✖7.3 in 1

60 11 6
                                    

"Hatchim." Ryo bersin dengan kuat saat sedang mengendarai mobil, sontak stir mobil sedikit goyang. Ditambah lagi tanganya sudah menggigil, karna tadi di Disney land sedang hujan lebat.

"Apa kau masih kuat?" Tanya Yumi khawatir.

Ryo hanya tersenyum sambil menggigil kearah Yumi, dan melanjutkan menyetir, bibirnya kini sudah mulai memucat.

Yumi bergumam, "Makanya kalau kau tak kuat menahan dingin, jangan berikan jaketmu untuku Ryo." lalu melepaskan jaket Ryo dari tubuhnya dan memberikan ke Ryo.

Ryo masih terus diam dan menggigil, lalu tak lama kemudia mereka sampai dirumah Yumi.

"Yumi, sudah sampai." Ucap Ryo sambil terus menggigil.

"Apa kau yakin akan pulang? Badanmu sudah menggigil kencang. Lebih baik kau menginap saja." Yumi menjawab.

Tanpa banyak berfikir Ryo langsung mengangguk, ia tak dapat menjawab lagi karna ia sudah sangat kedinginan. Yumi pun membantu Ryo berjalan saat Ryo sudah keluar dari mobilnya, tangan Ryo berada di bahu Yumi saat ini.

Tuk ... tuk ... tuk ... Yumi mengetuk pintu rumahnya, dan tanpa menunggu lama, Nenek langsung membukakan pintu.

"Kenapa ia Yumi?" Tanya nenek kebingungan melihat Ryo yang sudah pucat.

"Dia demam nek, bisa nenek buatkan bubur untuk menghangatkan badannya? Aku akan membantunya mengeringkan badan." Yumi menjelaskan.

Nenek mengangguk dan membuka pintu lebar lebar, lalu ia segera menuju dapur dan membuat bubur.

Yumi meninggalkan Ryo di sofa kecil di depan Tv, dan mengambil satu kaos kering, dan handuk untuk mengelap badan Ryo yg basah. Tak lama Yumi mengambil handuk, ia langsung kembali kehadapan Ryo yang masih dalam keadaan basah, tapi kini kaos yang Ryo kenakan sudah di lepasnya.

Yumi mulai mengusap kepala Ryo dengan handuk kecil yang dibawanya, dan terus ke seluruh bagian atas tubuh Ryo. Mulai dari punggung, dada dan perut.

"Yumi, terimakasih aku tidak pernah merasa diperhatikan seperti ini." Ucap Ryo sambil menatap Yumi.

Yumi hanya tersenyum dan menatap Ryo balik. "Sama sama, ini kenakan kaos ini, agar badanmu tetap kering." Yumi menyodorkan kaos hitam bertuliskan #ootd ke Ryo.

Ryo meraih kaos itu dan mengenakannya. Selang beberapa saat nenek Yumi datang membawa 1 mangkuk bubur panas. Uap dari bubur tersebut mengeluarkan bau yang sangat enak.

"Yumi kau suap Ryo dulu, aku akan membentangkan kasur. Malam ini kita tidur bertiga disini saja." Ucap nenek, lalu beranjak pergi.

Yumi hanya mengangguk dan mulai menyuapi Ryo bubur hangat tadi. Ryo menikmati bubur buatan nenek dengan sangat lahap.

"Hei biasa saja, tidak usah buru buru makan nya." Yumi menegur Ryo yang cepat sekali menelan bubur yang ia berikan.

"Ini sangat enak Yumi, memang nenek pandai sekali memasak." Puji Ryo.

"Bibirmu tidak pucat lagi ya, makanlah yang banyak, ini." Yumi menyuapi Ryo lagi.

Ryo POV

Yumi menyuapiku pelan pelan, aku benar benar merasa diperhatikan saat ini. Bahkan bi Chio yang bersamaku hampir setiap hari saja tidak seperhatian ini. Paling aku disuruhnya minum obat lalu tidur, tapi berbeda dengan Yumi dan neneknya. Mereka seolah olah sangat khawatir dengan keadaanku, aku sangat beruntung mengenali wanita baik seperti Yumi dan Neneknya.

"Hey, kenapa melamun? Sekarang saatnya tidur, cepat telan buburmu." Yumi memecahkan lamunanku, yang sedari tadi aku memandanginya.

Tanpa berkata aku langsung menelan bubur yang ada dalam mulutku.

"Sudah siap! Yumi disini, nenek ditengah, dan Ryo di pinggir." Ucap nenek setelah selesai membentangkan kasur.

"Hm, kenapa aku tidak disebelah Yumi saja nek?" Timpalku.

Yumi langsung memukul kepalaku dan bergumam. "Aish, dasar mesum."

Aku hanya mengaduh dan sedikit tertawa diikuti seyum kecil nenek.

"Nenek akan menjadi dinding pembatas agar kau tak melakukan hal aneh ke Yumi. Dan agar tidak terjadi perang seperti ini, ayo tidur." Nenek tertawa dan mulai merebahkan badanya di atas kasur.

Tanpa menunggu lama, Yumi pun mulai merebahkan badanya juga ke kasur. tanpa disuruh aku juga ikut merebahkan badanku ke kasur.

Sudah lama aku tidak tidur bersama keluarga seperti ini, terakhir waktu aku smp. Mama dan Papa terlalu sibuk untuk mengenalkan arti keluarga padaku, dan saat itulah Nana selalu ada disisiku. Ah, kenapa aku malah memikir kan Nana.

Aku berusaha mengalihkan pandanganku pada Yumi dan Nenek, ternyata mereka berdua sudah tertidur. Ku pandangi wajah Yumi lekat lekat, wajahnya nampak selalu manis saat sedang tidur. Aku bangkit dan kunaikan selimut Nenek dan Yumi hingga dagu mereka. Yap! Sekarang kami tidur di satu kasur, Yumi dan Nenek menggunakan satu selimut besar berdua, dan aku menggunakan satu selimut berukuran sedang sendirian. Setelah aku membetulkan selimut Yumi dan Nenek akupun kembali merebahkan badanku dan mulai memejamkan mataku.

✖✖✖✖✖✖✖
To be continue
✖✖✖✖✖✖✖

ALOHAA!! lama banget aku nggak ngupdate cerita ini ya, aku masih nyusun konflik yang pas dan udah dapet! Jadi as soon as posible aku usahain setiap malam minggu update ya, sorry juga update malem malem begini, tadi siang pas nulis ketiduran hehehe.

Happy reading!♥♥♥♥

2 Side (with) 2 StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang