Chapter 3

541 19 0
                                    

Dia masih sangat muda. Empat tahun, mungkin? Atau lima? Berbaring di ranjang dengan selimut sampai di dagunya.

Seorang wanita tampak duduk di sampingnya, tangannya terlipat di pangkuan. Dia memiliki rambut cokelat panjang, dengan wajah yang mulai menunjukkan usianya. Kedua matanya sedih. Dia tahu meskipun wanita itu berusaha begitu keras untuk menyembunyikannya dengan senyumannya.

Thomas ingin menanyakan sesuatu kepadanya. Dia tidak benar-benar ada di sini. Hanya menyaksikan itu semua dari suatu tempat yang tak terlalu dia pahami. Wanita itu mulai bicara, dengan suara yang manis sekaligus bernada marah hingga itu menggangunya.

"Aku tidak paham mengapa mereka memilihmu, tapi aku benar-benar tahu bahwa kau spesial. Jangan pernah lupakan itu. Dan, jangan pernah lupa betapa" suaranya gemetar dan air mata berlinang di wajahnya "jangan pernah lupa betapa aku mencintaimu."

Bocah itu menjawab, tetapi bukan benar-benar Thomas yang bicara. Meskipun itu adalah dirinya. Tak satu pun dari semua itu tang masuk akal. "Apa Mama akan menjadi gila seperti semua orang di TV? Seperti...Papa?"

Wanita itu mendekat dan membelaikan jemarinya ke rambut Thomas. Wanita? Dia tidak boleh memanggilnya begitu. Ini adalah ibunya. Mamanya....
"Jangan cemaskan itu, sayang, katanya. "Kau tak akan ada di sini untuk melihatnya."
Senyumnya telah sirna.

Terlalu cepat mimpi itu menghilang di kegelapan, membiarkan Thomas dalam kehampaan tanpa apa pun sekian pikiran-pikirannya. Apakah dia telah melihat satu memori lagi merangkak keluar dari kedalaman amnesianya? Benarkah dia benar-benar melihat ibunya? Pasti ada sesuatu yang membuat ayahnya gila. Rasa sakit dalam diri Thomas begitu dalam dan menggerogotinya, dan dia berusaha untuk tenggelam lebih jauh ke dalam kelupaannya.

Kemudian entah berapa lama dia tahu, Teresa bicara lagi kepadanya:
Tom, ada sesuatu yang salah.

THE SCORCH TRIALSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang