6th.

400 42 88
                                    

After Story: 6

• Calum Hood Point of View •

Gue terdiam. Gak tau lagi harus berbuat apa setelah mendengar semua penuturan dari mulut Elvira.

Jadi selama ini gue salah menduga? Selama ini gue terlalu bodoh untuk menghakimi kesalahannya tanpa sedikitpun perduli apa alasannya?

Selama ini gue menyakitinya?

Setelah menjelaskan semua hal itu, Elvira pergi. Satu tamparan keras dari dia gak menimbulkan efek yang berarti dibanding dengan kata-kata terakhirnya.

She hates me. And thats all my fault.

Gue mematung dengan semua kata-katanya terngiang di kepala gue.

"Enough, huh?"

Gue menoleh dan mendapati Rani menatap gue dengan pandangan tajam.

"Do you happy now? Do you enjoy hurting her? You know you suck, Calum! You really are!" katanya lagi.

Gue gak membalas apapun ucapannya dan membiarkan dia mencaci maki gue. Gue tau ini semua salah gue. Gue hanya terlalu emosi dan gue juga yang menghancurkan semuanya.

"But I still love her. I really do!" bisik gue.

Rani tertawa sarkastik, "Eat that, asshole! Elvira would never come back for you anymore. Is she only a slutty girl for you?"

Gue terdiam lagi. Ya, kata-kata sialan itu keluar dari mulut gue tanpa kontrol. Membuat gue menyakiti hatinya dan pergi dari hidup gue. Apa ini yang Ashton rasain saat pisah sama Rani?

"You're so fucked up, Cal!" kata Michael.

Gue menatap mereka yang perlahan pergi dari hadapan gue. Meninggalkan gue sendiri dengan semua penyesalan sialan yang menghantui fikiran gue.

I really love her. I do. And lose her is the last thing I want to happen in my life.

I swear, this is the worst feeling ever.

—————

















• Luke Hemmings Point of View •

Gue udah dipindahin ke kamar rawat biasa dan dokter juga udah melepas semua alat medis di tubuh gue. Hanya tersisa selang infus dan selang oksigen di hidung gue.

Menoleh ke pintu saat mendengar pintu terbuka dari arah luar. Lantas gue tersenyum melihat siapa yang datang.

Akhirnya.

"Jullya..."

Dia tersenyum menghampiri gue lantas duduk di kursi samping bangkar gue. Dia meraih tangan gue dan menggenggamnya.

"I miss you, shithead!" katanya.

Gue tertawa, "I miss you more. I always dreaming about you in my sleep."

Dia mengernyit, "Dreaming of me?"

Gue mengangguk, lantas menaikan tangan gue ke arah keningnya. Mengusap kerutan di keningnya dan membuat kerutan itu menghilang perlahan.

Gue tersenyum dan sedikit menggeser ke samping.
"I want you to sit here. Come on!"

Jullya mengernyit saat gue menepuk ruang di kasur gue. Ya, gue minta dia duduk di kasur gue.

"It's not allowed, is it?"

Gue memutar bola mata, "Come on just break one rule with me. Then we'll continue break some rules in our life together!"

After Story: a Bands [5SOS]Where stories live. Discover now