***
Makan malam itu didominasi oleh Maddy. Dia bercerita dengan antusias mengenai pertemuannya dengan Lukas pada Maggie. Kedua orang tuanya hanya membalas dengan senyuman menanggapi ucapan putrinya.
Lukas menikmati makan malam dalam diam seperti kebiasaannya sehari-hari sambil sesekali melirik kedua saudari kembar tersebut. Tapi bedanya kali ini dia bukan melihat Maddy, melainkan mengamati Maggie.
"Lukas , kamu harus coba ini. Masakan mama adalah yang terbaik!" Maddy mengambilkan sepotong daging untuk Lukas. Lukas tersenyum tipis sebagai ucapan terima kasih, setelah itu dia kembali melanjutkan makan tanpa berminat untuk sekedar menimpali atau terlibat dengan pembicaraan di meja makan.
"Kenapa kamu diam saja? Apakah masakan tante tidak enak?" Erlita buka suara.
Lukas mengangkat kepala menatap Erlita, Maddy ikut-ikutan menatap kearahnya.
"Benar juga, kamu diam saja dari tadi. Apakah kamu merasa tidak nyaman dengan suasana makan malam ini?" Tanya Maddy
Lukas menggeleng cepat, tidak ingin kebiasaannya yang sudah mendarah daging berubah menjadi salah paham. Dia dibesarkan dan dididik dengan cara seperti itu, jadi ketika makan malam dengan keluarga demokrasi seperti keluarga Maddy tentu saja dia harus menyesuaikan diri dan itu butuh waktu.
"Cara makannya memang seperti itu. Itu etika makan versi dia." Celetuk Maggie saambil memakan makanannya dengan santai. Celetukan itu sontak membuat keempat orang yang berada di meja makan - termasuk Lukas - menoleh kearahnya.
Dari cara Maggie berbicara, dia terkesan seperti sudah mengenal Lukas sejak lama. Maddy menatapnya dengan dahi mengenyit karena heran, sementara Lukas hanya bisa menatap Maggie dengan tatapan yang sulit diartikan.
"Bagaimana kamu bisa tahu, kak?" Tanya Maddy.
"Dia sendiri yang bilang begitu saat aku tidak sengaja bertemu dengannya saat aku datang ke Nansam Group." Jawab Maggie santai.
Maggie sudah menceritakan awal pertemuannya dengan Lukas pada Maddy barusan. Maddy pun mengangguk tanda paham.
"Oh begitu." Maddy melirik kakaknya. "Apakah kamu juga sedang menerapkan etika makan sama seperti Lukas? Tak biasanya kamu diam saat makan ,kak."
Maggie menggeleng pelan. Padahal sesungguhnya dia mulai diam saat makan sepulangnya dia makan siang bersama Lukas. Hanya ada dua orang seumur hidupnya membahas etika makan saat bersamanya. Yang pertama adalah Prince dan yang kedua adalah Lukas. Sikap Lukas beberapa saat lalu mengingatkannya akan Prince , dan yang lebih tidak terduga lagi sekarang Lukas muncul di depannya dan mengaku sebagai kekasih adiknya.
Maggie melanjutkan makannya dan pandangannya teralih pada chicken fillet yang terhidang diatas meja makan. Saat tangannya terulur untuk mengambil potongan chicken fillet dengan menggunakan sumpit, Lukas juga hendak mengambil potongan chicken fillet yang sama. Hasilnya sumpit mereka saling bertautan karena menjepit daging yang sama.
"Biar kuambilkan untukmu." Lukas tersenyum lembut lalu mengambilkan potongan fillet itu untuk Maggie yang berada di seberangnya.
Maggie heran karena perubahan sikap Lukas. Baru kali ini Maggie melihat pria itu tersenyum dan jantungnya sedikit berdebar saat melihat senyumannya yang tak seperti biasanya itu.
Maddy yang melihat pandangan Lukas berubah lembut pada kakaknya, hanya bisa mengamati keduanya dalam diam. Dalam hatinya, dia bertanya-tanya apa yang terjadi diantara kakaknya dan Lukas. Mereka berdua tidak terlihat seperti teman biasa, melainkan lebih terlihat seperti sepasang kekasih.
KAMU SEDANG MEMBACA
DTS 1 - ASTILBE, Sebuah Penantian [TELAH DITERBITKAN]
RomantiekDua puluh tahun sudah Lukas mencari, tapi dia sama sekali belum menemukan teman masa kecilnya. Ia memanggil gadis itu dengan sebutan Astilbe, yang artinya aku akan tetap menunggu. Dia mencari tak tentu arah tanpa mengetahui nama asli dari seorang As...