Pertemuan Kedua Manusia

86 10 1
                                    

Satria.

    Nama yang membuatku menoleh ke masa lalu. Luka dimasa lalu, membuatku menutup hati.

    Satria, seharusnya dirinya yang mengantikanku sekarang duduk disini mendengar semua pelajaran, melihat semua apa yang ku lihat. Seharusnya aku yang mati.

      "Alisha, masih mikirin dia?" Tanya suara laki-laki dengan lembut.

       Aku menengok, lalu tersenyum tipis. Menatap wajah itu dengan seksama.

Wajah itu.

Wajah yang sama dengan lelakiku.

Bolehkah aku memanggilnya begitu? Karena aku sangat ingin, walau sudah terlambat.

       Kembaran lelaki yang pernah kucintai hingga akhir hayatnya. Aku terlarut sampai saat ini sampai detik ini. Aku menyalahkan diriku dengan kebodohank, Menutup pintu hatiku sampai sekarang.

       Aku Alisha Nadara, siswi yang tidak pernah dikenal dan hanya membawa masalah bagi orang yang mendekatiku. Aku hidup bagai hantu yang tak terlihat. Tidak jarang semua orang mengangap aku murid baru disekolah ini.

       "Tak apa, aku tak sakit hati. Sudah biasa."

888

       Alisha sedang duduk dibawah ring basket indoor sekolah. Ini adalah tempat Alisha menghilangkan kenangannya dan melampiaskan rasa streesnya. Hanya satu orang yang tau kebiasaan Alisha. Dia Mahardika Pratama, kembaran mantan kekasihnya.

      "Semua akan pergi sesuai dengan berjalanya waktu, jangan menyalahkan diri sendiri. Itu sudah takdir." kata Dika. Dika sudah memaafkan Alisha sejak kematian saudara kembarnya.

      Dika begitu iba melihat Alisha dia sangat kacau dan bukan Alisha yang dulu. Dika selalu mencoba menghibur Alisha tapi tetap saja pandangan Alisha hanya kosong dan tak memperdulikan ucapanya.

        Alisha merasa dirinya tidak hidup. Dia hampa, kosong dan begitu dingin. Dirinya sekarang tidak memiliki tujuan hidup selain untuk orang tuanya. Sudah lima sayatan di pergelangan tangan kirinya, dia begitu menginginkan hidupnya berakhir.

        Alisha hanya diam ketika semua orang mengajaknya berbicara hanya Dika dan orang tuanya yang akan dia jawab. Sejak beberapa hari yang lalu Alisha sudah mulai sedikit terbuka dengan orang lain selain Dika dan orang tuanya.

8888

"Alisha baca halaman 124"ucap Bu Tati guru geografi

"halaman 124 soal,bu. Bukan bacaan"ucap Alisha dingin dan datar tanpa ekspresi.

"saya tahu itu soal tapi bisakan kamu menjawabnya"Tanya Bu Tati yang sedari tadi menahan ammarahnya akibat salah satu muridnya tersebut.

"maaf bu saya nggak bisa jawab pertanyaan yang belum dijelaskan sama gurunya jadi saya nggak bisa jawab sekalipun saya tau jawabanya"kata Alisha masih dengan menutup bukunya.

"kamu keluar dari kelas saya!!!"kata Bu Tati dengan suara yang naik 1 oktaf.

"makasih atas pengusiranya bu"ucap Alisha datar dan segera keluar dari kelasnya tanpa dosa sedikit pun.

Alisha sudah berulangkali dipanggil guru dan hasilnya sama saja Alisha akan tetap begitu sampai akhirnya semua guru menyerah menghadapinya. Tapi Alisha bukanlah anak bad girls tapi dia adalah anak pintar yang terlalu dingin dan datar tanpa ekspresi.

Alisha membaringkan tubuhnya di rooftop sekolahnya sambil mendengarkan music dengan volume keras.

"kenapa kamu ninggalin aku disaat aku bener-bener terjauh, sekarang tidak ada sandaran untuk aku, kamu pergi untuk selamanya dari dunia ini tanpa aku"ucap Alisha dengan suara bergetar menahan tangis.

Alisha tidak menyadari kehadiran siswa yang sedari tadi mendengarkanya dengan hati yang teriris menahan perih melihat wanita yang dicintainya menangis dan mencoba melukai dirinya sendiri. Hanya dengan melihatnya dari jauh sudah membuat dirinya tersenyum.

Alisha mengerti Satria buka meninggal karna dirinya tapi karna penyakiit yang telah lama ada ditubuh Satria dan kambuh karna 'seseorang' yang tidak menyukai Satria. Alisha jatuh saat itu makin terpuruk dalam luka dihatinya perceraian kedua orang tuanya dan dilanjutkan meninggalnya orang yang dia sayang. tuhan sungguh tidak adil membagi semuanya dan menempatkan kesedihan dalam satu waktu.

"Lisha, udah jam pelajaran ayo kek kelas"ucap suara yang menyadarkanya dari lamunanya.

Alisha bangun dari posisinya dan melihat Dika yang melambaikan tanganya kepada dirinya. Alisha bersyukur tuhan masih meninggalkan Dika untuk dirinya untuk menjadi temanya.

Alisha bangkit dan memakai kacamata tebalnya yang sebenarnya bukan minus atau apapun itu adalah topeng Alisha untuk menutupi dirinya. Alisha menghampiri Dika dan segera berjalan menuruni tangga.

"Kapan ya Alisha Nadara kembali tersenyum dan tertawa kayak dulu? Andaikan dulu aku yang gantiin Satria mungkin Alisha tidak akan begini" batin Dika ketika melihat punggung Alisha menjauh.

Alisha duduk dibangkunya yang bersebelahan dengan Dika dan sekarang Alisha mulai mengerjakan soal ulangan Fisika. Walaupun Alisha datar dan dingin tapi jangan ragukan Alisha dalam pelajaran dia berhasil mendapat peringkat pertama satu sekolah dan itu membuat dirinya sedikit dikenal.

Alisha hanya membutuhkan waktu 15 menit untuk mengerjakan soal dan keluar kelas dengan wajah datarnya. Kalau boleh dibilang Alisha itu sebenarnya hampir sempurna dengan tubuhnya dan wajah yang cantik dan otak yang jenius tapi sayang dia terlalu sulit untuk digapai.

8888

Bel pulang sekolah sudah berbunyi 30 menit yang lalu Alisha membiarkan dirinya tertidur di rooftop dengan semilir anginan dan dentuman musik yang membuatnya nyaman. Alisha bermimpi kelak dirinya mungkin tidak akan memiliki pengganti Satria. Alisha memutuskan bangun dan mengendong tasnya menuju lapangan indoor disebelah utara sekolah.

Dukk..dukk...duk..dukk..

Alisha dapat melihat pria berbadan tegap dengan tubuh atletisnya sedang mendribble bola dengan keringat yang bercucuran. Alisha memandang pria itu dengan teliti dan sepertinya ia belum pernah melihat pria itu di lapangan ini.

"nggak usah maksain diri kalo emang udah nggak bisa main lagi, percuma maksain kalo akhirnya tetep nggak akan bisa"kata Alisha dingin ketika melihat perban dikaki pria itu.

"peduli apa anda kalo saya kayak gini ini hidup saya jadi anda tidak perlu peduli"katanya tajam tanpa menatap Alisha.

"hanya orang bodoh yang maksain diri dan hati-hati kalo kaki lo makin parah sakitnya"kata Alisha tersenyum miring lalu pergi meningalkan lapangan.

"hahahaha, apa gue orang bodoh? Kalo gue bodoh lu apa? Cewe yang nggak bisa ngelupain mantannya"kata cowo tadi dengan seringai,

Alisha terdiam lalu tersenyum miris dan berbalik badan dan menghampiri cowok itu dan membisikan sesuatu yang membuat cowo itu tercengang.

"setidaknya gue mencintai dia dan jika lu ungkit itu gue nggak jamin hidup lu aman"kata Alisha disertai seringai.

Semenjak Satria meningal Alisha berubah sedikit kasar dengan semua orang yang ngusik hidupnya tidak terkecuali Dika. Alisha meninggalkan lapangan lalu pergi menuju mobil Jaguar miliknya.

"gadis yang menarik"ucap pria yang diberi teguran Alisha dengan seringainya.

I Lucky To Have You [DISCONTINUED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang