ucapan Lily membuat Dave sedikit tersedak.

“Well, aku sudah mengira kamu akan menanyakannya, leader.”kata Dave dengan terbatuk. “Tidak ada yang gratis di dunia ini jika berurusan dengan manusia.”

Seperti dia bukan manusia saja

Lily hanya menatap Dave, menunggu.

“Atasanku di FBI baru saja memberikan informasi baru terkait Black Rose.”

“Then?”

“Di Papua nanti kita akan bertemu dengan mata-mata yang diselundupkan oleh FBI ke dalam Black Rose. Dia akan mempertemukan kita dengan kekasih Boss Besar mereka.”

Lily berpikir sejenak, “Wait, kalian menyusupkan spy ke dalam Black Rose?”

“Tidak hanya kami, leader. Bahkan CIA, MI6 mereka semua juga menyusupkan mata-mata disana.”ucap Dave. “Hanya BIN saja yang sepertinya tidak.”tambahnya dengan sedikit cengiran.

Lily tidak terpengaruh. Ia hanya diam, menunggu Dave untuk melanjutkan.

Dave menyadari Lily tidak terpengaruh becandaannya langsung berdehem, “Jadi wanita itu yang akan menjadi target kita. Kita akan menangkap dia dan memancing Boss Besar mereka keluar.”

Mengapa aku berpikir kalau rencana ini terlalu dangkal, ya?

Namun Lily tidak mengutarakan isi pikirannya.

“Well, Mr. Lee. Mari segera ke kantor. Banyak harus kita persiapkan untuk penerbangan menuju Papua sore nanti.” Lily melenggang meninggalkan Dave.

“Huh. Aku sudah membagikan informasi padanya, tapi sikapnya masih sok dingin kepadaku?”

“Setidaknya dia sudah membelikanmu kopi, Dave.”suara Ardian terdengar. Ia menepuk pelan bahu pria berdarah Korea itu.

Ω∞Ω

Lily hanya diam memandangi riak-riak awan di luar jendela. Pesawat menuju Jayapura yang mereka tumpangi baru satu jam mengudara. Masih ada sekitar 4 jam lagi baru mereka sampai di wilayah paling timur Indonesia ini.

Ia tidak bergeming bahkan saat Ara menawarinya makanan atau minuman. Lily selalu hanya menjawab dengan gelengan. Pikirannya sepenuhnya tersita pada organisasi Black Rose yang selama 12 tahun ini sudah ia kejar.

Sedikit lagi, Ayah. Sedikit lagi Lily akhirnya akan menangkap bajingan itu.

Lily menghela napas, dan tindakannya itu terlihat oleh Ara yang duduk di sebelahnya. Ara lalu meraih tangan Lily dan menggenggamnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 20 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

AGENT AND DETECTIVE GIRLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang