Hinata POV
Desember 20xx,
Cinta adalah sebuah perasaan di saat dua hati terkoneksi satu sama lain. Dengan kata lain segala kebahagian, sedih, marah, dan segala emosi terkoneksi satu sama lain. Namun... koneksi itu bisa saja terganggu, jika ada kerusakan pada server utamanya. Begitulah yang terjadi pada hatimu, kau berpaling.
Tapi setidaknya itu adalah dulu ketika aku masih berpikir kekanakan. Semua yang kukira kau berpaling, kau tidak memperhatikanku hanyalah sebuah ketidak sinkron-an antara hatiku dan hatimu. Dulu tanpa tahu yang sebenarnya diriku ini menganggap bahwa hatimu tidaklah lagi untukku, terlebih ketika dirimu memutuskan diriku begitu saja.
Tapi, bila semua hal itu terjadi sekarang, aku mengerti bahwa setiap kau melakukan sesuatu, ada sebuah alasan yang tersembunyi di dalamnya. Aku mengakui ketidaktahuanku atas pemikiran, perhatian, perilaku, pembawaan, hati, dan tatapanmu kepadaku, dulu. Tapi sekarang, aku sudah dewasa dan aku mengerti. Aku mengerti bahwa dulu pemikiranku hanya sebatas pemikiran satu pihak, aku kurang objektif atas segala yang dirimu lakukan.
Aku sadar bahwa aku terlalu kekanakan dan tidak bisa mengerti arti di mana dirimu ingin mengatakan bahwa 'aku adalah miliknya yang akan terus ia jaga apapun yang terjadi'. Sekarang aku paham arti nya itu, dirimu memutuskan ku tanpa pernah pergi menjauh dari sisiku. Kau hanya menjaga diriku dari semua yang mungkin akan terjadi, tapi kau telah mengikat benang merah denganku bersamaan dengan kau memutuskanku.
Takdir memang selalu berkata lain, tapi jodoh dan benang merah adalah kita yang menentukan. Tinggal bagaimana Kami-sama sebagai hakim yang memutuskan apakah pilihan kita benar atau salah. Aku bahagia telah mengikat benang takdir bersamamu, dalam kesuka dukaan ini terdapat kebahagiaan bersamamu yang tak akan pernah bisa diulang. Aku punya satu pesan untuk kami-sama, aku hanya akan mengirim satu pesan pendek yang mewakili seluruh perasaanku.
Aku mencintai suamiku.
Love, Hinata.
.
.
.
"Hinata? Apa yang kau lakukan di kamar sendirian?" tanya sebuah suara yang pastinya kukenal, berasal dari ambang pintu."Ah," buru-buru aku menutup buku harian berwarna lavender itu dan memasukkannya ke laci. "Tidak apa-apa aku hanya sedang menulis resep masakan anata," jawabku berbohong.
"Ohh, kalau begitu aku lapar..." ujarnya manja dengan tatapan sedih yang dibuat-buat. Aku tidak bisa tidak tersenyum melihatnya, aku begitu mencintainya.
"Baiklah baiklah, ayo kita ke dapur," ucapku sambil mendorong suamiku menuju dapur.
"Yes, ramen ya!" dia begitu bersemangat mengatakannya, padahal makanan itu sudah sering ia santap tapi tetap ia tidak pernah bosan. Yah, sama saja denganku, padahal aku sudah sangat lama bersamanya tapi aku tidak pernah bosan bersama dirinya. Terlebih untuk seorang anak yang sedang terkandung dalam rahimku, benar-benar ini adalah kebahagianku bersama dengan Naruto.
Naruto aku mencintaimu.
-Fin-
A/n : yeayyyy akhirnya tamat dengan manis :") terharu saya, dengan badan sakit ternyata inspirasi jalan terus ya haha #plak
Okeee VOMENT yang banyak yaaa buat eps terakhir ini :) terimakasih atas dukungan sampai fict ini selesai, VOMENT kalian memang mendukungku :D
Maaf atas kesalahan kata, sampai jumpa di Teen novel : Re:Make~
See u~
KAMU SEDANG MEMBACA
一緒に幸せ [Issho ni Shiawase] [Naruto Fanfiction]
ФанфикKebahagiaan ini hanyalah milik kita bersama, tidak ada yang lain... seharusnya... Romance/Hurt/comfort NaruHina Don't Like Don't Read