Youngjae

3.6K 211 10
                                    

Lagi, untuk yang kesekian kalinya aku membuka album foto lama yang berisi foto-foto kenanganku bersamanya. Jung Min Kyung. Kami bersahabat sejak kecil, dulu. Kenapa? Ah, sebenarnya aku tak ingin mengungkit hal ini tapi pikiran ini selalu memaksaku untuk selalu mengingatnya.

10 tahun yang lalu...

"Banjjak-banjjak jageun byeol areumdabge bitine

dong jjok haneuleseodo seojjok haneuleseodo

banjjak-banjjak jageunbyeol areumdabge bitine"

('Banjjak banjjak jageunbyeol'/'Twinkle Twinkle Little Star')

"Young Jae, kalau kita sudah dewasa apa kita akan terus bersahabat?" tanya Min Kyung. Aku yang sedang memainkan piano berhenti yang membuat Min Kyung berdiri dan menghadapku.

Aku menatapnya. "Kau ingin kita terus bersahabat?" aku balas bertanya yang dibalas anggukan kepalanya. Aku hanya tersenyum kecil. "Kalau itu maumu, tentu saja,"

Min Kyung tersenyum senang mendengar jawabanku. Ia memelukku dengan kencang. "Pokoknya, kita harus terus bersama. Kita sahabat, 'kan?"

Meskipun aku tahu hal ini akan membuat Min Kyung sedih, tapi mau tidak mau aku harus tetap mengatakannya. "Min Kyung-ah, besok aku akan pergi dari sini. Aku harus ikut orang tuaku pindah ke Seoul,"

Tampaknya, Min Kyung tidak percaya dengan apa yang baru saja aku katakan kepadanya. Ia langsung lari keluar dari rumahku begitu saja meninggalkanku. Aku pun mengejarnya. Kami lari tanpa berhenti denganku yang terus memanggil Min Kyung. Namun, apakah takdir benar-benar ingin memisahkan kami? Aku terus mengejar Min Kyung hingga hampir sampai ke jalan raya. Aku berteriak memanggil Min Kyung agar berhenti, namun dia masih terus berlari dan mulai menyebrangi jalan raya.Min Kyung menyebrang tanpa melihat kiri-kanan hingga tiba-tiba saja sebuah truk besar menabrak tubuh kecil gadis malang itu.

Aku berlari menghampiri Min Kyung yang sudah tak sadarkan diri. Aku begitu panik melihat darah segar mengalir dari kepala Min Kyung. Orang-orang yang menyaksikan kecelakaan itu langsung mengerumuni kami dan ada yang segera menelepon ambulans. Aku meneriakkan nama Min Kyung berkali-kali, tapi hasilnya nihil.

Min Kyung telah dibawa ke rumah sakit setelah kecelakaan tersebut. Dan aku masih menunggunya bersama dengan kedua orang tua Min Kyung. Aku juga terus mengucapkan kata maaf berkali-kali karena aku yang menyebabkan Min Kyung mengalami hal seperti ini. Meskipun kedua orang tua Min Kyung mengatakan bahwa ini bukan salahku, tetap saja aku merasa bersalah kepada Min Kyung.

Ketika dokter yang menangani Min Kyung keluar dari ruang ICU, kami langsung menemuinya. Dokter itu mengatakan bahwa Min Kyung mengalami keretakan di bagian lengan kanan dan di sebagian tengkoraknya. Kami begitu khawatir mendengar kondisi Min Kyung, namun dokter tersebut mengatakan bahwa itu tidak terlalu parah dan Min Kyung akan segera sembuh jika banyak istirahat. Setelah itu, kami diizinkan masuk. Melihat Min Kyung yang tak sadarkan diri aku jadi tidak tega.

Namun, kepindahanku ke Seoul tetap berjalan. Aku juga tidak mungkin membantah kedua orang tuaku. Alhasil, dengan terpaksa aku pergi meninggalkan Min Kyung yang masih belum sadarkan diri setelah menitipkan pesan tentang kepergianku melalui kedua orang tua Min Kyung.

FLASHBACK END

Dan disinilah aku sekarang, berada di sini lagi, Mokpo. Setelah menceritakan seluruh kejadian tentang kecelakaan yang dialami oleh Min Kyung, kedua orang tuaku juga merasa iba. Aku meminta kepada mereka agar kami sekeluarga pindah kembali ke Mokpo setelah aku lulus SMP. Namun, saat itu Appaku masih sibuk-sibuknya di Seoul sehingga kami harus menunda kepindahan kami hingga aku kelas 2 SMA. Aku berencana ingin menemui Min Kyung lagi. Aku ingin melihat keadaannya sekarang.

GOT7 ONE SHOTSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang