Bag 16

8.9K 416 47
                                    

Beberapa hari kemudian, dia berangkat ke Bangka Belitung untuk kegiatan tersebut dengan Akademi TNI dan IPDN. Acara itu merupakan acara tahunan Taruna tingkat akhir. Seperti membantu warga disana dan tinggal di rumah warga.

Sebulan sudah kegiatan itu, dia sibuk mengurusi segala macam, ya mungkin aku bisa mengerti. Dan saat pembagian ranking nya pun hasilnya lumayan memuaskan. Dia masih sibuk dengan acara gladi resik Praspa di Akmil Magelang.

Dan hari yang ditunggu-tunggu tiba, hari Praspa. Sayangnya aku tidak mendampinginya disana.

Dan ternyata dia mendapat penempatan di Jawa Barat. Yeay senang sekali. Karena mungkin dia mendapat ranking yg bagus dan akhirnya bisa ditempatkan di jawa barat. Senang sekali sekaligus merasa sedikit tidak enak karena yaa Perwira berpacaran dengan anak SMA kelas 1 yg baru aja masuk.

Dia pulang ke Bogor dan aku memberi nya sebuket bunga dan boneka Perwira.

"Yeay selamat yaa, mas. Akhirnya satu provinsi juga hehehe." Ucapku.

"Heheiya ya? Kamu juga cie mau MOS."

"Woiya dong. Banyakan yaa yg penempatan Jawa Barat?"

"Ya segitulah."

Setelah itu, dia mengajakku ke tempat dimana aku dinner dengannya. Daaaannn.... dia memberiku sesuatu.

"Ini buat kamu. Simpen baik-baik ya.." ucapnya

"Ini apa?"

"Udah tau itu cincin, kok kamu nanya? Hahaha"

"Iya maksudnya cincin apa sayang?"

"Cincin PaJa. Cincin Perwira Remaja. Dapetinnya harus 4 tahun di Akpol dulu hahaha."

"Oh cincin Akademi itu ya? Kenapa dikasih aku?"

"InshaAllah aku udah yakin, mau nunggu kamu sape berapa tahun juga"

"Hehehe nanti aja deh, simpen dulu di mas Rifqi aja yaa.."

Dengan tatapan dan muka yg kecewa, dia memasukan lagi kotak cincin itu kedalam kantong saku baju nya.

Setiap hari selama dua minggu aku jalan dengannya. Semuanya berkesan tapi yang paling bikin aku deg-degan sih ketika diajak ke acara keluarga besar nya.

Dengan semua saudaranya, dan yaaaa ternyata semua saudaranya menyangka aku sudah kelas 3SMA atau sudah kuliah.

Beberapa pertanyaan yg membuat ku kaget,
"Kelas berapa?"
"Udah kuliah ya? Semester berapa?"
"Kapan tunangan?"
AHAHAHA...

Dengan tenang nya mas Rifqi menjawab
"Baru masuk SMA tante, masih muda kok hehe."

Lalu, tante nya berbicara kepadaku.

"Wah masih muda udah tenang yaaa udah mau jadi calon bubhay" ucapnya
"Bubhay itu apa tante?"
"Itu lho, Ibu Bhayangkari. Hahaha"
"Haha aamiin tante, kalo jodoh. Tapi masih jauh banget kan hehe"

Besoknyaa, aku dan keluarga ku pun diajak makan bersama dengan keluarga besarnya mas Rifqi.

Rasanyaa senang, kaget dicampur deg-degan juga pastinya. Aku duduk disebelah mas Rifqi yg memakai kaos merah maroon dan celana chino. Tampak otot yang kekar dibalik kaos merah maroon-nya itu.

Aku dan mas Rifqi meminta izin meninggalkan obrolan sementara, karena mas Rifqi mengajakku kelantai atas karena posisinya bagus untuk berfoto. Hmm okay.

Ketika aku dan mas Rifqi menuju lantai atas, tiba-tiba ada yg memanggil.

"Rifqi.. heyy" ucap salah seorang perempuan yg usianya seumuran dengan mas Rifqi. Dengan penampilan yang wah. Cantik, berbadan seperti model.

Bhayangkara KuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang