Peserta no urut 10
Username: expelliamrus
Judul: Kisah di Bulan Desember"Kalau begini ceritanya, aku tidak mau dengar lagi." Gadis itu menarik selimut melewati kepalanya lalu meringkuk di dalamnya seperti janin.
"Kenapa?" tanya wanita yang duduk di ujung ranjang si Gadis. Wanita itu mengulurkan tangannya dan menurunkan selimut yang menutupi tubuh anaknya.
Gadis di dalam selimut itu membalikkan tubuhnya dan menatap wajah ibunya dengan mata yang memerah dan agak basah. "Aku tidak mau mendengar ceritamu lagi, Ibu. Cerita itu terlalu menyeramkan."
"Menyeramkan?" Sudut-sudut bibir si wanita terangkat-membentuk senyuman geli. "Aku justru menganggapnya indah."
"Indah? Bagaimana bisa?" tanya si Gadis di sebelahnya.
"Beruang Betina itu memilih mati di tengah-tengah badai salju di bulan Desember yang ganas."
Ibunya tersenyum. Sambil mengulurkan tangannya untuk membelai wajah anaknya, dia berkata, "Memilih mati, ya. Tapi kurasa, dia akan lebih bahagia dengan pilihan itu daripada harus melanjutkan perjalanan tanpa Beruang Jantan."
Gadis itu memandang ibunya dengan bingung. "Kenapa? Aneh sekali. Dia tidak seharusnya memilih kematian!"
"Itu namanya cinta, Sayang," ucap ibunya dengan lembut.
"Beruang Betina memilih tetap tinggal dan menemani Beruang Jantan yang sakit-sakitan di tengah badai salju daripada pergi dan selamat sendirian. Dia akan kesepian sepanjang hidupnya."
"Dia bisa mencari Beruang Jantan lainnya, bukan?" tanya gadis itu-masih tidak mengerti.
Ibunya tersenyum. "Dia memang bisa. Tapi apa yang benar-benar dicintainya tidak akan pernah tergantikan."
"Kenapa?" Si Gadis masih tampak kebingungan. "Dia bisa menemukan Beruang Jantan lain yang tidak sakit-sakitan."
"Itu yang namanya kesetiaan, Sayang," jawab ibunya dengan lembut.
"Cinta dan kesetiaan," gumam si Gadis. "Apakah itu benar-benar penting dan berarti?"
"Tentu saja," jawab ibunya. "Cinta dan kesetiaan dapat membuat dunia ini indah. Tapi jangan salah sangka, cinta dan kesetiaan juga dapat membuat dunia ini hancur."
"Seram sekali," gumam gadis itu sambil menarik selimut menutupi dadanya.
Ibunya tersenyum. "Cinta dan kesetiaan memang indah dan mengerikan di saat bersamaan. Tapi dua hal itu adalah hal terpenting di dunia. Semua orang pasti merasakannya."
Gadis itu terdiam sebentar sebelum berkata, "Apakah cinta dan kesetiaan juga yang membuat Ibu tetap bersama Ayah saat Ayah meninggal?"
Lagi-lagi, ibunya tersenyum. "Ya."
"Apakah cinta dan kesetiaan juga yang membuat Ayah bertahan begitu lama dalam penyakitnya? Untuk menemani kita selama yang dia bisa?" tanya gadis itu.
"Kurasa begitu," jawab ibunya.
Gadis itu menghela napasnya lalu melemparkan pandangannya ke arah jendela kamarnya. Dari tirai yang sedikit tersibak, dia bisa melihat salju yang turun dan menumpuk di pekarangan rumahnya.
Sekarang bulan Desember, dan salju menumpuk di mana-mana. Salju selalu mengingatkan si Gadis akan ayahnya yang berhenti bernapas dua tahun yang lalu.
Dia rindu ayahnya. Ayahnya adalah satu-satunya penggila salju yang si Gadis kenal. Ketika masih hidup, ayahnya sering mengajak si Gadis bermain-main di salju. Ayahnya pernah berkata, dia hidup untuk salju. Ayahnya juga berkata bahwa dia ingin sekali meninggal pada saat salju turun di bulan Desember-dan keinginannya itu terkabul.
Waktu itu, si Gadis tidak mengerti kenapa malam itu ibunya datang ke kamarnya dan memberinya sebuah kisah tentang Beruang Betina yang tidak meninggalkan Beruang Jantan yang sakit-sakitan di tengah badai salju bulan Desember.
Belakangan, ketika si Gadis sudah beranjak dewasa, dia sadar bahwa kisah Beruang Betinda dan Beruang Jantan adalah kisah ayah dan ibunya.
Beruang Betinda dan Beruang Jantan yang saling mencintai dan setia terhadap satu sama lain. Beruang Betina adalah ibunya, dan Beruang Jantan adalah ayahnya.
Belakangan pula, si Gadis mengerti ibunya mengapa ibunya menceritakan kisah itu di bulan Desember pada saat hujan turun-tepat dua tahun setelah kematian ayahnya. Kisah itu menjadi semacam pengingat bahwa cinta dan kesetiaan mereka tidak akan pernah ada habisnya.
Malam itu, ibunya juga mengajarkan kepadanya bahwa cinta dan kesetiaan akan selalu ada. Kapan pun, di mana pun dan dalam keadaan apa pun.
Dan sekarang, gadis itu yakin, bahwa kita akan selalu dapat menemukan cinta dan kesetiaan. Bahkan di antara hujan dan tumpukan salju di bulan Desember.[]
KAMU SEDANG MEMBACA
Snow
Short StorySNOW. Antara Aku, Kau, dan Salju. [tanpa pengeditan] Event flashfiction yang diadakan GarudaWPTeam untuk umum. Selamat membaca!