chapter 3

283 14 0
                                    

Author POV

Hampir seharian ini Dara berada dirumahnya dan tidak pergi kemana-mana.

Dara merasa sangat bosan karena ia hanya tinggal sendiri dirumah yang sederhana ini.

Dengan iseng Dara membuka lemari tempat ia menyimpan foto-foto masa lalunya bersama keluarga kecilnya yang sangat harmonis.

Album foto ini lumayan berdebu karena tidak pernah dibuka dan dibersihkan.

Jika ada waktu luang Dara akan membukanya kembali dan menatap foto-foto kebersamaan yang telah hilang.

Ehmmm...

Diusapnya debu itu dan mulai dibukanya satu demi satu sembari mengingat kenangan-kenangan indah yang takkan pernah hilang dari ingatannya.

Disana ada foto ayah dan ibu Dara yang sedang merangkul putrinya yang kini telah dewasa.

Flashback on

Dara adalah seorang anak dari pasangan Rahmat Tobing dan Ayu Diana Tobing.

Dara adalah putri semata wayang dari pasangan tersebut.

Dara kini hidup sebatang kara, karena sesuatu yang telah menimpa keluarganya.

Ayah Dara telah meninggal karena kecelakaan, tepatnya saat dara baru kenaikan ke kelas 3 smp.

Saat itu ayahnya baru pulang dari kantor dan hendak pulang kerumah dan juga memberikan Dara hadiah karena telah menjadi juara kelas.

Akan tetapi kehendak berkata lain, mobil yang dinaiki ayah Dara mengalami kecelakaan.

Yaitu tertimpa pohon yang tumbang karena hujan deras yang disertai angin kencang.

Sontak ibu Ayu dan Dara sangat terpukul dengan keadaan itu, dan berita itu cukup heboh di berbagai media dari televisi, koran, radio dan lain-lain, sehingga rumah Dara saat itu sangat ramai dikunjungi oleh wartawan untuk mengetahui keadaan lebih lanjut.

Dara saat itu telah memiliki firasat tak baik terhadap ayahnya, akan tetapi ia berusaha menepisnya dan berfikir positif.

Dengan bersamaan pikiran positif itu tiba-tiba menghilang saat salah satu tetangga dara mengetuk pintu rumahnya dengan keras dan berteriak

"Buk ayuu, buka buk ada berita penting" teriaknya

Ibu Ayu pun membukakannya pintu dan mempersilahkannya masuk, tapi tetangga itu menolak dan malah mengatur nafasnya yang tak beraturan.

"Ada apa buk? kenapa panik seperti ini" tanya Ayu penasaran

"Ituuu...buk...ituu
bapakkk.............." jelasnya terbata-bata

Ayu berusaha mencerna kalimatnya dengan baik dan sesuatu telah terjadi

"Apa?" tanya Ayu syok dan langsung jatuh kelantai tak berdaya, tangisnya pecah.

Dara yang sedari tadi menonton tv sayup-sayup mendengar kata bapak.

"bapak siapa? Atau mungkin maksudnya ayah?" tanyanya dalam hati.

Dengan rasa penasaran Dara berjalan menuju pintu depan dan didapatinya ibu Ayu sedang menangis meronta-ronta, melihat hal itu seperti sebagian hatinya hilang.

Dara pun berlari mendekati ibunya dan memeluknya dengan erat, mencium kening dan membelai rambut ibunya dengan lembut berusaha menenangkannya.

Dara tak berani menanyakan apapun pada ibunya. Tetangga tersebut juga ikut menenangkan ibunya.

BertahanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang