Perasaan

18 1 0
                                    

Laki-laki itu.Iya,dia.Dia melambai tangan dengan wajah bahagia sambil membawa sebuket bunga kearahku.Senyum nya manis sekali.

Aku berjalan menghampirinya.Tin tin tin..
Aku menoleh dan tidak tahu harus berbuat apa,mobil itu tinggal seinci denganku dan..
Aku tidak merasakan apa-apa lagi.
...

Aku terbangun dengan nafas tersengal-sengal dan nyeri dikepala ku.Mimpi buruk.Aku merasa aku pernah mengalaminya dan itu seperti nyata,ah tapi mimpi hanyalah bunga tidur bukan?

Kulirik jam petak disamping tempat tidurku.Ia menunjukkan pukul 02.00.Aku menggapai gelas yang ditutup disamping jam tersebut.Kuteguk perlahan-lahan sambil mengatur nafasku.

Masih terbayang diotakku,wajah laki-laki dalam mimpiku benar-benar mirip dengan wajah laki-laki yang ada disemua foto yang ada didinding kamar ini.Memang dia sih.Mungkin aku terlalu memikirkannya sampai-sampai terbawa mimpi.Aku jadi penasaran,siapa dia dihidupku? Tentu saja pertanyaan itu takkan terjawab olehku sendiri.

Aku kembali tidur.
...

Aku merapikan diriku sekali lagi dikaca.Oke.Aku siap keluar untuk sarapan bersama keluarga ku.Percaya diri sekali aku menyebutnya keluargaku,aku saja masih merasa asing.Tapi ya sejauh ini mereka memang membuat nyaman,mungkin hati inilah yang akan mengingatkan ku pada tiap-tiap kejadian atau orang yang kulupakan dengan rasa nya.

Kubuka pintu kamarku dan aku berjalan menuruni tangga.

"Ayo sarapan,El" kata pria yang sekiranya tidak jauh diatas umurku.Ia kelihatan ramah.Waktu aku terbangun dia bilang dia adalah kakak laki-laki ku.

Aku hanya tersenyum dan mengangguk sembari berjalan ke meja makan disambut senyuman pria yang sudah cukup tua.Ya,dia ayahku.

"Pagi El" sapa seorang anak kecil dengan wajah ceria sambil menempati kursi disebelahku.Ia tampak rapi dengan kuncir dua nya.Ia adikku,Alena."Kau ingat aku kan El?"

"Emm..siapa ya?" kataku bercanda sambil mengulum senyum.

Seketika seisi rumah kaget dan melihat kearahku.Aku bingung.

"El,kau baik-baik saja kan?Kau tidak mengenal kami?"tanya ayah dengan wajah khawatir.

Oh tidak.Aku sudah membuat orang-orang ini takut.

Aku menggeleng cepat sambil tertawa,"Tidak,aku hanya bercanda,aku ingat kalian kok"

Tiba-tiba Alena turun dari kursinya dan memelukku,"Aku sayang padamu El".Ada perasaan nyaman yang kukenal,perasaan seperti pulang kerumah yang benar-benar rumah.Memang benar,walaupun ingatanku buruk tapi perasaanku ternyata masih berfungsi baik.

Kubalas pelukkan nya,"Aku juga" kataku sambil mengelus kepalanya.

"Ayo dimakan" Ibu keluar dari dapur dengan mangkok besar berisi nasi goreng lalu ia kembali kedapur dan membawa telor mata sapi dengan sendok nasi.

Ibu menyendokkan nasi goreng tersebut ke piring ayah lalu piring Alena,aku dan terakhir kakak laki-laki ku,Dave.

"Hari ini,makanan kesukaan mu El" ujar Ibu sambil tersenyum kepadaku ketika aku akan menyendokkan nasi kemulutku.

Aku memakannya.Rasanya luar biasa aku suka.Yaa ini memang favoritku.Ternyata perasaanku mengenal kesukaanku.

Untuk saat ini,memang perasaanku lah yang menuntun ku untuk mengingat.Karna rasa tidak pernah lupa.

PHOTOSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang