Flashback 4 years ago...
.
.
Hinata POV"A-apa? Kau serius Naruto-kun?" Tanya-ku gugup terhadap pemuda yang notabene nya adalah sahabat terdekat-ku semenjak masuk SMA.
"Tentu aku serius, tidak masalah kau belum mencintai-ku. Akan kubuat kau mencintaiku Hinata-chan! Hehe," begitulah sekiranya yang dia katakan kepadaku sebelum kepalaku berkunang-kunang dan semuanya menjadi gelap. Sepertinya aku terlalu bahagia sampai aku harus berakhir di UKS.
Awal yang manis bukan dari sahabatku itu? Dia memang orang yang humoris, penuh pengertian, bodoh haha harus ku akui itu tapi aku suka, dan meledak-ledak. Memang aku belum mencintai nya atau aku sudah mencintainya tanpa kusadari sebelum kita menjadi sepasang kekasih? Entahlah, tapi yang kutahu aku selalu cemburu jika ia pergi bersama perempuan lainnya, dan bahkan saat ia masih pacaran dengan mantannya dulu aku begitu sebal melihatnya.
Baiklah sebelum aku jadian dengan dia pun aku sudah pernah pacaran dengan Kiba, tapi dia memang laki-laki sialah, ah maaf. Dia menyebalkan karena meninggalkan-ku begitu saja karena ia memiliki gadis lain yang ia suka. Dan aku berakhir dengan sahabatku sendiri sebagai pelabuhan hatiku di akhir semester 1 kelas 1 SMA. Kehidupan cintaku dengannya dimulai...
.
.
10 months later"Kau pikir aku tidak tahu?" Ujarku dengan nada bicara yang terdengar lirih. Raut sedih mungkin terlihat jelas di wajahku sekarang ini.
"Apa lagi? Sudah kubilang aku tidak melakukan apa-apa?!" Jawab Naruto- kun dengan nada ketus dan sedikit tinggi di akhirnya.
"Kau... kenapa tidak mengerti?" Tanyaku frustasi dengan berlinang air mata.
"Kau saja yang berlebihan Hinata! Sudahlah!" Dia berkata dengan emosi dan berlalu begitu saja. Meninggalkan-ku sendiri berdiri mematung, dengan air mata yang mulai deras mengalir.
"Aku hanya ingin di perhatikan saja Naruto-kun..." gumam-ku sedih. Selama ini aku sudah memberikan yang terbaik hingga waktuku untuknya, tetapi dia itu tidak pernah sadar apa yang harus dia lakukan. Memang terkadang menghadapi seseorang yang keras kepala itu... menyakitkan.
Aku tahu dia bersama wanita lain, aku tahu itu. Tapi aku juga tahu kalau wanita lain itu adalah seorang adik kelas yang hanya minta bantuan Naruto- kun. Naruto bilang hanya 2 atau 3 bulan saja, tapi wanita mana yang tidak cemburu kalau kekasihnya dekat-dekat dengan wanita lain? Walaupun kau tahu dia tidak akan selingkuh, hanya saja itu menyakitkan.
Aku tidak suka saat Naruto- kun bersamanya, dia bisa lupa waktu. Sekarang dia banyak kegiatan dan hanya bisa sedikit meluangkan waktunya untukku. Bahkan saat aku meminta pergi dengannya dia membatalkannya begitu saja karena ia berkata uang itu akan ia gunakan untuk yang lebih penting. Oh Kami-sama sungguh aku frustasi di buatnya. Bisakah dia hanya lebih memperhatikan aku saja? Kumohon aku di sini hanya meminta untuk di perhatikan seperti wanita lainnya yang memiliki kekasih.
.
.
1 year afterAku senang sebentar lagi adalah hari jadi kami yang ke satu tahun, aku berharap semoga aku akan tetap bersamanya. Dan hari ini SMA kami mengadakan acara pensi dan sebagai ketua OSIS aku harus bertanggung jawab penuh dengan acara ini.
Acara berjalan lancar dan tepat sebelum istirahat siang Naruto- kun menelponku.
"Hinata- chan, aku rindu denganmu. Bisa kita bertemu sekarang?" Ujar Naruto- kun di seberang sana.
"Ah, Gomen ne Naruto- kun, aku tidak bisa. Bagaimana kalau sehabis istirahat siang? Jadwalku cukup longgar kalau sehabis istirahat siang?" Tanya-ku sembari memeriksa kelangsungan acara.
"Baiklah, akan ku tunggu di tempat biasa Hinata- chan, hehe," jawab Naruto- kun lalu menutup sambungan teleponnya. Aku menghela nafas, mencoba menenangkan diri dari pekerjaan yang tidak ada habisnya ini.
"Hei, Hinata sebentar!" Ucap sebuah suara dari arah belakangku, sontak aku menengok kebelakang. Ternyata itu Nejii, dia wakil-ku di OSIS. Ternyata dia ingin mengabarkan keadaan di gerbang, tapi kemudian dia membuat lelucon yang bisa membuatku tertawa. Entah aku terlena atau apa tapi cukup lama kami bercengkrama, dan baru ku sadari jauh di belakang sana... Naruto- kun memperhatikan-ku. Dan saat aku menyadarinya dia menghilang. Gawat, kurasa dia cemburu padaku. 'Kami-sama... cobaan apa lagi ini'
"Naruto- kun! Kumohon berhenti," aku mengejarnya dan mencoba meraihnya. Untungnya kamu sekarang. Berada di taman jadi tidak seorangpun akan terganggu dengan kamu jika kami mungkin bertengkar, karena aku yakin dia pasti marah.
"Kau tahu kesalahanmu?" Ujarnya dingin, oh tidak maafkan aku Naruto- kun.
"Kurasa iya..." jawabku sambil menundukkan kepala.
"Aku sudah cukup bersabar Hinata saat kau bersama dia! Kau tadi bilang aku harus menunggu untk bertemu denganmu, tapi ternyata ku lihat kau malah asyik tertawa dan bercengkrama dengan lelaki itu!" Kurasa dia memang marah.
"Maafkan aku Naruto- kun, kumohon maafkan aku. Jangan marah..." aku memohon, baru kali ini aku benar-benar memohon. Aku memang sudah jatuh ke tangannya...
"Kau kira aku apa? Maafmu tidak cukup. Kau bodoh atau gila ya? Aku di sini menunggumu lama, kau kira berapa lama kau bersama dia huh?"
"Naruto- kun! Aku tidak suka kau mengataiku bodoh! Aku bahkan tidak pernah mengatakan itu kepadamu dan orang lain!"
"Ck, kau memang sialan! Sekarang kurasa kita cukup di sini. Aku sudah cukup bersabar untukmu. Kita menjadi sahabat saja seperti dulu, kurasa itu yang terbaik." Ujar Naruto- kun sambil berlalu begitu saja tanpa memperhatikan-ku sama sekali.
"... jangan pergi.... kumohon..." ujarku pelan sia-sia. Hatiku hancur seketika, cintaku, hidupku, hilang seketika. Bahkan aku tak merasa itu cukup untuk membuatku dan Naruto- kun mengakhiri hubungan kami. Aku menjadi tidak tahu mana yang benar dan tidak, aku tidak bisa berkata apa-apa lagi. Ini akhirku dan dia... apa bisa aku menemukan seseorang sebaik dia lagi? Sekarang aku 'hanya' seorang sahabat 'lagi' untuknya.
Aku tidak bisa menghentikan air mata yang terus mengalir ini. Ini pertama kalinya aku menangis di sekolah, hanya karena dia. Ya karena dia aku bisa serapuh ini...
.
.Flashback END
Hinata POV END
Air mata gadis itu perlahan mengalir di wajah ayu nya. Dia mengingat kembali kenangan pahit bersama pemuda itu, ya kenangan masa lalu di mana ia pernah bersama pemuda itu.
Tapi sekarang ia harus menerima kenyataan bahwa ia masih mencintai sahabatnya itu, ya sangat...
"Tokyo.. Tokyo.. Tokyo..."
Pengumuman itu berbunyi, itu berarti beberapa menit lagi kereta Shinkanshen akan segera berhenti. Gadis itu masih tak bergeming seakan dunianya masih belum kembali, ia masih terlarut dalam lamunanya. Tapi sekejap itu juga ia tersadar, bahwa ia harus menemui cintanya yang telah lama tersesat...
-to be continued-
A/n: ehem eeto- bagaimana ya? Jujur ada sedikit pengalaman pribadi yang terselip tapi nggak sampe putus sih #eh
Makanya cukup menghayati huhuhu T_T
Ah semoga chap kali ini cukup panjang ya~ mungkin sebentar lagi akan tamat huhuhu 2 atau 3 chapter lagi :'3 sedih rasanya sudah mau selesai tapi kurasa itu yang terbaik #halah
Oh iya jangan lupa mampir di cerita terbaru ya itu "Deep Sea Girl" buat bocoran itu tentang siren tapi fiksi kok xD #promosi
Oh iya jangan lupa VoMent ya~
KAMU SEDANG MEMBACA
一緒に幸せ [Issho ni Shiawase] [Naruto Fanfiction]
FanficKebahagiaan ini hanyalah milik kita bersama, tidak ada yang lain... seharusnya... Romance/Hurt/comfort NaruHina Don't Like Don't Read