Hopes Foundered

26 4 0
                                    

Peserta no urut 8
Uname : Yasxgrius
Judul : Hopes Foundered

Aku tertegun melihat butir-butir salju yang berjatuhan. Dinginnya udara semakin membuatku mengeratkan mantel yang kupakai. Suasana yang sepi membuatku tambah terhanyut dalam dinginnya udara.

Jam masih menunjukan pukul 14.45, aku masih tetap menunggu seseorang yang akan datang. Ya bisa dibilang sudah ada dua jam lebih aku menunggunya. Aku tau jika ditunggu seperti ini akan sangat lama sekali. Tapi, aku tak mau berhenti menunggu nya, ya karena dia ini orang yang sangat penting untukku.

Butir salju mulai turun semakin banyak, berjatuhan pada mantel dan kupluk krem yang kupakai. Bangku taman yang lain mulai tertutup tebalnya salju. Orang-orang mulai meninggalkan tempat ini. Hingga akulah yang masih disini.

"Andra?"

Aku menengok keasal suara. Nampaknya ada seorang remaja laki-laki yang paras mukanya sangat aku familier. Tapi entah kenapa aku tak tau dia ini siapa.

"Tuh kan bener. Lo Andra. Hei, lo masih inget gue gak?"tanya remaja itu sembari membersihkan salju dari bangku kosong yang ada disampingku.

Aku masih diam, berusaha mengingat nama orang ini. Beribu macam nama, ku olah agar aku tau siapa dia.

"Kenapa diem sih?" Dia menatapku lekat.

"Oke oke. Bentar." Remaja ini membuka kupluk merahnya dan langsung membenarkan rambutnya yang sedikit acak-acakan.

Tiba-tiba aku kaget melihat gaya dia, gaya cool yang sangat kukenali. ASTAGA! Itu d-dia, orang yang kutunggu dari tadi.

"Sean! Hah??It's you?"

"Kau berubah sekali! Hahaha....maaf sebelumnya aku tak mengenalimu."ucapku dengan suara agak kencang. Sungguh aku sangat senang.

"Lo masih sama aja kayak dulu. Gak berubah," Dia membersihkan salju yang menempel di rambutku. Dan dia pun membuka kupluk krem yang kupakai.

"Gimana kabar lo?"

Wow?apakah kali ini aku sedang berkhayal, bahwa dia menanyakan kabarku?

"I'm fine."ucapku singkat.

"Ohh oke. Sekarang lo tinggal dimana?"

Hatiku rasanya dipenuhi bunga-bunga bermekaran kali ini.

"Hm...apartemenku gak jauh dari sini kok! Kamu sendiri tinggal dimana?"tanyaku balik.

Logat omonganku memang sedari dulu tak pernah memakai bahasa gaul. Ya karena aku pikir lebih enak dan sopan memakai logat aku-kamu.

"Gue lagi liburan. Ohh iya, lo ngapain disini?"

"Ng...tadi, ng...aku lagi nungguin kamu." Aku menjawab dengan suara pelan.

"Hah??nungguin gue?disaat suhu udara sedingin ini?rela banget sih bikin lo kedinginan. Berarti tandanya gue spesial ya, dimata lo??"sahutnya dengan gaya mata dipicing-picingkan.

"Hmm...gak juga."

Tanpa kusadari Sean menggeser sedikit posisi tempat duduknya. Saat jarak kami sudah dekat, dia mendekapku dalam pelukannya. Oh tidak, jantungku berdegup sangat cepat kali ini!

"Lo kedinginan kan?"

"Eh ng...nggak kok."

Padahal sungguh dalam lubuk hatiku terdalam aku ini kedinginan. Bagaimana tidak sudah hampir dua setengah jam aku menunggu dia.

"Jangan pernah bohongin diri sendiri."

Aku diam dalam dekapannya.

"Lo tau dari Riko ya kalo gue mau liburan kesini?"

SnowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang