[18]

22.3K 1.4K 39
                                    

Yita POV

'Syukur syukur syukur sumpah aku bersyukur ka Gilhan nelfon kalo engga gatau deh nasib aku gimana, kenapa coba dia nanyain tentang Ka Gilhan? Kan gaada urusan juga. Tapi lucu sih pas dia liatin aku kayak terpesona gitu duhh gemeesss hahahaha' -batinku.

Aku pergi meninggal ruangan yang tidak aku ketahui itu. Mencoba mengingat jalan mana yang tadi ku lalui tetapi sepertinya aku nyasar.

Apa aku balik lagi ke tempat Yazer?
Ah~ sama saja aku kembali ke kandang singa.
Tapi kalo aku ga nanya? Aku gatau jalan.
Sumpah ini jalan cabangnya banyak.
Ditambah gaada orang yang berlalu lalang.

Tiap jalan selalu mentok alias buntu.
Aku mengingat kembali jalan ke ruangan Yazer tadi.

Tok tok tok

'Semoga dia masih ada.' -batinku-

"Siapa?" ku dengar langkah kaki mendekat.

'Terimakasih, Tuhan.' -batinku.

"Carnel, Carnelita."

'Semoga wajahnya itu tidak seseram tadi.' -batinku-

Greeetttt

"Ada apa? Bukankah tadi kau ingin pergi?"

"Bisa tidak bicara lembut sedikit saja padaku? Aku tidak ingin mencari gara-gara padamu. Tapi....."

Setiap berbicara dengan orang ini selalu saja bikin darah tinggi!

"Tapi apa?" ucapnya judes.

"Tapii hmm aku.. ga tau jalan ke aula." ku tundukkan kepalaku agar tidak melihat matanya.

"Mau gue tunjukkan?"

"Yaiyalah, aku sudah nyasar daritadi. Dan kenapa kau membawaku kesini? Tapi pada akhirnya kau hanya memakiku?" ku tegakkan kembali kepadaku dan langsung berhadapan dengannya dan bisa dibilang sejajar denganku.

"Kau ingin pergi tapi tak tau jalan pulang hmmm?" semakin lama Yazer semakin mendekat ke arahku.

"Hmm bisa dibilang begitu. Tapi..tapi kenapa kau dekat-dekat?" Ku langkahkan kakiku semakin mundur.

"Memangnya gue ga boleh deket-deket?" Yazer semakin maju dan maju.

"Ya boleh tapi ga seperti ini." Tembok! Oh please dia mau ngapain?! Tubuhku sudah bersandar di tembok.

"Ga seperti ini apa? Revo saja boleh. Kenapa aku tidak?" Yazer menatapku sungguh dengan 'sangat' tajam.

"Ka...kau dengan Rev...Revo kan berbeda." Jantungku berdetak tiga kali lipat lebih cepat.

"Apa bedanya? Sebutkan apa bedanya gue dengan Revo?" Yazer terus dan terus menatapku

"Revo selalu bersikap baik kepadaku sedangkan KAU? TIDAK PERNAH!!" Ku bentak dia karena pertanyaannya itu membuatku muak!

"Oh, jadi kau ingin aku bersikap baik hmmm?" Yazer memainkan jarinya di pipiku.

"Ka..kau ini sebenarnya KENAPA??" Dengan segala keberanian ku dorong dia namun tenagaku tidak sekuat tenaganya.

"AKU KENAPA? KAU TANYA AKU KENAPA? HAH?" Awalnya Yazer yang cukup menjauh dan sekarang kembali membuat jarakku dengannya hanya beberapa centi saja. Tangan di kirintmya diletakkan di tembok agar aku tak dapat pergi.

"IYA, AKU TANYA KAU KENAPA??? AKU TIDAK MEMILIKI URUSAN DENGANMU!! TAPI SETIAP BERBICARA DENGANMU AKU SELALU KAU BENTAK!!!" Mataku menatap matanya tajam.

"Baiklah aku tidak akan membentakmu dan maafkan aku." Seketika tubuhnya menjadi lesu dan pandangannya ke arah bawah seakan saat itu juga akan runtuh.

"Kau ini sebenarnya kenapa?" Ku pegang bahunya agar dia tidak terjatuh ke tanah.

Drrrrttt drrttttt

'Pasti telfon dari ka Gilhan.' -batinku-

"Baiklah jika kau tak ingin menjawab, mari kita masuk dan kau akan ku dudukkan." Ku papah dia hingga masuk duduk di salah satu kursi.

"Sebentar, aku ada telfon." ku lihat dia langsung menegakkan badan dan wajahnya seakan menelitiku.

Aku keluar dari ruangan itu dan mengangkat telfon yang sudah sejak tadi berdering.

"Halo, princess disini?"

"........."

"Maaf ka aku tadi sedang bersama temanku."

"........"

"Ada di salah satu ruangan di gedung ini ka."

"........."

"Aku bersama anaknya Mr. Pixer yang tadi ka."

"........."

"Iyaiya jika kaka ingin pulang, pulang saja duluan."

"........."

"Aku tidak ngapa-ngapain ka, sungguh."

"........."

"Oke my prince, see you at home."

Ku tutup telfon dan kembali mendekati Yazer.

"So? Kau kenapa?"

"Aku tidak papa." Yazer menundukkan kepalanya.

"Lihat mataku!!"

Yazer tetap menundukkan kepalanya.

"Ada apa denganmu?" Aku duduk disebelahnya, ku tangkuh wajahnya agar melihat wajahku.

"Aku tak papa." di pejamkan matanya.

"Buka matamu!! Oh Tuhan Yazer, aku tak akan memakanmu, sungguh!" aku mulai frustasi.

"Aku tak papa." Yazer membuka matanya dan dapat kulihat ada rasa sedih dan kecewa disana.

"Baiklah, ayo antarkan aku pulang. My prince sudah otw rumah." ku pegang pergelangan tangannya dan mencoba agar dia segera bangkit.

"Kenapa diam saja? Aku ingin pulang. Ayolah. Gara-gara disini aku tak dapat pulang. Dan tak bisa pulang. Kau harus bertanggung jawab Yazeerrrr." rengekku.

"Duduklah!" satu kata dan langsung aku duduk diam.

"So?"

"Aku antarkan kamu pulang tapi ada 1 syarat. Setuju?"

"Setuju, apa itu?

~~~
7 Desember 2015

Syarat apa hayo?

Besok aku update lagi.
Nah ini udah 'lumayan' panjang kan?
Jangan lupa vommentnya readers ^^

I Am Not Nerd!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang