Kamera

4 0 0
                                    

Aku memasukki kamar dan segera berbaring setelah meletakkan tas ku asal dimeja kaca rias ku.

Aku menghela nafas kuat-kuat dan memandang kosong ke langit-langit kamarku.Masih terngiang omongan Maye,"Kau harus benar-benar mengenalinya El,ada begitu banyak orang yang wajah nya identik dengan orang yang kita kenal,mungkin dia memang Gray tapi mungkin dia bukan Gray yang kau maksud,dan..lagipula..kau..amnesia El".Aku mengangguk.Ya,aku memang amnesia.Dasar bodoh,kenapa aku lupa kalau aku adalah orang yang amnesia.

Ntah kenapa sakit sekali mendengar nya.Amnesia.Aku jadi benci akan hal yang menimpaku saat ini.

Aku beranjak bangkit dan berjalan menuju lemariku lalu menelusuri tiap tempat dalam lemari. Ada sebuah kotak.Cukup berat.Aku mengambilnya dengan hati-hati,siapa tahu didalamnya ada barang pecah belah.

Aku buka kotaknya.Didalamnya terdapat kamera dan seberkas kertas-kertas berlipat,beberapa postcard juga foto" yang sebagian tidak digantung.

Aku memperhatikan satu-satu foto tersebut,semua fotoku bersama Gray,wajahku slalu kelihatan gembira.Aku membaca beberapa postcard dari tempat yang Gray kunjungi,semua pesannya bernada rindu,menyatakan bahwa dia mencintaiku,dan yang terakhir 5 tahun yang lalu,postcardnya berisikan nada sedih dan berharap.

Please,open up your eyes
Here I'm,always pray for your heal and reply my postcard as usual u did

Aku meletakkan kembali postcard itu.Ingin sekali aku membalas pesan tersebut bahwa aku disini sudah sembuh berkat semua doa dari orang-orang yang menyayangiku termasuk dia.Hatiku hampa sekali.

Aku menghidupkan kamera tersebut,namun batre nya tidak terisi.

Tok tok!

"Masuklah" kataku.Kepala Ibu muncul dari balik pintu.Ia tersenyum.

"Sedang apa kau?" tanya Ibu dengan hangat sambil menghampiriku disisi tempat tidur.

"Aku mencoba memasuki kehidupan ku yang dulu" balasku sambil tersenyum dan mengalihkan pandangan ku pada kotak yang kupegang."Aku merasa sedikit asing dengan diriku"

Kulihat sekilas raut wajah Ibu menjadi sedih,"Maaf kan aku" katanya sambil memelukku.

"Tidak salah Ibu" kataku sambil membalas pelukkannya.Lalu ia melepasnya dan menatap mataku.

"Bu,kenapa kau tak bilang Gray mengirimiku postcard terakhirnya?".Ibu sedikit kaget mendengar pertanyaanku.

"Maaf El,Ibu lupa,lagipula dulu Ibu berpikir,kau mungkin takkan pernah membaca atau pun membalasnya untuk Gray,Ibu berpikir lebih baik Ibu simpan kan saja didalam kotak,hatiku sangat kacau saat membaca postcard Grey,dan kau tau,cuma itulah satu-satunya kabar dari Gray ketika dia sudah berada di Kanada"

"Ibu,apa Ibu tak pernah mencoba untuk menghubungi keluarga Gray?Mengabarkan bahwa aku sudah sadar,setidaknya agar mereka tahu bahwa aku tidak mati" kataku.Ibu hanya terdiam.

"El,itu sangat sulit" Ia menghela nafas,"Andai saja kau tidak amnesia,kau pasti akan mengerti"

"Kenapa Ibu?" tanyaku penasaran.

"Sebaiknya kita makan malam dulu.Aku akan coba menghubungi mereka" kata Ibu kemudian tersenyum sedikit terpaksa dan menyuruhku untuk segera makan.Sungguh aku merasa tidak enak.Tidak tenang.
...

Aku menunggu batre kamera tersebut terisi.Aku merasa tidak sabar untuk menemukan sesuatu didalamnya.Aku merasa seperti mengintip kehidupan orang lain.

Sudah setengah terisi.

Aku segera mencabutnya karna aku tidak sabaran,lagipula kan hanya sesekali aku berbuat seperti ini.

Aku langsung masuk ke penyimpanan galerinya.Ada hampir seribu lebih foto beserta video didalamnya.Foto keluarga,foto acara,foto surprise ulang tahun,dan tentu saja foto-fotoku bersama Gray.Dan aku menjelajahi satu persatu foto tersebut,aku benar-benar seperti orang lain.

Aku menemukan satu foto.Disitu,Gray.Ya dia,dia mencium bibirku yang sedang tersenyum dan foto itu sedikit blur.

Aku meraba bibirku dan memejamkan mataku.Aku merasakan sesuatu.Aku membayangi nya.

Aku kembali lagi menatap foto tersebut dengan dalam dan mencoba merasakan nya.Ternyata,begitu banyak sudah hal yang kulakukan bersama nya.
...

Aku pergi berangkat ke tempat kursus belajar hari ini,tak lupa kubawa kamera tersebut.Aku masih ingin menyelami diriku yang dulu dengan seribu kenangan yang tidak lagi kuingat,ntah selama beberapa waktu atau mungkin selamanya.

PHOTOSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang