Slap Accident

14.3K 1K 19
                                    

Ini sudah larut malam dan aku terbangun begitu menyadari kasur di sebelahku kosong. Itu artinya Kyungsooku belum pulang. Aku mengingat lagi jadwalnya. Ah dia memiliki jadwal syuting.

Kuambil ponselku di atas nakas perlahan. Tanpa takut Kai terbangun, aku langsung mengetik nama Do Kyungsoo di kolom pencarian. Kutelusuri satu persatu isi web itu. Kebanyakan isi web itu menjelaskan hal yang sama. Profil, keluarga, fakta menarik, ataupun karirnya. Hell! Bahkan aku lebih tahu dibanding mereka.

Lama aku terfokus pada ponselku hingga aku mendengar langkah kaki mendekat. Itukah Kyungsoo?

Gawat! Kyungsoo akan marah kalau tau aku belum tidur. Segera kuletakkan ponselku di atas nakas dan me'rapi'kan selimutku. Hei, tidak mungkin aku tidur dengan tenang kan?

Dan untuk menyempurnakan aktingku, kupejamkan mataku dengan tubuh menghadap pintu kamar. Terdengar gagang pintu yang diputar disusul dengan pintu yang terbuka.

Kekasihku sudah pulang. Lalu terdengar lagi pintu yang tertutup. Setelah itu hening. Kubuka sedikit mataku, berusaha mengintip. Kyungsooku hanya berdiri bersandar pada pintu dengan kepala menunduk. Perlahan-lahan tubuhnya merosot hingga akhirnya ia duduk dengan lutut tertekuk. Dia melamun.

Aku bingung. Bahkan mataku sudah terbuka sepenuhnya. Dia tidak biasanya seperti ini. Kedua tangannya terjalin di atas lututnya.

Aku tau ini tidak beres. Karena itu, persetan dengan bentakannya nanti. Segera aku bangkit dari kasurku dan memeluknya. Dia tersentak.

"Eum Chanyeol-ah? Kenapa belum tidur? Apa aku membangunkanmu?" Tanyanya dengan suara lemah.

"Tidak, tapi aku mengkhawatirkanmu" jawabku masih memeluknya. Dia tidak membalas pelukan ataupun ucapanku, tapi kepalanya diletakkan di bahuku. Kuputuskan untuk melanjutkannya. "Ceritakan padaku masalahmu sayang, aku disini, di pihakmu, selalu seperti biasanya"

Kyungsoo tertegun. Perlahan dia naik ke pangkuanku dan membalas pelukanku. Dia memelukku erat, lalu terdengar isakan pelan darinya.

"Chan- hiks Yeol... Chan- hiks Yeol..." isaknya. Aku terus mengelus kepalanya, mengecup wajahnya dan sesekali mengelus punggungnya.

"Ya sayang? Aku disini" kataku. Aku tidak suka air matanya, tapi aku tau, hanya pelukan hangat dan keberadaanku yang bisa membuatnya tenang. Kami terus dalam posisi seperti ini hingga sepuluh menit. Setelah itu, malaikatku menghapus air matanya perlahan. Aku masih menanti ceritanya.

"Aku ditampar" kata Kyungsoo sambil menunduk. Aku tersentak. Malaikatku ditampar?

"Siapa yang menamparmu?" Tanyaku dingin. Aku shock. Tentu saja. Aku harus tau siapa pelakunya. Apa-apaan itu? Aku disini sering menjahili agar Kyungsoo tertawa. Tapi dia malah melukai fisik kekasihku dan membuatnya menangis. "Katakan padaku siapa yang menamparmu!" Kataku emosi.

Kyungsoo makin memelukku erat seolah dia takut urusan ini akan semakin panjang. "Berjanjilah kau tidak datang ke tempat orang itu!" Katanya. Janji macam apa itu? Oh God!

Kuangkat sebelah alisku sambil memperhatikan wajahnya. Kuhapus bekas air mata di pipinya. "Call!" Jawabku.

"Salah satu senior dalam filmku" jawabnya.

"Namanya?" Tanyaku tak sabar.

"Uunngg Chanyeol sudahlah" rengeknya. "Ini sudah malam dan aku mengantuk, ayo tidur!" Lanjutnya sambil berpuppy eyes. Atur emosimu Park Chanyeol. Ini sudah pagi dan kekasihmu belum tidur. Kau masih bisa mengetahui pelakunya setelah film itu dirilis. Kuatur kembali emosiku, lalu menggendong tubuh Kyungsoo ke kasur.

"Ya, kita harus tidur, tapi sebelumnya kau harus ganti bajumu dengan piyama" kataku setelah menurunkan Kyungsoo di atas tempat tidur. Ia mengangguk. Kuambil sepasang piyama miliknya dan kuletakkan di atas pahanya. "Aku akan mengambil kompres untuk pipimu, pasti sakit" lanjutku sambil mengecup keningnya. Lalu aku keluar dari kamar sementara ia mengganti baju.

Kucari kompres tempel yang ada di kotak obat milik Suho hyung. Kuambil satu dan berjalan kembali ke kamar. Kyungsoo sudah selesai mengganti baju. Ia sedang tiduran. Kupasang kompres di pipinya. Ia meringis kecil.

"Mian baby" sesalku.

"Tak apa, berbaringlah" katanya sambil menepuk pelan kasur sebelahnya. Segera saja aku berbaring, memeluk dan menarik selimut untuk kami berdua.

"Kau tau sayang? Aku benar-benar ingin memukul orang itu. Tetaplah bersandar padaku seperti ini. Aku menyayangimu. Dan ini obat dariku" kataku lalu kukecup kedua pipinya. Lama ia terdiam hingga akhirnya aku tersadar bahunya telah melemas. Kekasihku sudah tertidur.

Aku harap tidak akan ada lagi orang yang akan menyakitimu sayang. Selamat tidur. Mimpi indah. I love you.

ChansooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang