***
Lukas kecil tidak pernah merasakan seperti ini sebelumnya. Kemarin setelah Xavier seharian mengajarinya naik sepeda sampai mahir, Lukas berpikir saat gadis itu datang nanti, dia akan memamerkan kemahirannya bersepeda. Akan tetapi, yang terjadi justru jauh dari apa yang dia bayangkan. Bukannya mengajak Lukas adu balap, gadis itu justru merengek pada Lukas untuk dibonceng.
Xavier yang berdiri di belakang Lukas sudah panik setengah mati dan membujuk tuannya agar menolak permintaan tersebut. Tuannya baru saja belajar bersepeda dalam waktu satu hari dan belum mahir betul. Semua hal buruk yang ada di pikiran Xavier akan menjadi kenyataan jika ia tetap membiarkan Lukas menuruti kemauan gadis kecil itu.
Tidak, Xavier tidak akan membiarkan pangeran kecilnya, tuan mudanya sampai lecet sedikit pun. Tidak akan pernah.
"Tuan muda, dengarkan saya. Tuan muda belum pernah membonceng orang sebelumnya. Bagaimana kalau anda dan gadis ini terjatuh?" Xavier melirik gadis itu.
"Dan kau gadis kecil, jangan mengajak tuan muda melakukan hal-hal yang berbahaya." Xavier membungkukkan tubuhnya menatap gadis itu mencoba memberi peringatan dann membuat gadis itu takut lalu membatalkan niatnya untuk dibonceng Lukas.
"Siapa yang anda panggil gadis kecil, Tuan Xavier? Aku lebih suka dipanggil princess. Lagipula berboncengan itu tidak berbahaya." Gadis kecil itu tersenyum lebar pada Xavier sementara pria itu hanya menatap jengah. Hanya ada satu anak yang sudi dia panggil dengan sebutan tuan yaitu tuan mudanya.
"Ehm, saya akan memanggil anda dengan sebutan nona saja." Kata Xavier.
"Tapi aku mau dipanggil tuan putri! Tuan Xavier bisa memanggil dia dengan sebutan tuan muda, kenapa aku tidak?" Gadis itu menunjuk Lukas.
Tentu saja itu berbeda, dia benar-benar pangeran sungguhan dan dia tuan mudaku.
Lukas melirik Xavier dengan ekor matanya. "Kau tidak dengar apa yang dia minta, Xavier?"
Mendapat teguran langsung dari tuannya, Xavier pun akhirnya memanggil gadis itu dengan setengah hati. "Ya. Aku mengerti,tuan putri."
Gadis itu tersenyum kian lebar.
Dengan mata berbinar dia meraih kedua tangan Lukas, membuat siempunya tangan terkesiap karena tangannya digenggam oleh seorang gadis untuk pertama kalinya.
"Hey! Kamu dengar? Kamu dipanggil tuan muda dan aku tuan putrinya. Kita berdua seperti prince dan princess yang ada di film kartun." Kata gadis itu dengan semangat.
Mendengar ucapan gadis itu yang mengebu-ngebu, Lukas pun tersenyum. "Kau ingin menjadi princess-ku?" Tanyanya.
Gadis yang berusia dua tahun dibawah lukas mengangguk tanpa pikir panjang, dia terlalu polos untuk memahami maksud 'princess-ku' yang berarti 'kekasih' yang dimaksud Lukas.
Hanya sekali lihat, Lukas sudah menyukai gadis ini. Sifatnya periang , tangguh dan juga dia orang pertama yang menganggap Lukas sebagai teman. Padahal biasanya anak-anak seusianya akan menjaga jarak karena sikap Lukas yang kurang bersahabat.
"Xavier, Bawakan benda itu." Pinta Lukas pada Xavier.
Xavier mengangguk patuh lalu masuk kedalam rumah dan tidak lama kemudian dia kembali dengan sebuah flower crown yang sangat indah.
"Ini tuan." Flower Crown itu pun berpindah ke tangan Lukas.
"Untukmu." Ucap Lukas.
Gadis itu menatap rangkaian bunga berbentuk unik berbahan dasar kain berwarna pink dan merah itu dengan mata berbinar. "Cantik sekali. Apa ini benar untukku, Prince?"
KAMU SEDANG MEMBACA
DTS 1 - ASTILBE, Sebuah Penantian [TELAH DITERBITKAN]
RomanceDua puluh tahun sudah Lukas mencari, tapi dia sama sekali belum menemukan teman masa kecilnya. Ia memanggil gadis itu dengan sebutan Astilbe, yang artinya aku akan tetap menunggu. Dia mencari tak tentu arah tanpa mengetahui nama asli dari seorang As...