Chapter 8

356 9 0
                                    

Setelah hari itu, Melati mulai semakin bingung dengan dirinya sendiri "Haruskah ku tetap dekat dengan Delvan atau aku harus menjauh darinya? Entahlah"

Beberapa kali Melati melamun dan berfikir, tapi selalu tak menemukan jawaban. Melati bukan termasuk orang yg terbuka, dia yg justru biasanya jadi pendengar setia saat teman kerjanya berkeluh kesah.

Yasmin semakin menekan Melati dengan 'ancaman'. Bagaimanapun juga, Melati adalah adik dan Yasmin kakak. Jadi, Melati harus menurut pada kakak kembarannya itu. Dia tak ingin melihat bundanya bersedih hanya karena dirinya dan Yasmin bertengkar.

"Udah berapa kali gue bilang, jauhin Delvan." Yasmin membuat keributan dipagi yg indah untuk Melati. Karena hari ini dia libur kerja

"Iya gue tau." Melati tertunduk malas saat mendengar kalimat itu berpuluh kali

"Bagus deh, jadi gue gak capek-capek ingetin lo terus. Nanti temen-temen gue pada mau kesini, termasuk Delvan. Jadi lo dikamar aja atau lebih bagus, lo keluar rumah dulu. Jangan pulang sebelum gue suruh pulang."

"Iya." Melati meneguk airnya yg sudah dituang, dengan malas dia menarik kursi di meja makan dan berfikir sejenak "Apalagi yg harus ku perbuat, Tuhan..bantu aku lepas dari masalah ini. Aku lelah."

Melati lebih memilih keluar dari rumah dan berencana menginap dirumah teman kerjanya yg kebetulan memiliki jadwal libur sama dengannya.

Suara ketukan pintu terdengar

"Iya sebentar."

"Ehhh, hai Mel." Senyum mengembang dipipi Yorine. Aineke Yorine adalah teman kerja Melati, dia lebih suka dipanggil Yorine ataupun Rin saja

"Hehe, sorry Rin gue ngerepotin."
"Gak apa kok Mel, lagi sepi juga dirumah."

"Emang pada kemana orang rumah?"

"Momy lagi ke Jepang, grandma sakit. Daddy biasa, masih ada bisnis di Swiss."

"Pembantu lo?"

"Lagi ada urusan, anak ketiganya mau nikah."

"Sepi banget ya rumah lo."

"Makanya nginep aja sini temenin gue."

"Ini juga kan mau nginep Rin."

"Maksud gue beberapa hari Mel, sampe pembantu atau Momy gue pulang aja. Pliisss." Yorine mencoba membujuk Melati

"Tapi gue bawa baju ganti cuma satu. Gimana dong?"

"Ya...besok kan lo bisa pulang dulu atau nanti malem gitu buat ambil beberapa baju doang sekalian ijin sama bunda lo."

"Hmm..."

"Ayolah Mel, mikirnya jangan kelamaan."

"Eh, gue gak dibolehin masuk nih?"

"Eh iya, ayo Mel masuk. Sekalian jawab dong."

"Iya..iya..nanti malem atau besok pagi gue ke rumah ambil baju lagi."

Saking senangnya Yorine memeluk Melati sangat erat. Hingga Melati bergulat dengan tubuhnya sendiri untuk mencoba lepas dari pelukan maut ala Yorine.

***

Yasmin, Delvan dan teman-teman lainnya sedang mengerjakan tugas dari Pak Toto, dosen Cross Cultural Understanding (CCU). Delvan tak fokus mengerjakan tugasnya. Dia mencoba mencari keberadaan Melati.

"Mel, gue ada di ruang tamu rumah lo nih. Lo dikamar ya? Sini dong." Delvan mengirim bbm pada Melati, tapi ceklis. Ya...Melati sengaja mematikan ponselnya, agar 'liburannya' bisa tenang. Liburannya terbebas dari ancaman Yasmin.

Kemana ya dia? Kenapa sih Mel, lo buat gue gila karena mikirin lo. Padahal besok gue presentasi tugas ini, tapi gue malah gak fokus. Ini semua karena lo, karena lo Mel.

***

"Delvan, kamu gak ikut ngerjain tugas ini?" Pak Toto membentak Delvan ditengah-tengah presentasi Delvan dan teman-temannya. Memang sejak semalam Delvan tak fokus mengerjakan tugas itu. Lalu bagaimana bisa dia mengerti isi materi tugas itu

"Ikut pak, kami ngerjain dirumah Yasmin."

"Lalu, kenapa kamu mempresentasikan terbatah seperti itu? Apa kamu tidak mengerti isi materinya?"

"..."

"Van, lo kenapa sih?" Diego tau, ada yg aneh dengan sahabatnya yg satu ini

"Maaf pak, Delvan lagi gak enak badan. Jadi biar saya saja yg melanjutkan bagiannya." Yasmin mencoba mengalihkan kemarahan pak Toto agar nilai tugas kelompok mereka tidak terancam rendah

Presentasi pun berjalan hambar, tak seperti kelompok lain yg ramai tanya jawab. Semua ini karena Delvan. Kelompoknya hanya mendapat nilai C, yg artinya kelompok Delvan dan teman-teman akan dapat tugas tambahan.

***

"Dorrr"

"Ihh Yorine, apaan sih."

"Lo lagian kenapa ngelamun? Udah 3x dipanggil chef Arsil tau, tapi gak jawab. Akhirnya gue yg dipanggil deh."

"Eh, hehe. Sorry..sorry deh."

"Lo lagi ada masalah ya?"

"Gak kok, hehe?"

"Melati....jangan bohong sama gue. Gue tau lo, udah ayo cerita aja."

Dengan berat hati, Melati menceritakan masalahnya pada Yorine. Mereka berdua berfikir bersama. Beberapa hari mereka sering membahas kelanjutan jalan keluar masalah ini.

***

"Mel, gue ada ide."

"Serius??? Apaan Rin???"

"Sabar Mel, sabar..
Jadi gini, nanti lo temuin Delvan dan lo jelasin kalo Yasmin suka sama dia. Dan saranin ke dia harus kejar Yasmin aja jangan lo."

Plakk

"Aduh Mel, sakit tau kepala gue dipukul."

"Lagian lo, ngasih ide gak waras banget. Kalo gitu sama aja gue bunuh diri."

"Ya kan gue belum pernah suka atau disukain sama cowok."

"Gak percaya gue, lo kan cantik Rin."

"Ya tapi gue kan kutu buku Mel."

"Gak ngaruh Rin."

Perdebatan kecil diantara mereka dapat selesai setelah chef Arsil menyebut nama keduanya, lalu menanyakan masalah yg mereka debatkan.


#Part8
*Ditunggu ya vote atau commentnya

Si Playboy KampusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang