Prologue

17.1K 1.1K 6
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


***

Aku berjalan dengan pakaian serba hitam dan mata sembab yang memerah. Wajahku lembab karena air mata yang baru saja membasahi kulit wajahku. Setelah berjam-jam menangis di pelukan Mom, akhirnya sekarang kami berdiri dan menatap peristiwa dihadapan kami. Tubuh Dad yang berada di dalam peti mati berwarna putih susu, mulai diturunkan dan dimasukkan kedalam liang lahat. Aku tak mengerti mengapa Dad pergi secepat ini. Usiaku masih sepuluh tahun dan Dad sudah pergi meninggalkanku dan Mom.

Upacara pemakaman selesai seiring dengan berpergiannya orang-orang berpakaian hitam yang menghadiri upacara pemakaman ini. Tanah yang menggunduk dengan Nisan bertuliskan nama Dad dihadapanku ini membuat mataku kembali menitikkan air mata. Semalam aku baru saja mengobrol dan bercanda bersama Dad sebelum ia pergi dengan mobil tuanya, yang katanya ia sedang ada urusan yang harus diselesaikan, dan sekarang ia sudah terbaring kaku di dalam tanah. Aku memeluk Mom disebelahku dan kembali menangis didadanya. Aku tak percaya kejadian ini akan secepat ini terjadi. Maksudku, aku masih anak-anak, tidak bisakah Dad hidup sampai melihatku menikah dan punya anak?

Hari mulai menggelap, gumpalan awan mendung memenuhi langit, dan beberapa menit kemudian hujan mulai turun mengguyur tempat ini. Aku dan Mom memutuskan untuk kembali pulang kerumah saat tetes-tetes air pertama turun dari langit. Kami menaiki mobil jingga milik Mom, karena mobil Dad rusak parah akibat kecelakaan semalam.

Aku duduk dikursi penumpang sedangkan Mom duduk dikursi pengemudi. Mom mulai melajukan mobilnya dan aku hanya menatap kosong keluar jendela.

"Ada yang ingin Mom sampaikan padamu." Kata Mom dengan nada bicara datar dan aku hanya balas menatapnya.

"Apa itu Mom? Apa itu penting?" Tanyaku pada Mom yang masih memperhatikan jalan didepannya.

"Penting. Sangat penting, bahkan hal ini mempengaruhi kehidupanmu dan bisa mengubah masa depanmu." jawab Mom yang membuatku mengerutkan dahiku. Aku menatapnya heran dengan apa yang ia ucapkan. Aku menatapnya dengan tatapan bertanya dan bingung, sampai ia kembali berkata.

"Kita berdua bukanlah Manusia biasa seperti Dad, kita berbeda." Jawab Mom yang membuatku tertegun. Mataku berkedip-kedip berusaha mencerna perkataannya barusan. Mom ini kenapa? Apa dia depresi?

"Ma-maksudnya? Jangan bercanda Mom, ini bukan waktu yang tepat untuk hal itu." Aku memalingkan wajah, kembali menatap pemandangan diluar kaca mobil.

"Mom serius. Kau tahu makhluk immortal kan?" Tanya Mom dan aku mengangguk sekenanya.

"Kita termasuk makhluk immortal yang bernama Evergenity."

•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



•••

Copyright By
Charen Samuel Tengker
(Rainytale)

Rabu, 30 Desember 2015

EvergenityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang