8th.

424 38 66
                                    

After Story: 8

• Elvira Azysta Dela Point of View •

"Girls, 2 minutes!"

Menoleh ke pintu studio dan mendapati Lexy berdiri disana.

"So what would you guys up to? I mean, what would you guys sing for the live lounge?" Gregg, salah satu crew BBC Radio 1, bertanya di depan kami.

Kami sekarang emang lagi ada di BBC Radio 1 di Inggris. Ya, minggu lalu dengan kejutan Lexy datang ke apartemen kita dan menyuruh kita buat mengepak barang-barang. Karena kita diundang untuk jadi salah satu bintang tamu di BBC Radio 1.

Tentu aja waktu itu kami gak percaya. Bahkan gue sampe harus nyubit diri gue berkali-kali supaya gue percaya ini nyata. Karena ya Tuhan, ini BBC Radio 1. Radio yang terkenal banget diseluruh dunia bahwa pasti artis yang hebat yang tampil disini. Dan kami, EDGE, diundang untuk tampil dan interview disini. astaga, kami gapunya satupun kata untuk mengungkapkan sesenang apa kami hari ini.

"El?"

"uh?"

Lamunan gue buyar ketika mendapati seluruh temen-temen gue beserta para crew menatap gue. Gue mengerjap dan terkekeh.

"I'm sorry. what did you guys said?" sahut gue.

Dila memutar mata, "I said 'what do you think about a song that would we sing?'. El please, make it quick!"

Gue mengernyit, "Kok nanya gue? Eh?"

Kan keceplosan.

Vee menepuk pundak gue, "This is the drummer's decision day, El!"

Meraih ponsel dan mendapati disana tertulis hari Kamis. Ya, band kami bikin semacan weird-rules yang hanya berlaku bagi kami.

Jadi, ada hari tertentu yang sengaja dibikin buat satu orang. dan hari itu, semua hal akan tergantung sama orang itu. ngerti?
kalo engga biar gue jelasin, jadi gini, misalnya ini hari Kamis, nah setiap hari Kamis bakalan jadi the drummer's decision day yang artinya semua keputusan tentang band akan di serahkan ke gue karena gue drummer di EDGE.

Dila dapet hari Sabtu, Rani dapet hari Rabu dan Vee dapet hari minggu. selain dari hari yang ditentuin, hal-hal tersebut gak berlaku. sekarang ngerti? okay back to naskah.

Gue ngangguk, "Ever Enough by A Rocket to the Moon? would it be perfect?"

Rani, Dila dan Vee langsung ngeliatin gue.
"Why is it sounds like you cant move on?"

Eh anjir anak kampret.
"Fuck!" umpat gue, sambil menggetok kepala Dila. ya, dia barusan yang ngomong. emang anak kampret dia mah.

Pas gue baru aja mau ganti lagunya, Lexy udah nyahut duluan.
"That would be perfect. Make it acoustic and El, take the most part of this song. Sing it with feeling!"

"Mampus kan bener kata gue, lo bakalan di bikin seolah lo gabisa move on dari mantan-lo-yang-superstar-yang-gak-boleh-disebut-namanya itu sama dia." sahut Dila.

Detik awal gue masih gak ngerti, tapi pas gue cocokin makna lagu sama apa maksud Dila tadi, gue ngerti. dan dalam hati gue mengumpat. kenapa gue bego banget milih lagu yang mellow gitu sih?!

"Come on girls, we're live in 5..4..3..2..1..."

Udah telat, gue gak akan bisa apa-apa lagi. mampus deh gue.

"Okay, we're back with our biggest band called EDGE. Its very nice to having a chit-chat with you girls today. how are you?"

Kamera mengarah ke kita dan Dila menggapai mic, "We're hella fine. thanks for having us, tho."

After Story: a Bands [5SOS]Where stories live. Discover now