Dengan tubuh gemetar menahan keterkejutan, pelipis yang di banjiri oleh kringat aku terus mencoba untuk tidak mengeluarkan suaraku, aku terus membungkam mulutku berdiri di samping tembok tempat mereka berbicara, dari sini aku dapat mendengar apa yang sedang mereka bicarkan, mereka ibu mertuaku dan laki-laki yang berstatus sebagai suamiku mereka ingin mengambil anakku, mereka akan memisahkan ku dengan anakku anak yang sedang ku kandung.
"Kamu serius Fatah?"
"Iya mah, mama sendiri tau kan kalau aku tidak mencintainya. Pernikahan ini terjadipun karena aku telah membuatnya seperti ini mah, lagi pula mamah tau kan aku tidak penah memperkenalkanya sebagai istriku di depan orang-orang mama sendiri tau kenapa aku melakukanya"
"ya mama tau, tapi apakah kamu sudah membicarakan dengan nisa??"
"Nanti aku akan membicarakannya"
"yasudah kalau itu memang keputusan mu,mama hanya bisa mendukungmu"
Saat tidak lagi ku dengar percakapan mereka aku pun segera pergi menuju kamarku, ya kamarku karena walaupun aku dengan ka Fatah adalah suami istri tapi kami tidak penah tidur satu kamar.
Aku pun menangis tanpa suara di dalam kamarku.
Aku tau bahkan sangat tau pernikahan ini tidak seharusnya terjadi, namun tidak bisa kah mereka membiarkan aku merawat anakku kenapa aku harus di pisahkan darinya.
Penikahan ini terjadi karena aku yang telah mengandung terlebih dahulu, kejiadian itu begitu cepat hingga aku tidak bisa mencernanya dengan baik.
Saat malam itu terjadi tiga bulan yang lalu,saat itu aku sedang membukakan pintu untuk tuan muda Fatah, ya aku adalah seorang pembantu yang bekerja dirumah ini sebelum aku mengandung anaknya ka Fatah,semenjak menikah denganya aku mengubah nama panggilan untuknya menjadi ka Fatah.
Pada saat malam itu terjadi ka Fatah pulang dalam keadaan mabuk berat karena ia sedang patah hati dia mendorong aku yang pada malam itu sedang membukakan pintu untuknya dia membawaku ke kamarnya, aku sudah berontak sekuat tenagaku, sudah berusaha meminta tolong namun apalah daya ku, tenaganya lebih besar dari pada aku, aku hanya bisa menangis pada saat dia melakukan hal itu dan ia terus menyebut nama kekasihnya saat melakukan itu.
Hingga pada dini hari dia bangun dari tidurnya aku yang sedang menangis sambil menelungkupkan kepalaku diantara kedua kaki ku ia kemudian bangun dan duduk, ia yang kaget karena melihat keadaan kami berdua yang sedang berada dalam tempat tidur yang sama dan dalam keadaan yang tidak bisa di jelaskan lagi.
Ka Fatah menyadari apa yang telah ia lakukan kepadaku dan ia berjanji akan bertanggung jawab jika terjadi sesuatu dengan ku.
Hingga akhirnya satu bulan telah berlalu semenjak kejadian itu aku mengetahui bahwa aku telah mengandung, aku memberitahukan ini kepadanya dan ia berjanji akan menikahiku walaupun aku tahu ia tidak mencintaiku.
Akhirnya aku dan ka Fatah pun menikan pernikahan ini hanya di saksikan oleh orang-orang terdekat kami hanya aku, ka Fatah,mama sofie,dan mbo nah yang mengetahui pernikahan ini, karena memang aku hidup seorang diri.
Aku pikir akan hidup bahagia karena aku telah menikah dengannya tetepi kenyataan yang telah kudengar baru saja telah menghilangkan semua pikiran ku tenteng itu.
Baiklah aku susah memikirkannya dengan matang tidak ada yang bisa memisahkan aku dengan anakku bila aku harus berpisah dengannya lebih baik aku mati saja.
*-*-*-*-*-*-*
Hay... hay saya bawa cerita saya yang baru ni, (padahal yang sebelumya belum tamat).
Aku lagi buntu sma cerita yang satu, eh pas lagi cari inspirasi malah dapetnya buat cerita baru. Semoga buat yang satu ini idenya ngalir terus ya jadi bisa buat lanjutin ceritanya cepet-cepet dan semoga saya dapat waktu luang buat nulis ya.
Cerita membosankan Dan ide pasaran harap maklum saya lagi belajar buat nulis5januari2016
Ycy:*
KAMU SEDANG MEMBACA
Ugly Wife
ChickLit{Sudah Tersedia Ebooknya di Playstore} Nisa memilih membesarkan anaknya seorangdiri saat secara tidak sengaja ia mendengar percakapan antara ibu mertua dan suaminya mengatakan bahwa ia akan di pisahkan dari anak yang sedang dikandungnya ketika anakn...