Chapter 7

5.5K 517 38
                                    

Kenapa dia tiba-tiba datang dan memberikan sejenis petunjuk padaku? Kenapa dia tak langsung memberitahuku? Supaya aku tidak mati penasaran dengan teka-teki yang dia berikan? Kenapa, kenapa, kenapa? Saking kerasnya otak ini bekerja, tau-tau mengantuk kembali dan langsung tertidur (lagi).

***

"Kamu mau oleh-oleh apa, sayang?" Tawar mami.

Selama perjalanan sampai ke bandara, aku cuma bisa melamun. "Apa aja, terserah."

"Mohon perhatian, kepada seluruh penumpang pesawat xxxxxxx dimohonkan agar segera menuju ke cabin pesawat karena sebentar lagi pesawat akan lepas landas."

Mendengar pengumuman itu, mami dan papi langsung bergegas ke dalam pesawat. Saat aku melihat ke arah pesawat, mataku tak sengaja menangkap sosok orang yang familier (sepertinya). Ah! Dia si cewek aneh, Tessya. Tapi, ngapain dia ada di bandara? Au ah, kali aja mataku salah lihat.

Btw, hubunganku dan Rhoby semakin hari semakin merenggang. Dia tipe cowok yang sering ngambek, cemburuan, dan sensitif. Lama-lama aku bosan juga dengannya. Gampang suka, gampang bosen juga, dong? Aku putusin aja ah, supaya bisa cari cogan lain. Dikata cogan gay cuma dia aja? Banyak, kali.

Bebeb Mike: Aku mau putus. Aku mau cari cogan lain, kamu terlalu kecewekan. Aku ngga doyan cewek.

(Ex) Ayang Rhoby: HAH? DOUBLE WHAT? TRIPLE WHY, WHY, WHY? Kamu mabok, yang? Tapi, aku sukanya sama kamu. Aku sayang kamu. Jangan putusin aku. Kita bisa ngomong baik-baik. Please, kita bicarakan ini dulu. Angkat telepon aku, segera!

Dugaanku tepat sekali. Rhoby langsung meneleponku berkali-kali. Aku reject, lagi badmood. Cewek badmood udah biasa. Sekali-kali cowok badmood ga papa kali, ya. Cowok juga punya perasaan. Sometimes, feeling cowok lebih sensitif daripada cewek.

Daripada mellow dan baperan ga jelas, balik pulang aja, deh. Eh, ke cafe resto aja. Siapa tau ketemu cogan gitu.

Ketika sampai di cafe resto, semua mata perempuan memandangku dengan tatapan memuja. Ya, aku tau kok, kalau wajahku tampangnya ganteng klimax. Tapi, di sini ga ada cogannya. Tua-tua semua, malesin. Kata temen aku sih, tempat recommanded yang banyak cogannya itu di alfamart sama pertamina.

Aku melihat sekelilingku. Di pojok cafe aku melihat cewek aneh itu. Bukannya tadi dia di bandara? Berarti aku benar, kalau tadi itu aku cuma salah liat pas di bandara. Dia lagi melamun. Ga tau deh ngelamunin apaan. Aku mencari tempat duduk yang lumayan jauh, agar dia tidak melihatku di sini. Ternyata, menghabiskan waktu di sini tidak terlalu buruk.

Tessya's POV

Sehabis pulang dari cafe, aku langsung menuju kamar. Kalau daddy sih ada urusan di kantornya. Kessya udah pergi ke Perancis. Galau sih sebenernya. Hidupku sewaktu ada kessya aja masih flat, apalagi ga ada dia.

Nasib diriku yang berotak pas-pas-an, ga kayak Kessya yang pinternya ga ketulungan. Aku bingung, sebenernya aku kembaran sama dia ga, sih? Kok dia perf banget, sedangkan aku? Mending suruh Gladys ke rumah aja, deh.

"Halo," sapa seseorang di sebrang sana--Gladys--

"Gue galau, nih. Lo buruan ke rumah gue, ya."

Setelah itu, aku langsung memutuskan sambungan sepihak. Gelap, pulsaku sangat sekarat. Kami berbeda haluan. Aku XL dan dia simpati. Aku yakin dia pasti mendengus sebal. Kok aku bisa tau? Mungkin cenayang kali, ya. Kalian tau arti cenayang? Kalau kagak, googling deh. Lagi mager jelasin.

Selagi menunggu Gladys, aku merebahkan diriku di kasur. Lalu memejamkan mata secara perlahan.

"OI! Giliran gue udah rela-rela ke rumah lo, eh lo-nya malah tidur. Kutil lalat, bangun buruan!" Gladys berteriak tepat di telingaku. Aku terpaksa bangun dari tidur super singkatku.

Info lagi, daddy juga kenal baik dengan Gladys. Karena Gladys adalah teman dekatku sejak masuk di kampus. Sedangkan Kessya, dia belum kenal sama Gladys dan belum pernah ketemu juga. Setiap aku mau ngenalin Gladys ke Kessya, timmingnya selalu tidak pas. Gladys dateng, Kessya pergi. Gladys pergi, Kessya dateng. Pintu kamarku juga lupa aku kunci. Jadi, dia bisa masuk tanpa permisi.

"Dys, gue mau curhat. Ga mau tau, pokoknya lo harus dengerin gue. Kalau ngga, gue gantung lo di pohon jambu depan rumah dukun beranak tetangga gue," ancamku dengan tampang datar.

"Lo PMS, ya? Serem. Gue takut." Aku menatapnya dengan tampang sangat datar. Dia berpura-pura takut padaku.

Aku menghirup udara sebanyak-banyaknya. "Gue galau. Kessya pergi, daddy juga pergi. Gue kesepian. Udah jomblo, ditinggal sendiri lagi. Mending lo ya, tebar pesona sana sini. PHP-in cowok gara-gara alasan basi."

"Sya, perasaan ga nyambung deh yang terakhir itu. Gue juga kesepian kali. Lo berpikir gue selalu bahagia? Ga, Sya. Gue juga manusia kali, malah gue lebih ngenes dari lo. Udah jalanin aja, masa depan masih panjang. Ga usah galau-galau deh, baru juga ditinggal pergi Kessya. Lah gue? Diselingkuhin sama mantan pacar. Aing mah apa atuh, cuma cewek bego yang dimanfaatin mantan pacar sendiri." Raut wajah Gladys berubah menjadi sedih. Kok dia yang galau, sih? Kan harusnya aku? Salah skenario, nih.

"Gue mau tanya. Belakangan ini gue jadi rada aneh," kataku.

"Lo emang aneh dari dulu."

"Bukan. Gue serius. Gue tanya ke elo, karena gue yakin lo pasti udah berpengalaman."

***

Baca cerita author yang baru dipublish, yuk. Kali aja suka dan cocok sama kalian :v
Judulnya Jemuran Zone. Cek aja summarynya dulu
Vomments wajib :v

justmoveon_

Fakers Gonna Fake Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang