Lebih Cepat

26 0 0
                                    

Bel alarm berbunyi akupun terbangun, saatnya aku bersiap-siap untuk bersekolah. Hari ini ntah kenapa aku terlalu semangat tidak seperti biasanya, nenek aku pun sampai keheranan biasanya aku sangat lambat ketika sarapan sekarang kebalikannya.

Aku tinggal bersama nenek dan kakek yang sudah menemukan aku di dekat kebun sekolah aku sekarang, aku sangat berterima kasih dengan mereka yang telah mau mengasuhku dari bayi hingga sekarang, umurku 15 tahun. Dan Ricky satu-satunya sahabat yang sangat perhatian, dia tau perasaan aku yang tidak mempunyai orang tua, ketika dia pergi tanpa memberitahu, aku jadi sangat kehilangan dia. Walaupun di dunia ini masih ada yang lebih baik dari dia tapi, tidak ada yang bisa menggantikan dia.

Aku pun berpamitan dan memberitahu mereka aku akan pulang lambat hari ini. Dan sudah 3 bulan juga aku tidak berangkat bersama dia lagi, rasanya itu sangat sepi kalau tanpa dia. Tidak bisa bercerita lagi pada saat perjalanan menuju sekolah. Karena hari ini aku sedang bersemangat, jadi tidak terlalu sedih.

Tiba-tiba ada seorang yang menepuk pundak ku.

"Hey Lily!"

"Hee, Fany. Aku kira siapa, kenapa kau membawa tas?"

"Ya mau sekolah lah, emang mau kemana lagi?!"

"ha? bukankah kamu masuk minggu depan?"

"Berubah pikiran, biasa... remaja suka labil"

"Haha, kalau begitu jaga sikapnya"

Ketika kami sudah berada di sekolah, semua orang memandangi kami. Mungkin karena mereka belum pernah melihat Tiffany.

"Hey ly, di sampingmu siapa? anak baru kah?" Tanya Kris, dia teman sekelasku dan juga teman akrab Ricky.

"Ya iyalah anak baru!" ujar Fany.

"Wew, gaya sama sifat berbeda tuh!" balas Kris

"Berbeda dari yang lain~"

"Ly, dia itu sekelas sama kita kah?" Tanya Kris lagi.

"Entah lah belum pasti"

"oke semuanya, aku sudah di tunggu oleh penggemar ku bye!" Ujar Kris sambil meninggalkan kami.

"Penggemar?!" Fany keheranan

"Haha, Kris itu sangat populer di sini jadi jangan heran dengan kesombongan dia"

Aku pun meninggalkan dia di depan ruang guru dan segera ke kelas. Di kelas kebetulan ada teman-teman Ricky aku pun bertanya-tanya kenapa mereka bisa tahu bahwa Ricky meninggal.

"Apakah kau tidak mendapatkan pesan ? " ujar salah satu teman Ricky.

"Maksudmu apa?"

"Pesan ini lho" sembari membuka hp.

"Nomor itu sama dengan nomor yang mengirimi pesan kemarin malam! apa maksudnya ini? dan nomor siapa itu?" ujarku dalam hati.

"Kau tidak mendapatkannya?"

"tidak, siapa saja yang mendapatkan pesan ini?"

"Hanya kelas kita, mungkin kecuali kamu"

"kenapa?"

"Kami tidak tahu"

"makasih atas informasinya" ujarku sambil meninggalkan mereka.

"Di pesan tersebut memang tidak di tulis penyebab Ricky meninggal, aduh ikan bodoh itu" ujarku dalam hati.

Aku pun belajar di sekolah seperti biasa, dan sepertinya Tiffany tidak satu kelas denganku mungkin dia ada di kelas sebelah, pasti dia akan sangat populer karena tingkah lakunya itu.

Dan ntah kenapa semangatku ini mulai pudar, seharusnya aku ini tidak selalu memikirkan dia.

"Kau payah Lily, Belum tentu si ikan bodoh itu memikirkan mu" ujarku dalam hati.

Jam istirahat akhirnya tiba, akupun berniat untuk mencari Tiffany. Berharap dia tidak membuat masalah di hari pertama dia sekolah. Dan memang benar, ternyata dia di sebelah kelasku. Dia sudah mendapatkan teman banyak di sekokah ini, sudah lah aku tinggalkan saja dia.

"Lily!"

Ternyata Tiffany memanggilku, aku pun menunggu di depan kelasnya.

"Masuk sajalah, tak perlu malu"

"Tidak usah"

"Baiklah kalau itu mau mu"

Fany pun mehampiri ku, dan berkata sesuatu.

"Kita pulang bareng ya, aku mau menceritakan sesuatu, dan sepertinya kita tidak jadi ke tempat itu lagi"

"Kenapa?"

"Sudah, liat saja nanti! bye!"

Waiting & ReplyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang