Chapter 7

277 14 0
                                    

Cahaya matahari telah masuk ke kamar Dara dan menusuk matanya yang menyebabkan ia harus membuka mata.

Hari ini cukup membosankan, Dara harus libur kembali tanpa adanya kegiatan.

Dara pun bangkit dan berjalan menuju dapur. Membuka kulkas dan meneguk air dingin beberapa kali.

Dara pun duduk dimeja makan, berusaha mengumpulkan nyawanya yang masih tertinggal di alam mimpi.

Tak sadar ia pun senyum-senyum sendiri mengingat kejadian dua hari yang lalu saat Aldo datang kerumahnya.

Hatinya degdegan tak karuan, wajah Aldo tergambar jelas di pikiran Dara.

Tapi disaat pikiran indah itu mulai berterbangan rasanya ada hal yang telah menusuk hatinya, Dara harus kembali teringat, saat-saat cintanya ditolak mentah-mentah.

"Uhh" hembusan nafasnya kasar

Dara menopang dagunya dengan kedua telapak tangannya dan membayangkan perasaannya.

curahan hati dara :

Mengapa semua ini harus terjadi? Mengapa aku mencintai sahabatku sendiri?

Mengapa?

Do tak bisakah kau menganggapku lebih dari seorang saudara, seperti harapanku padamu?

Tak bisakah rasa itu berubah menjadi cinta?

Atau tidak, kita kembali kemasa-masa bahagia kita, bukannya dingin seperti ini.

Aku rindu semua itu

Apakah sudah ada malaikat yang telah mengisi hatimu?

Siapa? Apa dia cantik?

Apa aku salah jika aku berkata jujur padamu, mengenai perasaanku?

Aku sakit hati, saat kau menolakku mentah-mentah. Hanya saja aku tak bisa membencimu bahkan mengabaikanmu

Rasa ini semakin tumbuh, aku tak bisa menghindar. Aku mencintaimu walau kau tidak

Apa sekarang aku harus mundur? Tapi ada rasa tak iklas dihatiku

Ooh tuhan kenapa harus serumit ini?

Keluh dara

Dara pun menidurkan kepalanya diatas meja. Matanya menatap kosong kearah foto masa kecilnya bersama Aldo.

matanya mulai berkaca-kaca

"Drettt...drettt" hp Dara berbunyi
Ia pun melihatnya sebuah pesan

"Kau dimana?" Tanya seseorang

"Aku dirumah kak, kak aku mau cerita sesuatu ya"

"Hmm cerita apa?"

"Ada deh"

"Ishh iyadeh dateng aja kesini. Aku lagi pingin ketemu kamu. Aku tunggu!!! Bye "

"Sip"

Dara pun bangkit dan berjalan menuju kamar mandi.

***

"Kafe Tory" papan nama tersebut nampak jelas terpampang dipinggir jalan.

Sehingga orang-orang bisa melihatnya dari arah kanan maupun kiri jalan.

Dara memarkirkan sepeda kesayangannya ditempat biasa, dibawah pohon cemara.

Alasannya agar sepeda kesayangannya terhindar dari hamparan cahaya matahari langsung atau pun air hujan, tergantung musimnya sih wkwkwk.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 15, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

BertahanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang