chapter 4

243 11 1
                                    

3 tahun kemudian.

Saat ini Dara akan menginjak umur 17 tahun, banyak yang telah ia lalui selama beberapa tahun ini.

Dara harus menjadi dewasa dan belajar bertanggung jawab tidak pada usianya, keadaanlah yang memaksanya.

Hari ini Dara akan berangkat sekolah dan berpamitan kepada ibunya. Dara sekolah disalah satu SMA Negeri didesanya, dara adalah anak yang cerdas hingga dia selalu mendapatkan Biasiswa, ya walau tak banyak tapi cukup membantu ia dan ibunya.

Saat pulang sekolah kakinya begitu gontai dan ia mendapati sebuah mobil didepan rumahnya.

"Mobil siapa ini, apa mungkin ada tamu dirumah ya?" tanyanya dalam hati.

Dara pun segera masuk kerumahnya dan mendapati tante Desi dan om Agus sedang berbincang dengan ibu, nampaknya ia membicarakan hal yang serius.

Sekilas Dara melihat pipi ibunya basah dan ada butiran kecil menetes dari pelupuk mata tante Desi.

Tapi saat Dara masuk keruang tamu mereka berdua dengan sigap mengusap wajah mereka dengan tangan. menghilangakan basah yang Dara tau itu adalah air mata.

"Eh dara udah pulang sayang?" tanya tante Desi dengan senyum.

"hah, iyaa" jawab Dara kikuk.

Karena sibuk memikirkan yang dibicarakan ibunya dan tante Desi, om Agus hanya menatap Dara prihatin, seolah sesuatu telah terjadi atau bahkan yang akan terjadi.

"Oh ya om, Aldo mana?" tanya Dara semangat

"Al..doo dia tidak bisa ikut, ada tugas katanya" jawab om Agus

"Hmm" balas dara dengan anggukan.

Dara pun ijin masuk kekamarnya. Sesampai dikamar ia menutup pintu dan masih dengan pikiran-pikiran mengenai pembicaraan ibu dan tante Desi.

"Apa yang mereka bicarakan?" tanyanya dalam hati

Karena hari ini cukup melelahkan Dara memutuskan untuk beristirahat sejenak.

***

Akhir-akhir ini rasanya tante Desi dan om Agus sering berkunjung menemui Dara dan ibunya terkecuali Aldo.

Dihitung dari bulan januari sampai sekarang telah memasuki bulan november sudah terhitung 5 kali berkunjung, tak seperti biasanya.

Mereka pun tak jarang membicarakan sesuatu yang sangat penting. Dara masih tetap dengan rasa penasarannya.

Minggu depan Dara tepat berumur 17 tahun, tapi sebelum menuju kehari tersebut Dara mencoba mencari tau sesuatu, prihal kedatangan keluarga Aldo kemari.

Tak sengaja Dara masuk ke kamar ibunya untuk mencari album foto kecilnya hanya untuk sebatas mengenang masa dulunya yang begitu indah.

Tapi yang ditemukannya sesuatu hal yang jauh lebih mengejutkan, sebuah amplop dengan logo rumah sakit swasta.

Dibukanya amplop tersebut dan tertulis hasil penelitian ibu Ayu Diana Tobing positif mengidap penyakit kanker rahim, stadium akhir.

"Yatuhan apa ini? Kenapa...kenapa ibu" ucapnya terbata-bata.

Belum selesai dengan ucapannya ibu telah datang dari apotik dan Dara segera mengambil surat itu dan menyembunyikannya.

"Eh sayang disini ternyata, nyari apa?" tanya Ayu

"Ehm enggak bu, cuma mau liat foto. Ooh ya ibu dari mana?" tanyanya basa-basi

"Ibu dari apotik beli obat sakit perut" jawabnya santai

BertahanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang