Dalam kereta gadis itu terlihat duduk sendiri di deretan bangku paling belakang, menatap pemandangan dari balik kaca kereta shinkansen. Matanya menerawang jauh, melihat hamparan sawah hijau yang membentang. Risau menyergap hati gadis ayu itu, entah mengapa ia merindukan 'sahabatnya'.
Drrttt Drrttt Drrttt
Telepon genggam milik gadis itu bergetar, ada yang menelpon. 'Naruto' nama yang terpampang jelas di layar telepon genggam itu. Helaan nafas gadis itu terdengar berat sesaat sebelum ia menjawab telepon dari 'sahabat' nya itu.
"Hinata? Apa kau baik-baik saja?" Tanya pemuda itu tiba-tiba.
"Hee? Aku baik-baik saja kok Naruto-kun," jawab gadis itu sedikit dipaksakan.
"Kau sekarang di mana?"
"Aku di kereta, sebentar lagi mungkin akan sampai di Tokyo,"
"Apa? Tunggu, apa yang terjadi di sana? Kenapa kau pulang lagi? Benar kau tidak apa-apa? Jangan berbohong Hinata," cerocos pemuda itu di telepon, membuat gadis itu tidak bisa tidak tersenyum.
"Nanti akan ku jelaskan Naruto-kun,"
"Kalau begitu akan ku jemput kau di stasiun, tidak ada kata tidak,"
Tut Tut Tut
Tanpa ada tambahan lagi pemuda itu langsung menutup teleponnya sepihak, gadis itu hanya tersenyum geli. 'Tidak biasanya dia begitu' pikir gadis itu sembari menatap hamparan sawah hijau.
Ya, biasanya pemuda itu tidak begitu. Dia akan berbicara sekenannya walaupun memang cukup perhatian dengan gadis itu dan menjadi teman curhat bagi gadis itu. Tapi tidak seperti tadi yang kelewat panik, seperti anak kecil yang takut kehilangan sesuatu miliknya.
Entahlah, padahal dulu dia pemuda yang cukup enerjik dan periang. Tetapi semuanya tidak sama lagi semenjak hubungan gadis dan pemuda itu putus begitu saja karena sesuatu hal yang membingungkan sebenarnya. Dan cukup... kekanakan.
Mungkin dulu mereka hanya anak labil yang masih mencari jati dirinya masing-masing. Yang terbawa oleh arus ego di mana persahabatan berubah menjadi cinta yang posesif. Karena jiwa mereka masih labil maka cinta tersebut putus di tengah jalan begitu saja walaupun akhirnya mereka saling menyembunyikan perasaan masing-masing.
Terperangkap dalam sebuah persahabatan yang menyelubungi perasaan sebenarnya. Walaupun mereka sudah putus tetapi mereka tetap bersahabat sampai sekarang, tapi sepertinya mereka mulai meragukan perasaan antara sahabat yang terlalu jauh melenceng dari tempatnya.
Sepertinya mereka sudah dewasa, dan mulai menyadari bahwa mereka sebenarnya mempunyai rasa yang sama... hanya waktu yang dapat menjawabnya....
-to be continued-
.
.
.A/n: Gomenasaiii diriku terlalu sibuk dan tidal terlalu mood bulan2 lalu akhirnya lanjut juga walaupun mungkin aneh ya? Haha part depan membahas masa lalu yang mungkin akan panjang? Entahlah haha see u
KAMU SEDANG MEMBACA
一緒に幸せ [Issho ni Shiawase] [Naruto Fanfiction]
FanficKebahagiaan ini hanyalah milik kita bersama, tidak ada yang lain... seharusnya... Romance/Hurt/comfort NaruHina Don't Like Don't Read