PART 2

1.2K 90 23
                                    

Lily melangkah keluar dari sebuah toko counter sambil menenteng kantong plastik kecil. Ia baru saja membelikan pulsa untuk Ara sekaligus membeli headphone baru. Headphone lama miliknya suaranya sudah tidak enak di dengar akibat tidak sengaja terbanting olehnya saat membereskan berkas-berkas kasus di mejanya kemarin. Dengan santai ia melangkah menuju bangunan besar berwarna cokelat, Mabes Polri tempat ia bekerja.

"Pagi Liana..."sapa seorang petugas kepolisian yang sedang berjaga di depan pintu masuk. Lily hanya tersenyum dan mengangguk. Ia langsung melenggang masuk ke dalam gedung dan melangkah menuju tangga dan naik ke lantai 2. Kini ia telah berdiri di depan sebuah pintu kaca yang diatasnya tertulis "Badan Reserse Kriminal. Tim Investigasi 1".

Lily mendorong pintu tersebut dan melangkah masuk. Di dalam sudah ada sosok perempuan yang sudah sangat ia kenal. Tiara.

"Good morning...!!!!"

Tiara yang tadi tengah serius menatap layar laptopnya menoleh. Ia tersenyum melihat kehadiran Lily. Dengan gerakan tangan, Tiara menyuruh Lily untuk mendekat.

"Apa kak?"Lily melangkah mendekat. Melalui isyarat mata, Tiara menyuruh Lily duduk di kursi di depannya. Lily mengangkat alisnya, kemudian duduk.

Tiara mengeluarkan kotak obat yang sudah disiapkannya tadi dan membukanya. Ia mengeluarkan antiseptic, obat merah, cotton buds, dan plester. Tiara mulai mengobati luka gores di leher Lily tanpa bertanya. Ia mengoleskan antiseptic, meneteskan obat merah dan menutup luka tersebut menggunakan plester.

"Kak Ara tau darimana kalo aku terluka?"tanya Lily tanpa bisa menahan rasa penasaran. Tiara menyusun kembali semua peralatan ke dalam kotak obat dan langsung menatap Lily.

"Ardian tadi menelepon kakak. Katanya kamu tadi abis disandera ama pencopet. Terus katanya leher kamu luka dikit."jelas Tiara panjang lebar.

"Lha kak Ar tau dari mana kalo aku tadi disandera ama pencopet? Terus sekarang dia dimana?"

"Mwolla..."jawab Tiara singkat. Ia meletakkan kembali kotak obat ke dalam lemari.

TOK..TOK...

Terdengar suara pintu di ketuk pelan. Tiara dan Lily serempak menoleh. Terlihat seorang petugas yang memakai seragam dan sudah cukup mereka kenal.

"Ada apa Pak Rudi?"tanya Tiara.

"Ah kebetulan sudah ada Liana. Kalian berdua di panggil Pak Adi ke kantornya."ucap Pak Rudi. Setelah menyampaikan pesan, ia langsung keluar ruangan. Lily dan Tiara saling pandang.

"Kenapa tuh camer kakak manggil kita?"tanya Lily.

"Hustt! Camer apaan?!"sergah Tiara. "Yaudah yuk kita kesana."

Mereka berdua keluar ruangan dan melangkah ke lantai 3, menuju ruangan Komisaris. Tak lupa membawa walkie-talkie milik masing-masing.

*RUANG KOMISARIS*

Di depan pintu ruangan terdapat dua penjaga berseragam. Karena keduanya telah mengenal lily dan Tiara, para penjaga tersebut mempersilahkan mereka berdua masuk.

Di sana, di dalam sebuah ruangan yang lumayan luas, terlihat seorang lelaki paruh baya berumur sekitar 50an sedang mengobrol dengan dua orang pemuda. Di bagian dada nya terdapat name-tag dengan tulisan Adi Purnomo. Melihat bintang dan lencana yang terpasang di seragamnya, dapat diketahui bahwa ia seorang Komisaris Jendral. Lily juga mengenali salah seorang pemuda yang disana. Ardian.

Hanya yang satu lagi ia tidak mengenalinya, karena pemuda itu duduk membelakanginya.

"Selamat pagi Pak.."sapa Lily dan Tiara bersamaan. Ketiga pria yang tadi sedang mengobrol serempak menoleh. Pak Adi tersenyum pada mereka. Beliau meminta mereka mendekat.

AGENT AND DETECTIVE GIRLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang