Chapter 23

6.1K 459 104
                                    

"Beberapa hari kemudian, lo dateng ke rumah Gladys sore banget, kan? Waktu itu gue juga ada di situ, syukur lo ga sadar, jadi Gladys langsung bawa lo ke kamarnya. Pas itu lo cerita kalau first love lo itu Mike. Nah, pas juga si Claudya alias sahabat lo sejak kecil juga suka sama Mike. Dengan kebetulan itu, Gladys punya rencana buat ngadu domba kalian. Perlahan-lahan tapi pasti. Selain itu dia juga maksa gue untuk ikut andil di rencananya."

"Besoknya gue disuruh ngedeketin lo. Makanya tiba-tiba gue ngajak lo kenalan dan nganter lo pulang. Rencana dia, ngebuat gue dan lo jadi akrab banget dan dia pura-pura love at first sight sama gue. Padahal kami sepupuan. Kesannya lo kayak nikung Gladys. Supaya lo dan Gladys bisa berantem dan Gladys kelihatan salah paham. Dia emang banyak akalny. Tapi apes, lama kelamaan gue beneran cinta sama lo. Dia ga tau kalau sebenernya kita sempet dijodohin. Lo inget juga waktu di club? Di sana sebenernya ada Keenard juga, tapi dia emang ga nampakin mukanya."

"Sampai akhirnya Keenard masuk kampus kita dan ngejadiin lo sebagai guidenya. Gladys emang keliatan kayak baru kenal Keenard, kan? Haha, how good she can fake it? Rencana demi rencana tersusun kembali. Waktu lo dan Mike bicara empat mata, Gladys yang laporin ke Claudya, makanya lo ditampar sama Clau."

"Saat itu juga gue memutuskan untuk keluar dari rencana mereka. Gladys membuat kesalahan besar. Gue ga bisa lihat lo menderita lebih lama lagi. I sure that you know the reason why I can't do this for you. Gue cinta sama lo, tapi lo cinta sama orang lain. Kita sama ya, haha. Sama-sama cinta seseorang tapi bertepuk sebelah tangan."

"Penjelasannya udah cukup, kan? Gue balik pergi, ya. Gue minta maaf. Dan gue minta lo mulai berhati-hati dengan Gladys. Satu hal lagi, Gladys udah tau dengan semua kecurigaan lo ke dia. Dia juga tau kalau lo ngambil dan ngembaliin lagi diarynya secara diam-diam. Dan juga, jangan menilai seseorang hanya dari sampulnya. Bye princess." Calvin tersenyum miris dan pergi meninggalkan cafe.

Sedangkan aku hanya bisa bergeming. Siapa yang mampu mencerna semuanya dengan cepat semudah itu? Gladys yang sudah kupercaya sebagai sahabat tega membalaskan dendamnya padaku. Bagaimana selanjutnya? Tuhan, tolong berikan aku petunjuk.

Penjelasan Calvin sudah cukup membuatku mengerti sekarang. Sikap aneh Gladys yang ternyata sedang membalaskan dendam padaku. Mungkin pada Kessya, tapi aku yang terkena impasnya. Jujur, aku menjadi sangat takut. Mengetahui seberapa cerdas dan juga liciknya Gladys. Kali ini aku benar-benar paham dengan siapa aku berhadapan.

Drrtt ... Drrtt ...

Mike Gheranino: Gue mau ngomong sama lo. Bisa ketemuan? Tempat dan waktunya lo yang nentuin.

Kenapa lagi si Mike tiba-tiba ngajak ketemuan? Apa ada hal penting yang harus dibicarakan? Apa dia menyuruhku untuk menjauhinya lagi? Aku akan menjauh, jika dia benar-benar menginginkannya. Urusanku dan Gladys saja belum selesai. Ini lagi malah ditambah.

Viola Tessya: Di cafe xxx. Setengah jam lagi.

Mike Gheranino: Oke. Tunggu gue.

Masih ada waktu setengah jam lagi. Aku mau ke toko buku di depan cafe. Baca buku sambil menunggu Mike mungkin menyenangkan. Waktu aku keluar dari cafe, Calvin tiba-tiba meneleponku.

"Halo," sapaku.

"Princess. Dengerin gue. Lo harus hati-hati. Gladys dan Keenard ngawasin lo dari kejauhan."

"Hah? Lo serius? Oke gue bakal hati-hati."

Apa sedang ada yang mengawasi diriku? Tapi aku tak melihat siapapun di sekitar sini. Mungkin Calvin hanya khawatir padaku. Jalanan disini sepi kendaraan, hanya ada beberapa orang berlalu lalang. Tapi ada satu mobil yang parkir di tepi ujung jalan. Dan aku yakin itu bukan mobil Gladys. Warna mobil itu hitam, sedangkan Gladys pink. Jadi aku bisa tenang.

Fakers Gonna Fake Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang