✖4.Long time no see

141 28 6
                                    

"Hahaha aku akui memang kalau soal wanita, kau jagonya." Kazuki menepuk pelan punggung Ryo, dan tawa antar keduanya pecah.

Setelah tertawa puas, mereka kembali melanjutkan kegiatan bersantai ria di kafe Ryo, dan tak ketinggalan mereka juga sedang asik menyeruput kopi.

Tiba tiba dari belakang mata Ryo di tutup, ekspresi wajah Kazuki seketika berubah, ia ingin menuntahkan kopi yang barusan ia seruput tapi ia berusaha menahan cairan hitam itu untuk tidak keluar dengan cara menahan dengan telapak tanganya, lalu cepat cepat ia telan, dan sekarang wanita itu berkedip ke arah Kazuki menandakan ia untuk diam dan jangan mengatakan apa apa ke Ryo dan Kazuki  menurut.

"Siapa ini?" Ucap Ryo dengan penuh rasa penasaran.

Tapi wanita itu tak kunjung membuka mata Ryo, dan akhirnya Ryo menarik tangan wanita itu dan langsung membalikan badanya.

Betapa terkejutnya Ryo. "Nana!" Ucap Ryo mendapati bahwa wanita di depannya adalah orang yang sempat ia cintai selama setahun dan hal itu sudah lewat setahun yang lalu, cinta Ryo harus pupus karna Nana melanjutkan sekolahnya ke korea.

"Hai! Rupanya kau masih mengenaliku ya." Nana tersenyum ke arah Ryo.

Oh sudah sangat lama Ryo tidak melihat senyum manis ini, dan Ryo langsung berdiri dan memeluk Nana dengan erat dan mengeluarkan tangisan haru nya, Nana membalas pelukan itu dengan memeluk Ryo lebih erat.

"Sudah lama tidak bertemu ya Ryo." Ucap Nana yang masih dalam keadaan berpelukan dengan Ryo.

Ryo hanya tertawa sambil tak henti hentinya menangis mendengar ucapan Nana. "Ah kau benar benar berhasil membuatku menangis ya."

Nana tertawa dan melepaskan pelukanya dengan Ryo, kali ini Nana menatap Ryo dengan tatapan penuh arti, dan mulai menyeka air mata Ryo. "Apa begini caramu menyambutku? Jangan menangis, kau masih saja sama seperti dulu ya cengeng."

Akhirnya Ryo menghentikan tangisan nya, lalu tertawa dan tanpa ragu ia mencium kening Nana, setelah ia melepaskan ciumannya Ryo merangkul Nana dengan erat.

"Hey Kazuki, lama tidak bertemu ya." Ujar Nana kepada Kazuki.

Kazuki hanya mengangguk sambil tersenyum. "Eh Ryo, aku pulang dulu ya masih ada yang harus ku kerjakan."

"Ah cepat sekali, padahal kau baru datang tadi." Ucap Ryo sedikit terkejut.

Namun Kazuki tak menanggapi ucapan Ryo dan malah berjalan keluar kafe.

✖✖✖✖✖✖✖✖

Ryo benar benar senang dengan kehadiran Nana kesini, tapi di satu sisi ia tak mau menyia nyiakan kepercayaan nenek Yumi dan memang pada dasarnya Ryo sudah suka dengan Yumi, benar benar membuat Ryo bingung.

"Jadi kau masih suka ke bukit ilalang itu? Ah benar benar sudah lama ya kita tidak kesana." Ucap Nana.

Ryo hanya tersenyum kecil mendengar ucapanya barusan, sebenarnya saat ini Ryo masih berfikir siapa yang harus ia perjuangkan, Nana atau Yumi.

"Hei, apa yang sedang kau pikirkan? Ceritakan padaku." Ujar Nana lagi, dia benar benar tidak berubah sama sekali  pikir Ryo, Nana masih bisa membaca ekspresi wajahnya dan sangat mengerti perasaannya.

"Tidak apa apa, jadi apa tujuanmu datang kesini?" Tanya Ryo berusaha mengalihkan pembicaraan.

Nana nampak terdiam sejenak sebelum ia benar benar menjawab. "O-oh ti-tidak apa apa, aku hanya mengunjugi bibiku saja."

Jawaban Nana sedikit membuat Ryo kecewa, karna berarti Nana tidak menetap di jepang dan dia akan kembali ke Korea. "Berapa lama kau disini?"

"Hanya dua minggu aku sengaja kesini karna sekolah mengadakan classmetting selama 2 minggu sambil  menunggu hasil nilai kelulusan, daripada aku bosan disana jadi aku  main kesini." Ucap Nana menjelaskan.

"Oh." Jawab Ryo singkat.

Nana hanya tersenyum mendengar jawaban Ryo, nana memanggil  salah seorang pelayan dan memesan kopi panas. "Eh, kamu mau juga?" Nana menawarkan.

Ryo menggeleng dan tersenyum masam, benar benar saat yang tidak tepat bagi Nana, ia seperti membolak balikan keadaan, di saat Ryo mulai bisa menyukai wanita lain selainya dengan serius malah ia datang membawa kisah lama dan seolah meminta untuk di ulang.

Ryo POV
✖✖✖✖✖✖

Drtttt ... Ponselku bergetar, dengan cepat ku raih di dalam saku celanaku.

Mataku seketika terbuka lebar saat nama Yumi tertera di layar ponselku.

Yumi: Hey idiot, apa yang kau rencanakan untuk lusa? Cepatlah beritahu aku.

Aku tersenyum kecil melihat isi sms dari Yumi, rupanya ia penasaran apa yang akan aku lakukan padanya, tak terasa sudah hampir seminggu aku tidak bertemu dia , aku rindu pada celoteh dan ekspresinya ketika mengamuk.

Selama seminggu ini aku hanya menghubungi Yumi lewat sms dan line, benar benar membosankan tidak melihatnya secara lansung, karna sejujurnya ketika ia mengamuk di sms atau line berbeda dengan amukanya saat bertemu langsung, ah entahlah intinya aku rindu Yumi dan segera ku balas pesan singkatnya.

Reply: Enak saja kau, raskan dulu sensasi menunggu dan lusa baru akan ku beritahu, jika aku beritahu sekarang maka akan tidak seru.

Kembali aku tertawa kecil sambil membalas sms Yumi.

"Dari siapa? Kok kamu tertawa tawa begitu?" Tanya Nana yang menatapku dengan tatapan penasaran.

"Dari temanku." Aku menjawab singkat.

Nana hanya mengangguk dan melanjutkan memandangi bagian luar kafeku dari kaca pembatas antara bagian dalam kafeku dan bagian teras kafeku, ia memandangi orang yang lalu lalang dengan tatapan yang sendu, aku kenal betul dengan jenis tatapan nana yang seperti ini tatapan ini menandakan bahwa ada sesuatu yang ia pikirkan.

"Nana apa yang kau fikirkan?" Tanyaku melihat keadaan Nana saat ini.

Nana menoleh kearah ku dan sedikit terkejut, ia menelan kopinya dan barulah dia menjawab pertanyaanku. "A-ah tidak, kafemu sudah berkembang sekarang ya."

Aku tau yang nana ucapkan barusan adalah bohong, dia tak menjawab langsung dan saat menjawab ia sedikit terbata bata, tapi aku juga tidak bisa memaksa dia mengatakan apa yang sebenarnya ia pikirkan.

"Hm lumayan, setidaknya sudah mulai berkembang dari saat kita masi baru membuka kafe ini." Ucapku berusaha mengingatkan Nana tentang kenangan kafe ini.

Nana sedikit terkekeh mendengar perkataanku, dan tersenyum kaku. "Sudah lama ya aku tidak membantumu melayani pelanggan."

Aku hanya  mengangguk dan memberikan senyum halusku, untunglah nana masih mengingat semua hal yang pernah kami lakukan bersama.

Drttt ... ponselku bergetar lagi.

Yumi: Ya sudah terserah kau saja ╰_╯

Ini bukan saat yang tepat untuk membalas sms  Yumi, karna saat ini aku sedang bernostalgia ria dengan Nana.

"Apa kau sudah mempunyai pacar Ryo?" Pertanyaan Nana kali ini benar benar berhasil membuatku terkejut.

Kenapa Nana melontarkan pertanyaan seperti itu, apa maksud dari perkataannya, bagaimana bisa aku mendapatkan seorang Pacar yang benar benar serius setelah putus darinya satu tahun yang lalu dia benar benar membuat hidupku kacau.
Setelah kepergianya kehidupanku berubah total, aku menjadi tak terkendali semua kulakukan untuk berhasil melupakanya, tapi apa? Aku malah menjadi laki laki yang tak henti memacari banyak wanita hanya untuk dijadikan pelampiasan kesepianku.

"Hey, kenapa kau malah melamun?" Lagi lagi Nana menegurku.

"E-eh se-sejauh ini aku belum memiliki pacar." Jawabku seadanya.

✖✖✖✖✖✖✖
To be continue.
✖✖✖✖✖✖✖

Hallo semua sekarang kita udah mulai masuk ke konfliknya nih dengan kedatangan Nana, hope you enjoy lah ya.

Happy reading♥♥♥

2 Side (with) 2 StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang