Seharian aku ikut kumpul keluarga besar, bbq party, makan-makan dengan keluarga mas Rifqi. Sampai aku tahu semua sifat asli dari dia. Sama dengan mas Arjuna, kaka pertama dari mas Rifqi yang berprofesi sebagai pilot ber umur 27 tahun, sifat nya dewasa namun usil dan humoris. Mba Vanka dokter muda yang berusia 24 tahun yang muka nya lebih oriental dengan tinggi yang sama dengan ku, dan rambut keriting gantung berwarna hitam ke coklatan yang ter urai. Beda dengan mas Satryo yang tidak banyak omong, hanya bermain games di smartphone nya tapi terlihat cool. Sedangkan Alene terlihat usil dan sifat nya hampir seperti mas Rifqi. Mama nya yang berkerudung dan melihatkan muka nya yang ke arab-arab an itu, mata nya coklat, hidung nya mancung. Papa nya yang sangat terlihat muka-muka keturunan Bali.
Aku serasa menjadi keluarga mereka dalam sehari. Karena aku baru pertama kali diajak ke acara keluarga besar yang bukan salah satu dari keluarga ku. Keluarga mas Rifqi mengajak keluarga ku untuk besok makan siang bersama dan kumpul bersama. Waktu di jam tangan ku sudah menunjukan ke arah jam 4.30 aku memutuskan untuk pamit dan segera pulang, lalu di antar oleh mas Rifqi. Seperti biasa, mas Rifqi selalu laporan kepada kedua orang tua ku ketika akan dan sudah ber-pergi-an dengan ku. Mas Rifqi juga membicara kan tentang ajakan orang tua nya yang mengajak keluarga ku untuk kumpul bersama.
Besok nya, aku, kedua orang tua ku dan adik ku berangkat untuk ke acara yang di undang oleh keluarga mas Rifqi. Sampai di satu restoran yang sangat besar dan mewah di jakarta. Aku dan mas Rifqi mencari tempat yang bagus dan berfoto-foto. Sedangkan orang tua ku dan keluarga mas Rifqi masih berbincang-bincang di dalam. Setelah sekitar 3 jam mereka berbincang-bincang dan makan siang. Kami semua memutuskan untuk pulang. Sampai rumah, kedua orang tua ku meminta berbicara serius denganku.
"Azki.. sini sayang." Ibu dan ayah memanggil ku dan menyuruh ku menghampiri nya di ruang tv.
"Ada apa bu, yah?"
"Kamu pacaran sama Rifqi?"
"Enggak. Kenapa?"
"Tadi keluarga besar dia meminta kepada ibu dan ayah untuk menjaga mu sampai sekitar 4 atau 5 tahun kedepan."
"Maksud nya gimana bu?"
"Perjodohan. Keluarga dia bilang ke ayah dan ibu, 5 tahun lagi inshaAllah dia sudah menyandang pangkat Iptu. Dan kamu sudah masuk dunia perkuliahan."
"Lho maksud nya apa bu? Azki gamau."
"Gatau tuh. Cuman ngomong gitu doang sih, hanya rencana. Lagian kamu juga masih kecil dan jodoh ga akan kemana."
"Nah bener tuh. Aku UN aja belum, malah ada rencana jodoh-jodohan."
Aku kaget. Apa maksudnya dengan perjodohan sekitar 4 atau 5 tahun kedepan? Apa aku harus jadi Bhayangkari termuda dengan umur 18 tahun? Sedangkan dia 26 tahun?
Besok nya lelaki ber-seragam Pakaian Dinas Harian menjemputku di rumah, dia mengajak ku untuk makan, nonton, dan main. Aku meng-iya-kan nya. Aku hanya menggunakan baju berwarna putih, celana jeans, tas slempang kotak berwarna hitam, dan sepatu sendal berwarna hitam putih.
"Kamu terlihat lebih cantik hari ini."
"Makasih."
Ketika selesai nonton, kita memutuskan untuk mencari tempat makan. Di sebuah cafe, dia memberi ku sebuket bunga mawar berwarna merah, putih, biru, pink yang lumayan besar. Dan satu kotak berbentuk persegi panjang yang berisi seperti buku diary, beberapa surat dan bingkai foto yang di isi dengan 3 foto ku dengan nya.
"Dari awal aku tau kamu, aku tau kamu gara-gara Daniel. Sebenernya waktu itu bukan Daniel yang mengirim pesan lewat account aku. Tapi itu aku, aku berpura-pura mengatakan jika itu Daniel. Aku hanya ingin chat dengan mu."