Main Hati

2.8K 90 20
                                    

Aku membuka pintu apartemen hati-hati. Sepi. Begitu aku menutup pintu, aku sudah disambut pelukan dari belakang.

"Sayang, lama banget, udah ditungguin juga."
Aku menoleh Arka, pria yang aku rindukan sudah hampir dua minggu ini. Arka mencium bibirku. Aku menyambut ciumannya hingga leherku terasa pegal karna cukup lama dalam posisi menoleh. Tasku pun jatuh kelantai dan berada disamping kakiku. Arka memutar badanku menghadapnya. Aku meraba wajah tampan didepanku. Mata dengan bulu mata yang panjang, hidung mancung dan pipi halusnya. Ah, aku rindu sekali padanya. Air mataku menetes karna aku merasa rinduku hampir tumpah.

"Kok nangis?" Arka mengelus pipiku.

"Aku kangen." Aku tersenyum diantara airmataku yang meleleh dan dihapus tangan halusnya.

"Aku juga."
Arka memeluk dan mengusap punggungku. Aku berjinjit menyangkutkan daguku dibahunya. Arka menunduk agar aku bisa lebih erat memeluknya.

Aku dan Arka sama-sama melepas pelukan. Aku rindu tatapan matanya yang lembut dan membuat duniaku seperti berhenti berputar.

"Aku cinta kamu."
"Aku juga."

Arka menundukkan wajah lalu bibirnya menyentuh bibirku. Bibirnya yang kenyal mengecup bibirku awalnya pelan. Ketika aku membuka bibirku lidahnya menyusup kedalam mulutku. Ciuman kami bertambah panas dan tanganku menekan tengkuknya untuk memperdalam ciuman kami, sementara tangannya memeluk pinggangku posesif.

Decapan bibir kami mengisi ruang tamu apartemen yang sepi. Arka menggendongku tanpa melepas ciuman. Mengambil nafas hanya disela ciuman. Aku rindu bibirnya. Aku rindu tubuhnya.

Tubuhku tertelentang diranjang begitu Arka membaringkanku. Dengan cepat Arka melucuti pakaianku sambil tetap mengisap bibirku rakus.

"Ahhhh, Sayangggg..." Aku menekan kepalanya ketika lapisan terakhir tubuh bagian atasku sudah dilucutinya. Arka menjilati payudaraku penuh nafsu dan akupun menggelinjang nikmat melengkungkan tubuhku.

"Ahhh, terus sayang, aku kangennn..." aku meracau sambil memejamkan mata merasakan nikmatnya puting payudaraku dihisapnya. Lidahnya bermain disana dan sesekali gigitannya membuatku mengerang.

"Akhhh, Arkaaa, nikmat sayangg..." aku menggila. Arka menekan pantatnya menggesekkan bagian bawah kami yang masih tertutup celana dalam. Aku menggoyang pantatku merasakan penisnya yang mengeras didalam sangkarnya.

Lidahnya menyisir semakin kebawah. Arka menjilat perutku yang rata, dan aku mendesah lagi. Aku tak bisa menahan suaraku. Sudah lama aku tak merasakan sentuhannya. Oh God. Arka menjilat lipatan selangkanganku tanpa membuka kain penutupnya. Kakiku mengejang kurasa. Tangannya mulai menyentuh vaginaku. Dengan sekali tarik, celana dalamku terlepas dan tangannya menyentuh kelembaban disana.

"Akhhhhh." Aku semakin mendesah ketika Lidahnya bermain didaerah vaginaku. Ya Tuhan isapannya disana membuat aku hampir meledak rasanya.

"Arkaaa, ahhhhh..." Aku meremas rambutnya menahan diriku yang serasa akan meledak seketika. Ini belum lagi jika penisnya sudah menembus vaginaku. Pasti akan terasa sesak.

"Aku sudah tak tahan sayanggg, tolong masuki akuuuu...."
Vaginaku disedot dengan lembut dan bertambah rakus. Arka mencecapnya dengan bibir dan lidahnya seperti berciuman dengan bibirku. Aku mengerang nikmat dan meracau tak sabar.

"Akhhhh Arka, Sayangggg, akuuu tak tahan lagiii..." Aku semakin meremas dan menekan kepalanya.

"Sabar, Sayangg..." Arka menarik tanganku kearah penisnya. Aku mengelus batang kemaluannya itu dan meremasnya. Ya Tuhan aku sudah tak sabar memasukkannya kedalam vaginaku. Tapi aku harus adil pada Arka, aku menjilat batang itu seperti menjilat es krim. Memainkannya didalam mulutku hingga rasanya menyentuh langit-langit mulutku.

"Ahhhh, Sayangggg terus yang..." Arka mengerang apalagi ketika aku menjilat ujung penisnya yang seperti jamur, kaki Arka mengejang.

"Ahhhh...." kulihat Arka memejamkan matanya. Aku merayap naik keatas tubuhnya. Mengecup bibirnya rakus. Arka membalik tubuhku dan membuat aku berada dibawah tubuhnya. Arka mengecup bibirku lagi. Tangannya membuka pahaku lebar-lebar dan mulai memasukkan penisnya ke dalam vaginaku. Aku memejamkan mata merasakan kesesakan sebelum ia mulai mendorong tubuhnya semakin dalam memasukiku.

"Ahhhh, Arka ini nikmat sekali, ahhhh..." aku menggoyang pinggulku mengikuti irama Arka yang menekan dan menenggelamkan penisnya kedalam milikku. Aku menekan pantatnya dengan paha terbuka lebar.

"Ahhhh, Cilaaaaa...ahhhh, kamu makin menyempit saja sayang..." Penis Arka memompa vaginaku dengan dengan cepat dan vaginaku menjepit penisnya dengan kuat sambil menggoyang pinggulku berlawanan arah.

"Ahhhhh, aku hampir sampaiiii, lebih cepatttt sayangggg..."
Arka mendorong pantatnya turun naik semakin cepat ketika aku benar - benar meledak.

"Akkkhhhhhhh, Arkaaaaaa....." Aku sampai ketitik nikmat. Kepalaku rasanya mendadak ringan.

"Akuuu sebentar lagi sayanggg," Arka mengerang dengan hentakan yang semakin cepat dan tak lama meleburkan cairan hangat didalam rahimku. Arka menekan pantatnya menenggelamkan miliknya lebih dalam kemilikku.

"Aahhhhhhhhhhhh....." Arka jatuh diatas tubuhku dan aku memeluknya erat. Arka mengangkat kepalanya,mengecup kening dan bibirku.

"Aku mencintaimu." Arka mengucapkan cinta dan aku menangis.

"Kenapa menangis, sayang? Kamu nyesel?"

Aku menggeleng.

"Kamu lama banget gak datang ke aku, sayang, apa kamu lebih mencintainya?"

Arka mengelus rambutku. Tak ada jawaban. Dia seperti menerawang. Kadang aku begitu cemburu ketika aku merindukan sentuhannya dan terbayang dia menyentuh wanita lain.Wanita yang tidak lain adalah isterinya. Sedangkan aku ini bisa disebut simpanannya. Aku sering sekali menangis karna aku merasa berdosa.

Salah orang tuanya kenapa menjodohkan dan melamar wanita itu tanpa persetujuannya. Ketika orang tua Arka sudah melamarkan wanita itu, Arka baru mengatakan dia sudah punya pilihan walaupun tak pernah dikenalkan. Nasi sudah menjadi bubur.

Orang tuanya tak mungkin membatalkan pernikahan. Dan aku sempat pergi dari hidupnya. Tak disangka kami bertemu lagi disebuah restoran favorite kami. Saat itu aku merindukannya dan dia juga sedang merindukanku. Akhirnya kami tak dapat mengelak kalau kami masih saling mencintai dan saling merindukan. Dan kamipun menjalin cinta terlarang dibelakang isterinya.

Apartemen yang aku tinggali adalah apartemen yang disewakannya untukku. Dia bisa datang dan pergi kapanpun dia mau, sedangkan aku harus selalu menunggu. Terkadang aku tak ingin seperti ini. Tapi inilah hidupku. Keliru. Aku tahu tapi tak bisa melepaskannya. Entah sampai kapan?

&&&&&&&&&&&&&&&&&&&
07-01-16 (penulisan)
10-01-16 (publish)
Cerita pertamaku.
Maaf kalau banyak kekurangan.
18++

KeliruTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang