Setelah beberapa minggu aku tidak chat dengan dia, mungkin aku bisa melupakan dia. Ya, mungkin.
Sempat ada seorang perwira mendekati ku dan ternyata dia adalah om dari sahabatku tetapi belum pernah bertemu. Haha ga banget kan. Emang dari awal aku punya firasat dan ga mau bales chat dari dia. Dan aku pun tidak tertarik kepada dia. Umurnya aja udah 23tahun, dan baru berulang tahun ke 24tahun ketika beberapa minggu yang lalu.
Dan aku sadar, kini setiap 2 minggu sekali selalu ada rombongan taruna dan taruni Akpol dengan kelompok yang berbeda yang mengunjungi Botani dalam kegiatan pesiar. Aku setiap minggu selalu kesana, eitss tujuan ku bukan untuk bertemu para Akpol ya, emang hobbi jalan-jalan kok.
Sampai pernah aku ke suatu tempat perbelanjaan ketika pulang dari sekolah bersama kedua orang temanku. Aku kaget, ternyata di dalam itu banyak taruna STPI (kalo gak STPI berarti STIP, karena aku lupa mengingat nama akademi yang ada di bahu dia) dan taruna Akmil.
Aku sempat berfikir dalam hati,"Ya Allah semoga aja nggak ada taruna Akpol hari ini disini karena teman-temanku ini memang mulutnya sedikit comel"
Ketika aku keluar dari sebuah outlet yang isinya baju-baju, sepatu, topi, tas, jam, kacamata, dll. Aku bingung akan kemana karena keadaan di luar mall ini sudah agak mendung dan aku belum ingin pulang. Ketika aku tepat di depan outlet itu, aku melihat di eskalator ada beberapa orang yang baju dan muka nya tak terlihat, hanya celana coklat nya saja yang terlihat, karena mereka sudah ada di bagian ujung eskalator bagian ujung. Aku merasa sudah asing sekali dengan sepatu hitam, celana coklat, dan tas slempang kotak yang biasanya sering dipakai oleh para taruna Akpol. Aku langsung ikut naik eskalator dan menuju ke XXI ya niatnya sih untuk menonton film. Dan ternyata, ketika aku baru masuk tempat bioskop itu, ternyata banyak sekali taruna dan taruni Akpol yang berseragam dinas coklat muda dan memakai celana panjang berwarna coklat tua yang dipakai oleh taruna dan rok berwarna coklat tua yang dipakai taruni yang sudah sangat asing untuk ku. Aku memutuskan untuk tidak jadi menonton film yang sebelumnya sudah kita pilih. Padahal teman-teman ku memaksa ku untuk tetap menonton film itu, karena mereka mulai tergila-gila dengan ke-tampan-an dan ke-gagah-an para taruna yang mungkin mampu memikat siapapun wanita remaja dan mbak-mbak yang berada disitu. Aku memutuskan untuk mencari tempat makan, tetapi aku sempat berkeliling dulu di sekitar situ, ketika aku memutari area mall itu, aku selalu bertemu dan berpapasan dengan banyak taruna yang gagah dan taruni yang menurut orang lain tomboy, tapi menurutku mereka terlihan cantik dan menarik memakai seragam Akpol.
Lalu, aku makan di Sagoo Kitchen dengan kedua orang temanku yang sedari tadi berisik berbicara segala macam tentang taruna, aku hanya mendengarkan percakapan kedua temanku yang seperti ini,
"Gila tuh taruna ganteng banget ye gagah pula"
"Aee matee meleleh adek bang papasan sama abang"
"Nikahin adek nanti ya bang tunggu adek sekitar 4 tahun lagi"
"Seandainya rasa malu ini di skip dulu, gua bakal minta id line tuh taruna deh"
"Parah tu ye taruna cakep bener, bisa bisa mimpiin dia nih gue malem ini. Hebat juga nih temen gue si azki tiap gue kesini sm dia pasti untung terus"
"Iye iye bener nih, ketemu orang cakep mulu ye kalo jalan sama ini orang. Tapi kenapa azki kaga tertarik sama taruna yang hari ini ketemu disini ya" aku hanya mendengarkan temanku yang sedang membicarakan aku.
"Mungkin azki lagi ngehayal ditembak sama taruna kali ya sher hahaha" ngeselin emang temen temen gue ini.
"Kebayang gue kalo deket sama taruna pasti girang banget gue, apalagi ditembak. Parah banget yang nolak taruna pasti nyesel. Pantesan, kita tau nih sekarang kenapa azki pernah deket sama taruna dan menutup hati buat anak-anak cowo di sekolah" sedikit kesel sih diomongin sambil secara tidak langsung tersindir.
Aku yang sedari tadi menunggu makanan datang, sambil mendengarkan teman-temanku yang terkadang ikut dalam obrolan itu, sambil membuka aplikasi social media di hp ku. Lalu aku berbicara,
"Apaan sih kalian tergila-gila gitu sama taruna. Mikirnya udah jauh pula. Kayak Gitar tau gak, jangan sampe kalian di cap gitu ya guys"
"Parah ye lo kayak gapernah kesemsem sama taruna aja. Kemaren lo juga curhatin taruna ke gue. Gitar apaan kok jd nyambung ke alat musik sih" ucap temanku yang membalas ucapanku.
"Gitar itu sebutan untuk orang yang gila taruna. Yang selalu tergila-gila yang berlebihan kayak fanatik yang freak gitu lah sama para taruna" ucapku.
"Oalah kita kan gak tergila-gila, cuman kagum dan tertarik karena taruna itu gagah dan tampan" ucap temanku yang nada nya sedikit melemas dan agak nyolot.
Aku hanya menghiraukan mereka berdua yang sedat berdebat dengan topik yang sama dengan percakapan mereka di awal, ya mereka tetap membicarakan taruna.
Oiya, temanku itu bernama Irlita dan Sherly.
Ketika kita sedang makan, tiba-tiba irlita berbicara kepada ku dan sherly,
"Eh eh liat tuh taruna yang lagi beli chatime sambil mainin handphone nya. Gila cakep banget ya, gagah, manis, berwibawa gitu ya kalem lagi mukanya"
Sherly langsung menengok dan sekarang mata mereka berdua tertuju kepada taruna tersebut. Tiba-tiba sherly bicara kepada ku,
"Lah, itu kan gue pernah liat contact dia di line lo zki. Yang pernah chat sama lo zki, gue sempet baca beberapa potong chatan lo sama dia. Iya ga sih?" Mata dan ucapan sherly langsung tertuju padaku
Aku yang dari tadi lahap dengan makananku karena aku laper, langsung melihat ke arah sherly dan ke arah posisi taruna itu yang mukanya tidak terlihat karena sedang membayar sebuah minuman di kasir. Secara spontan aku langsung kaget dan bicara,
"Yang mana? Ah ngarang kali lo, nggggggg.... mana mungkin dia di bogor. Badan-badan taruna kan emang hampir semua gitu kalik. Cepakan rambut nya juga sama semua rata-rata"
"Kagak. Itu tadi gue liat mukanya. Dia yang ada di contact line lu zki" tetep aja sherly nyolot.
Dan, ketika taruna itu membalikkan badan, ya ternyata dia seorang taruna yang ada di contact line ku. Dia taruna yang bernama Rifqi. Hanya tau, tidak kenal sama sekali. Mas Rifqi adalah sahabat dekat mas Daniel. Yap, mas Daniel adalah sosok yang aku sebut 'taruna manis' yang aku ceritakan di bagian sebelumnya, yang pernah meminta ku untuk menjadi Rekanita nya dan mengajak ku ke Pestakorps.
Jadi, aku dan taruna bernama Rifqi itu sebenarnya tidak kenal sama sekali, hanya mas Daniel pernah meminjam handphone mas Rifqi untuk menghubungi aku melalui handphone mas Rifqi karena ketika itu, handphone mas Daniel sedang rusak.
Aku langsung membenarkan keadaan dan berbicara kepada sherly,
"Gak kok gua gak kenal sama sekali sama dia. Cuman tuh ya mas Daniel pernah chat ke gua, lewat handphone mas Rifqi. Dia namanya Rifqi."
Dan mereka berdua langsung mengangguk ketika mendengar omongan ku itu.
"Ooohh, namanya Rifqi toh"
"Masih ada contact dia kan? Bagi bolehlah"
Sesekali mereka berbicara itu kepada ku.