- The Night. 4 -

276 40 2
                                    

Malam semakin larut. Hujan yang mengguyur kota London juga tak kunjung berhenti dan hanya menambah suhu udara yang semakin dingin. Tidak diherankan lagi kalau semua orang lebih memilih pergi ketempat tidur dan berlindung dibawah hangatnya selimut seperti yang dilakukan Zayn.

Tak ada kegiatan lain yang dilakukan Zayn selain mengotak-atik ponselnya. Dikliknya icon berwarna biru dengan gambar burung berwarna putih itu. Jemarinya lincah mengetik salah satu username.

@JessyKatnes

Tampak jelas dilayar ponselnya. Senyum kecut terlihat diwajah Zayn saat melihat icon akun itu. Rasa sakit sedikit terasa dihatinya melihat beberapa tweet mantannya tersebut.

"Kau bahagia dengan laki-laki itu, Jess." Ucapnya lirih.Tanpa terasa memori demi memori itu terulang kembali.

* flashback on*

Tidak biasanya kantin ramai seperti saat ini. Hampir tidak ada tempat kosong yang bisa diisi selain meja yang ada dipaling ujung. Merasa tak adaa masalah, Zayn memutuskan untuk mengisi tempat itu. Disantapnya sandwitch favorit buatan ibunya.

Aktifitasnya berhenti sesaat ketika ada yang menepuk pundaknya. Ia menoleh dan menemukan seorang gadis tengah tersenyum dengan tangan yang memegang nampan.

"May i join you?. Tak ada tempat lain selain kursi ini." Zayn mengangguk setuju dan kembali menyantap sandwitchnya

"Well, kau anak baru itu ya?." Tanya gadis itu. Dan lagi, hanya anggukan yang Zayn berikan.

"Aku jessica Katness. Jessy for shorter. Siapa namamu?." Zayn menatapnya bingung. Gadis itu terlalu cepat akrab untuk stranger seperti Zayn.

"Well, Kita satu angkatan jadi tak ada salahnya kalau saling mengenalkan? Jadi siap--."

"Zayn, Zayn Malik." Potong Zayn cepat. Sikapnya yang dingin itu sedikit membuat gadis itu lebih memilih fokus dengan makanannya

* flashback off *

Lagi lagi senyuman itu terlihat dari wajah Zayn. Moment itu sangat berarti untuknya. Bagaimana tidak? Jessy. Ya, gadis itu adalah satu-satunya orang yang bisa mencairkan es dalam diri Zayn. Seiring waktu berjalan akhirnya mereka berdua terikat dalam sebuah hubungan. Begitu banyak hal manis yang mereka lakukan. Semuanya berjalan normal hingga salah satu diantara mereka mulai berubah.

* flashback on *

Zayn masih menyetir dengan kesunyian yang menemaninya. Hari ini Jessy memintanya untuk pergi restaurant favorit mereka. Kondisi jalan raya yang tidak terlalu ramai membuat Zayn lebih cepat sampai direstaurant.

Kakinya langsung melangkah masuk dan mengedarkan pandangan ke seluruh penjuru ruangan. Ditemukannya sang gadis pujaan duduk sendirian didekat kaca. Pun, tanpa ragu Zayn melangkah mendekat.

"Hey, ada apa?." Tangannya mengusap pelan punggung tangan Jessy. Dan senyumannya tak pernah lepas dari Jessy

"Ti-tidak apa." Rasa gelisa terus menyelimuti Jessy. Posisi duduknya mulai tak nyaman. Pikiran dan hatinya terus berdebat. Zayn menyadari ada yang tidak beres dengan gadisnya.

"Kau yakin?."

"Not really." Jawabnya lesuh. Zayn hanya tersenyum dan mengangguk percaya biarpun dalam hati kecilnya mengatakan tidak. Ia tau betul sifat Jessy. Ia tidak memaksa Jessy untuk mengungkapkan isi hatinya yang sebenarnya.

Ya, Zayn tau apa yang mau Jessy ungkapkan padanya. Perjodohan. Jessy sudah dijodohkan orang tuanya dengan pengusaha muda seminggu yang lalu. Max --kakak Jessy-- yang memberitahunya. Hatinya hancur mendengar berita tersebut. Kini, hanya senyum palsu yang bisa terlihat diwajahnya saat didepan Jessy.

sleepwalking [ l.t ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang