__________________
"HAPPY READING"
_____________________
Kenangan itu takkan hilang walau pun cahaya itu sudah hilang.
Bila janji itu tak bisa di tepati saat ini maka itu akan menjadi janji di masa yang akan datang.
"Tuhan, kami kehilangan sebuah cahaya yang selalu menerangi kami"
_____________
"maaf menganggu" ucap seorang perawat memasuki ruang rawat Jin.
"ada dokter ingin menyampaikan sesuatu kepada kalian" ucap perawat itu.
Dokter itu masuk dan tersenyum melihat mereka semua.
"saya adalah Dr. Park, saya merupakan dokter specialis penyakit dalam dan saya merupakan dokter khusus yang di datangkan oleh keluarga Kim"
"saya datang kesini atas perintah dari keluarga pasien dan mendapat surat perintah langsung agar menghentikan semua alat bantu pasien Kim Seok Jin" ucap Dokter itu membuka sebuah surat yang di cap langsung oleh ayah Jin.
"andwe" teriak mereka bersamaan.
Mereka menghalangi jalan dokter yang ingin menuju ranjang Jin.
"maaf ini adalah perintah" ucap Dokter itu.
"aku mohon" ucap Jimin.
"jangan lakukan itu" lanjutnya.
"dia akan makin tersiksa bila menunggu pendonor dari mana pun, karena setiap hati dan ginjal harus memiliki kecocokan apa bila tak cocok pasien akan makin menderita" ucap Dokter itu.
"tidak aku mohon, aku yakin aka nada yang cocok, aku bersedia mendonorkan organ ku untuk dia" ucap V
Tiba - tiba ayah Jin masuk dengan beberapa bodyguard.
"tahan mereka dan dokter lakukan tugas mu" ucapnya.
"TIDAK" teriak mereka bersamaan.
Mereka meronta untuk dilepaskan.
Dokter itu melepas satu persatu alat bantu Jin agar bertahan hidup.
"kalian tidak punya hak untuk menglarang ku mengurus anak ku" ucap ayah Jin.
Lelaki itu bersikap dingin dan menatap tajam mereka.
Mereka terdiam saat alat bantu pernafasan Jin di lepas.
Dengungan suara dunyut jantung pun tak terdengar lagi.
"dia sudah di nyatakan meninggal" ucap Dokter itu.
"alat bantu seluruhnya sudah di cabut, detak jantung dan denyut nadi, nihil"
"Kim Seok Jin, 15 November 2015, pukul 14:54"
Mereka menangis sejadi - jadinya saat tubuh Jin di tutup kain putih dan di bawah keluar ruangan dan langsung dibawa oleh ayahnya.
"tidak, Jin hyung" lirih V
"aku mohon" ucap Jimin pelan dengan suara bergetar.
"Jin Hyung" teriak mereka bersamaan.
Mereka mengejar sampai keluar rumah sakit. Tapi mereka terlambat mobil yang membawa Jin hyung sudah pergi dan menghilang.
Mereka hanya bisa terisak.
Mereka terdiam di halaman rumah sakit itu.
Semua orang melihat mereka yang terdiam.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Most Beautiful In Life
FanfictionKebersamaan membuat mereka saling terikat satu sama lain. Tak peduli seberapa kesalahan yang telah di perbuat asalkan selalu bersama semua akan baik - baik saja. Namun siapa sangka kebersamaan itu akan berakhir dengan cepat dan tragis. This story ab...