Dia

17 1 0
                                    

Aku dirumah bersama Dave yang sebentar lagi akan pergi kuliah,Ibu sedang mengurus kegiatan kemanusiaannya,Ayah bekerja dan Alen sekolah,jadi aku duduk dengan bosannya didepan sebuah tv sambil berulang kali mengganti channel.Tidak ada yang menarik.Semua tampak membosankan,sampai aku terhenti ke sebuah acara musik,yang menampilkan seorang laki-laki yang sedang bermain piano.

"..If I could write another ending..
this wouldn't even be our song..
I'd find a way where we would never ever be apart
right from the start.."

Aku kaget.Wajahnya.Mirip dengan laki-laki yang ada difoto semua kamarku.Benar diakah?Atau hanya sekilas mirip saja.Namun hal itu terhenti ketika Dave datang.Pikiranku teralihkan.

"El,lihat siap yang datang!" kata Dave seraya mempersilahkan seseorang masuk.Seorang cewek dengan tubuh jangkung sedikit proporsional melangkah kearahku dengan senyum manis yang menyiratkan kerinduan.

"El?Kau ingat aku?" tanyanya gugup,masih dengan senyuman yang sama.Ia kemudian melirik Dave.Dave hanya tersenyum simpul seakan berkata,"beginilah dia sekarang".Ia melangkah menghampiriku dan duduk disebelahku.

"Aku tinggal kalian yaa" kata Dave pamit lalu pergi keluar.

"Aku Marveolous,kau biasa memanggilku Maye.Kita sudah bersahabat sejak kecil,saat ini aku bekerja menjadi seorang model dimajalah Sunshine,itu semua berkat dukunganmu padaku.Kita sering bercerita banyak hal,dari mulai yang tidak penting sampai yang serius.Kita sering berbagi banyak hal,makanan,pakaian,dan anything.Kalau kita sedang luang dan bosan,biasanya kau akan menelponku untuk mengajakku keluar,kalau saat aku sibuk photoshoot biasanya kau akan datang dan membawakan ku makanan ke tempatku melakukan photoshoot dan menunggu sampai selesai lalu kita pergi ke suatu tempat"

Aku tersenyum mengangguk,lalu aku peluk ia.Aku ingin mengetahui rasanya.Ya,ini rasa yang kukenal.Aku seperti kembali,aku merasa ada sesuatu yang dekat denganku didalam rasa ini.

Kurasakan ia membalas pelukan ku dan mengusap-usap punggungku seraya berkata,"El,aku benar-benar merindukanmu,aku senang kau bangun,aku senang walaupun kita harus mengulang cerita kita dari awal"

"Tidak ada yang harus dimulai dari awal Maye,semua akan tetap sama" kataku sambil melepas pelukanku padanya."Kau hanya perlu mengatakan,apa yang seharusnya kulakukan padamu seperti biasa nya aku dulu.Aku tidak ingin berubah,aku tidak ingin menjadi asing bagi orang terdekatku"

Ia tersenyum haru,lalu mengambil paper bag yang ia letak didepan meja."Lihat,aku bawakan kau sesuatu" Ia menyerahkan paper bag itu padaku.

Aku membukanya dan didalam ada sweater dengan sablon tulisan didepannya yang menurutku cukup lucu."My fucking bestfriend give me that shit".Aku melihatnya sambil tertawa kecil.

"Kau suka?" tanya nya dengan senyum mengembang.

"Yeah,bitch" kataku dan kami sama-sama tertawa.

Maye melihat tv dan kaget."Dia sudah kembali?" katanya lirih,namun aku dapat mendengarnya cukup jelas.

"Siapa Maye?Kau kenal dia?" tanyaku penasaran.

"Tentu saja El.Aku mengenalnya,dan kau pun sangat mengenalnya" jawabnya dengan menekankan kata sangat padaku.

"Sebentar Maye" kataku beranjak bangkit dari sofa dan pergi kekamarku untuk mengambil semua foto-fotoku bersama laki-laki yang ternyata benar dia di tv itu.

Maye menatapku bingung ketika aku turun dan membawa kotak yang isinya foto ku dengan laki-laki itu.

"Katakan Maye,apa kami sedekat ini?" tanyaku padanya sambil menunjukkan kotak berisikan foto-foto kami.

"Ya El,kalian memang sedekat itu,malah sangat dekat.Kalian pernah pacaran.Kalian sudah menghabiskan waktu bersama selama 5 tahun diuniversitas yang sama,dan sebelum akhirnya kau kecelakaan dan 2 tahun kemudian ia pergi ke Ontario,Kanada untuk melanjutkan karir musik nya.Setelah itu kami tidak tahu lagi soal dia,dia juga seperti nya tidak mau tahu soal mu lagi"

Dikalimat terakhir Maye,ntah kenapa aku merasa hatiku sakit.Perasaanku menjadi sedih.

"Siapa dia Maye?"

"..kita ucapkan terima kasih untuk Gray" seakan-akan tv menjawab pertanyaanku.Mc itu berkata demikian sebelum akhirnya meng-close up wajah tampan laki-laki yang memiliki senyum manis itu.

"Dia Gray" jawab Maye akhirnya.

Kini terjawab sudah tentang laki-laki itu.Tapi aku masih penasaran,sedikit terlintas dibenakku,apa dia benar-benar tidak ingin tahu lagi tentang ku?bagaimana kalau ia tahu aku sudah sadar?
...

"Kau sudah bertemu dengan Maye ya?" tanya Ibu ketika menyendokkan daging panggangnya kemulutnya sambil menunggu jawabanku.

Aku mengangguk sambil menelan makanan yang kukunyah.

"Ibu,ada yang ingin aku tanyakan" kataku memecah keheningan suasana makan malam.

"Apa itu?" tanya Ibu penasaran.

"Apa...Gray,tidak tahu kalau aku sudah sadar?" tanyaku takut-takut.

Ibu sedikit kaget,lalu kening berkerut seolah bingung.Mulut Ibu sudah terbuka untuk berbicara sebelum akhirnya Ayah tiba-tiba bertanya.

"Bagaimana kau tahu soal Gray?Apa hanya dia yang kau ingat?" tanya Ayah dengan raut wajah bingung yang serius.

Aku menggeleng lemah,"Maye yang menceritakan tentang Gray padaku"

"Kami tidak tahu lagi soal dia,El.Dia hanya pamit pada kami akan bekerja di Ontario,Kanada.Waktu itu orang tuanya pesimis bahwa kau akan tetap hidup,padahal tepat dihari ulang tahunmu,ia sudah lama menyiapkan cincin untuk melamar dan menikahimu.Yang Ibu tahu,ia sudah dijodohkan,lalu ntah bagaimana ia bisa mendapat pekerjaan sampai di Kanada" cerita Ibu.

Aku tertunduk lesu.Ntah kenapa aku merasa sedikit sakit dan sebagian rasa itu aku berkeinginan menemuinya.

"Ada apa El?" tanya Ibu menatap wajahku sedikit khawatir.

"Tidak apa-apa Ibu"

"Kau ingin bertemu dengan nya?" tanya Ibu lagi.

Aku menggeleng lemah,"Aku tidak mungkin ingat siapa dia,mungkin dia sudah mengira aku mati" dan aku tersenyum lemah.Ya,benar,dia sudah mengira aku mati.

PHOTOSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang