Perjalanan

10 1 0
                                    

Sebelum perjalanan, semua murid mengumpulkan tas ransel diruangan yang telah tersedia.

Setelah mengumpulkan tas, mereka berkumpul dilapangan. Setelah berkumpul mereka berbaris rapih dan mengikuti instruksi.

Hana membenarkan memteknya, namun kesalahan teknis terjadi karena tas gandengnya terjatuh.

"Eeee~~~", kaget Hana.
Untung semua murid sedang rada riweh jadi hanya beberapa orang saja yang melihat ke Hana. Hana melirik kelas sebelah. Lalu Hana melirik kebelakang untuk memastikan Joseph tidak melihatnya.

"Syukur dia tidak melihatnya", batin Hana.

"Cieeeeeeeee"

Suara seruan dari belakang tiba-tiba mengencang. Semua murid menoleh kepada sumber suara dan guru-guru pembina menggelengkan kepala karena menghadapi muridnya yang mungkin satu angkatan stress semua.

"Ada apa sih?", tanya Hana kepada orang yang dibelakangnya. Cherry.

"Gatau, gue gak peduli sama mereka", jawabnya santai. Lalu Hana menanyakan kepada belakangnya lagi. Syla.

"Kha, ada apa sih?", tanya Hana ingin tau.
"Joseph tuh, sempet-sempetnya fast kissing dilapangan, terus si Evan balikan ama Billa", jelas Syla

Drr....

Air mata hampir jatuh, untung diwaktu yang sama Hana ingin bersin.

"Iyakah kissing dilapangan gini?, udah gila tuh anak", ujar Hana

"Iya, sinting dia", kata Syla sambil menggeleng-gelengkan kepalanya dan memegang jidatnya

--

Dalam perjalanan, mood Hana benar-benar hancur. Perhatiannya tertuju kepada Joseph. Pacarnya meminta agar dia bisa sebis dengan Joseph. Hana sekali-kali meliriknya. Dan sekali-kali meminta makanannya. Banyak murid-murid lain yang asal ambil makanan temannya.

Disela-sela perjalanan Hana mengeluarkan gitar kesayangannya, bersamaaan dengan itu Stev juga mengeluarkan gitarnya juga.

"Mau pake gitar siapa?", tanya Stev. Stev adalah ketua Band di sekolah.

"Hm.. Lo aja", kata Hana. Hana pun memasukan gitarnya lagi ke tempatnya.

Jreng....

,"weh kita nyanyi seluruh nafas ini yaak!", ujar Stev

"Ayolah jadiin", kata salah satu murid

"Lihatlah luka ini yang sakitnya abadi
Yang terbalut hangatnya bekas pelukmu
Aku tak akan lupa tak akan pernah bisa
Tentang apa yang harus memisahkan kita

Di saat ku tertatih tanpa kau di sini
Kau tetap ku nanti demi keyakinan ini
Jika memang dirimulah tulang rusukku
Kau akan kembali pada tubuh ini
Ku akan tua dan mati dalam pelukmu
Untukmu seluruh nafas ini~~"

Seiring berjalannya waktu, dan lagupun selesai dinyanyikan oleh semua murid. Tidak. Kecuali satu. Hana. Dia malah tertidur sampai tempat tujuan.

"Han, bangun..", kata seseorang. Cherry.

"Udah sampai?", tanya Hana

"Nde".

Hana dan cherry turun dari bis tersebut. Lalu murid prianya mengeluarkan tas-tas murid lainnya yang tertumpuk dibelakang. Setelah membagikan tas mereka masing-masing barulah berjalan ketempat perkemahannya.

Hana dan cherry melongo saat melihat tanjakannya. Licin, becek, dan tinggi. Belum lagi berbatuan.

"Kita bukan cewe manja!", ucap cherry lalu mendaki

"Sepatu gue masalahnya licin cher
.."

"Yauda lo lepas aja sepatu lu"

"Akh..."

Hana dan cherry melihat kebelakang, ternyata christy tertancap serpihan kayu.

"Gue gak akan lepas sepatu, ah yauda masa bodolah, urusan kepeleset kan nanti. Jalanin aja dulu ngedakinya", ujar hana badmood. Langsung saja jurus kaki seribu mendatangi Hana. Hana terlalu sakit hati melihat keromantisan joseph. Mungkin hana harus pintar-pintar menyembunyikan perasaannya kepada Joseph.

Tbc

Author ; maaf ngepost kelamaan. Maaf juga ceritanya kependekan wkwk Vomentnya yaa^^

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 06, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

A Song For YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang