Perubahan pada diriku.

34 1 0
                                    

Abigail POV
Aku terdiam di depan sebuah bangunan tempat untuk mencari ilmu. Ya, sekolah. Aku melangkah cepat ke kelas. Aku memikirkan Rendy.

Dia, seperti menjauhiku.
Dia, seperti cowo ga peka.

Lebih baik..
Lebih baik jika aku bersikap dingin. Aku akan menjauhinya.

Ingat,..

Karma selalu ada.

Aku sudah terduduk di kursi kayu. Lalu datang target. Aku terdiam. Ya, aku membalas kelakuannya.

"Hei, Abby."
"He..i." aku agak gugup saat melakukan akting ku.
Lagipula, aku sedikit lesu. Aku membuat aktingku menjadi tambah lesu.
"Abby?" Aku diam. Aku sibuk mengerjakan Mtkku. Aku bermuka masam. Aku melihat sekeliling. Mana Fio? Lalu aku berlari ke arah teman sebangkunya, Tom.

"Tom, lihat Fiona?"
"Keluar tadi."
"Makasih infonya."

Aku berlari keluar. Kutemukan seorang cewe blonde sebahu menggunakan bando dengan pita merah muda diatasnya. Ya, Fio.

Aku pun masuk lagi dengan Fio. Aku bahagia punya sahabat seperti ini.

Lalu aku balik ke tempat duduk.
Aku bermuka masam lagi. Malas dengan laki laki ini!

"Abby.." dia menatap mataku tajam. Aku menatapnya takut.
"Apa?" Aku menjawab dengan dingin.

Ya Tuhan, aku tak mau seperti ini lagi!
Aku tak mau melukai hati Rendy!
Tapi mau gimana lagi? Sudah terlanjur!

"Kenapa.. dengan dirimu?"
"Sudah terlambat."
Dia terdiam. "A.. apa maksudmu?"
"Tanya saja sama Fio." Aku berbalik meninggalkan dirinya. Recess time.

Di kantin.

"Aku pergi dulu." aku bilang.
Aku mau melihat, apa yang  dia lakukan setelah aku pergi.
Aku bersembunyi tak jauh dari tempat dudukku. Datanglah Rendy.
"Fio, boleh bicara?"
"Boleh. Apaan, Dy?"
"Kenapa dengan Abigail?"
"Gtw, dia kayaknya sakit hati dengan kamu."
"Oh, btw makasih infonya."

Aku pergi. Aku sudab tak tahan!
Dia menemukanku.

"Abigail.."
"Apa lagi?"
"Kamu.. kenapa?"

Amarahku sudah tak terbendung lagi. Aku.. sakit hati. Broken hearted.

"Kamu tak tau rasanya sakit hati hah?!?"
"Apa.. maksudmu?"
"Kau menjauhiku, Rendy! Aku sebenarnya nyaman denganmu! Tapi kau malah menjauh!"
Dia terdiam.
Sekarang dia tahu, huh.

Lalu dia mengusap tanganku.
"Maapkan aku. Aku.. aku menjauhimu karena.."
"Apa? Apa?!"
"Karena.."
Aku sudah sangat marah.
Aku membuatnya terpental.

Aku.. sedih. Aku menangisi diriku yang egois. Aku tak sengaja melakukan 'peran membahayakan' itu.

Aku menaiki tangga sambil menangis. Biarkan saja!

Tiba tiba..

"Hai, sayang.."
Siapa itu? Aku menoleh.

Sasha!?

"Yuk denganku. Daripada dengan dia..apa dia melukaimu? Dasar cewe bodoh!"

Cewe bodoh.
Perkataan Sasha bergema di hatiku.
Ya. Aku memang cewe bodoh.

Aku sedih bercampur marah. Aku berlari dengan hatiku yang sakit.

Broken HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang